🌺 4.Tiup lilin

131 69 15
                                    

Happy reading

Kuy langsung baca saja ok!

🍃🍃🍃

Vira mengedarkan pandangannya di sekitarnya mencoba mencari keberadaan seseorang yang akan ia temui. Kemudian ia menangkap seorang gadis yang wajahnya sangat mirip dengannya dengan rambut panjang yang tergerai, sedang menatap keluar jendela.

"Sedang lihat apa?" Tanya Vira seraya melihat arah pandangan Vina.

"Eh, tidak ada kok" katanya kemudian tersenyum saat melihat Vira.

Vira kemudian melihat satu persatu isi dari paper bag yang dia bawa. "Nih buat lu" katanya sambil memberikan paper bag pada Vina.

"Makasih. Tapi maaf aku tidak memberikan mu hadiah" kata Vina sedikit menyesal karena tadi sebelum ia datang ke kafe dia tidak sempat membeli hadiah buat kembarannya itu. Ya hari ini adalah hari ulang tahun mereka berdua yang ke 17 tahun.

"Tapi aku sudah memesan sesuatu yang spesial buat kita" kata Vina sambil tersenyum lebar.

"Vin, hidup lu memang menyedihkan!" Kata Vira sambil tersenyum miring.

"Lu tau ini kan?" Lanjut Vira seraya memperlihatkan video yang ada di ponselnya.

Vina terkejut saat melihat video dirinya. Dada Vina terasa sesak dan tubuhnya mulai gemetar. "Sudah cukup!, Tolong matikan video itu" kata Vina sambil menutup kedua telinganya.

Vira langsung mematikan video itu ketika melihat reaksi sodara kembarnya itu yang sedikit terguncang saat melihat video itu.

"Seperti janji gue kemarin, gue akan mengurus semuanya" sambil tersenyum miring. Vira sudah bertekad untuk membalas perbuatan mereka yang sudah mem-bully saudara kembarnya itu.

"Jangan Vir" kata Vina lirih.

"Sudah. Lu mending tenangin diri dulu dengan tinggal dengan Ibu" kata Vira tegas kemudian melihat badan Vina yang masih gemetar.

"Nih minum dulu" sambil menyodorkan minuman yang mungkin dia pesan sebelum Vira datang. Kemudian menepuk beberapa kali bahu Vina, mencoba menenangkan.

"Ini kue yang anda pesan" ucap seorang pelayan kafe seraya menaruh kue itu di atas meja. Di atas kue itu ada tulisan Happy birthday Vira & Vina kemudian sudah terpasang juga lilin dengan angka 17 di atasnya.

"Vin mending kita tiup lilin" kata Vira seraya menyalakan lilin itu dengan pemantik api yang tadi pelayanan itu berikan bersama dengan kue ini.

"Oke, kita mulai"

Tapi saat Vina sedang Make a wish Vira mulai menghitung mundur. "Tiga, dua, satu" ucapnya sebelum ia meniup lilin itu.

Vina di buat melongo oleh Vira yang meniup lilin nya sendiri, seharusnya mereka meniup lilin bersama. Vina menggelengkan kepalanya seraya tersenyum melihat sodara kembarnya itu yang tersenyum lebar. "Aku berdoa supaya kita selalu bahagia dan tidak akan terpisah lagi" batin Vina.

"Gue berdoa semoga kesedihan mu cepat berlalu. Dan gue berjanji akan membalasnya" batin Vira.

🌺🌺🌺

Vira sedang duduk santai di pinggir kolam. Dia sekarang sedang memikirkan bagaimana cara untuk membalas dendam kepada mereka sambil memakai snack yang sedang dia pegang.

"Vina! Vina!" Terakhir Tiara ibu tirinya memanggil manggil nama saudaranya itu.

"Vina! Kalau di panggil langsung datang! Eh kamu malah santai santaian di situ" sentak Tiara marah.

Vira terus memakan keripik kentang nya itu dan menghiraukan teriakan ibu tirinya itu.

"VINA!" Teriak Tiara penuh emosi kemudian berjalan ke arah Vira berada sebelum dia menjewer telinga Vira keras.

"Aaa sakit" teriak Vina saat telinga nya di jewer.

"Makanya kalau punya telinga di pake!" kata Tiara geram kemudian memperkuat jewerannya. Hingga membuat Vira meringis kesakitan.

"Cepet belikan bahan-bahan ini sekarang!"

"Kenapa harus Vina yang beli. Kenapa gak dia aja yang beli" kata Vira sambil menunjuk Raya yang sedang duduk di ayunan, yang berada tidak jauh dari area kolam renang dengan dagunya.

"Seharusnya kamu tau diri. Posisi kamu di rumah ini" sentak Tiara.

Vira pasrah, kemudian menerima catatan kecil itu. Ya, dia tau betul kalau keberadaan nya di sini memang tidak di inginkan oleh mereka. Benar-benar menyedihkan.

🌺🌺🌺

Vira sudah membawa beberapa kantong plastik di kedua tangannya. Ya barusan dia baru saja membeli beberapa buah dan sayur di pasar. Vina melihat kantong plastik yang ada di tangannya itu kemudian menghembuskan nafas panjang sebelum ia kembali berjalan menuju rumah.

"Hai, sini biar aku bantu bawa" katanya kemudian merebut kantong plastik yang Vira pegang di tangan kanannya.

Vira sepontan langsung menengok kesebelah kanan mencoba melihat siapa orang itu. Vira melihat Fajar yang sedang melihat isi kantong plastik tersebut kemudian berkata. "Habis belanja di pasar yah?" Tanyanya kemudian tersenyum.

Vina menautkan kedua alisnya heran. "Ngapain lu di sini?"

"Lu ngikutin gue yah?" Tuduh Vira pada Fajar karena sudah beberapa kali dia selalu datang di situs yang tidak terduga.

Fajar tersenyum sebelum dia berkata. "Aku ngikutin kamu?" Kata Fajar berbalik bertanya kepada Vira.

"Kamu gak lupa kan? Kalo aku juga tetangga kamu?"

Vina memutar bola matanya malas kemudian memberikan semua kantong plastik yang sedang dia pegang. "Nih sekalian bawa semua" katanya.

"Tumben belanjaan nya banyak banget" ucap Fajar seraya mengimbangi langkah Vira.

"Disuruh nenek lampir"

Fajar tertawa saat mendengar perkataan Vira barusan. "Sejak kapan kamu jadi pengumpat"

Vira berdecak kesal kemudian merebut kantong plastik yang sedang Fajar pegang. "Dah sana pergi" usirnya sebelum dia masuk kedalam gerbang rumahnya.

Fajar tersenyum melihat Vina masuk kedalam rumah nya. Fajar sedikit heran dengan tingkah teman masa kecilnya itu, yang sedikit berbeda. Mungkin karena kejadian itu? Dia sedikit tegar dan dingin?

🌺🌺🌺

Soo mau lanjut?
Kalo mau lanjut langsung skip aja oke. Tapi jangan lupa buat tinggalkan jejak terlebih dahulu.

Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang