🌺 3. Kebenaran Vina dan Vira

146 74 15
                                    

Kuy langsung aja baca, gak usah pikiran panjang.

Happy Reading.

🍃🍃🍃

"Aaaaa" teriak Vina saat Rayna menyiram wajahnya menggunakan air keras.

Rayna dan kedua temannya itu tertawa puas atas tindakannya itu.

"Ini hanya air biasa lu takut?" Kata Rayna kemudian tertawa lagi.

"Kalian ngapain Vina!" Kata Fajar, cowok yang menarik Vina dari balkon yang dia kira Vina akan bunuh diri.

"Lu gak usah ikut campur!" Geretak Rayna.

"Atau gue laporkan pada guru tentang perbuatan kalian?" Ancam Fajar pada mereka.

"Ini belum selesai" gumam Rayna sebelum ia pergi dengan kedua temannya.

Fajar berlari menghampiri Vina "lu gak papa?" Tanya Fajar memastikan bahwa Vina tidak terluka. Kemudian menyodorkan sapu tangan kepada Fina.

Vina mengambil sapu tangan itu kemudian ia pakai untuk mengusap wajahnya yang basah terkena air. "Gue gak papa. Dan jangan ikut campur dengan permasalahan gue" kata Vina sambil melirik Fajar kemudian pergi.

🌺🌺🌺

Vina melangkah kan kakinya menyusuri jalan trotoar, kemudian langkahnya terhenti saat mendengar ada yang memanggil namanya. Vina berbalik arah mencoba melihat siapa orang yang memanggilnya tadi.

"Kamu Vina kan?" Tanya laki-laki yang usianya tidak jauh dari umur ayahnya. Vina melihat orang itu datar.

"Saya Rudi dari kepolisian, kamu masih ingat saya bukan?" Tanya Pak Rudi mencoba mengingatkan. Vina hanya mengedipkan beberapa kali matanya, tanpa ekspresi.

"Kita pernah bertemu beberapa kali di rumah sakit" katanya lagi.

"Oh, mungkin kamu sudah lupa"

"Kamu sudah berangkat sekolah sekarang? Apa ada masalah?" Tanya Pak Rudi.

"Tidak ada" jawab Vina singkat.

"Saya merasa lega sekarang, kamu sudah mulai berbicara lagi" kata Pak Rudi seraya tersenyum.

"Sudah kah kamu pindah kelas atau sekolah?"

Vina melirik Pak Rudi dengan jengah. Karena Pak Rudi terlalu banyak bertanya padanya tentang permasalahan itu.

"Lupakan saja, kenapa dengan sekarang?" Tanya Vina.

"Saya melihat, sesuatu terjadi lagi. Kalo ada masalah kamu bisa langsung menghubungi saya, kamu masih menyimpan kartu nama saya bukan?"

Vina hanya menggelengkan kepalanya. "Ya sudah, saya berikan lagi kartu nama saya dan kalau ada masalah langsung hubungi saya oke?" Kata Pak Rudi seraya memberikan kartu namanya.

Setelah menerima kartu nama Pak Rudi ia langsung pergi begitu saja.

🌺🌺🌺

Vina membawa beberapa paper bag di kedua tangannya. Ya dia habis berbelanja beberapa pakaian di mall tadi. Sekarang dia mampir ke kafe dimana ia akan ketemuan sama Vina yang asli.

Dia melihat kearah atas melihat papan nama kafe tersebut sebelum dia masuk kedalam kafe. Dia mengedarkan pandangannya di sekitarnya mencoba mencari keberadaan seseorang yang akan ia temui. Kemudian ia menangkap seorang gadis berambut panjang yang tergerai, sedang menatap keluar jendela. Ya, dia adalah Vina Kalista. Vina yang asli dan dirinya hanyalah berputar-pura menjadi Vina untuk beberapa hari berikutnya.

Flash back

Tiga hari yang lalu

Vira berjalan santai sambil memainkan ponselnya. Vira mendengar suara langkah kaki dari belakang. Ia kemudian berhenti berjalan dan seketika itu suara langkah kaki itu tidak terdengar lagi. Ia menengok ke belakang mencoba melihat seseorang orang yang ada di belakang nya tersebut. Tapi tidak ada satupun orang di sana.

Vira kemudian berlari mencoba bersembunyi dari orang yang mengikutinya tadi. Dan ternyata benar ada seseorang yang mengejarnya dari belakang. Vira kemudian bersembunyi dan mencoba menangkap basah orang yang mengikutinya.

Vira melihat orang yang dari tadi mengikuti nya. Ia keluar dari tempat persembunyian nya kemudian mengunci tangannya dari belakang.

"Siapa lu? Berani-beraninya lu ngikutin gue!?" Kata Vira seraya memperkuat kunciannya.

"Aaa... Lepasin, ini aku Vina" katanya sambil meringis kesakitan.

Vira melepaskan tangannya kemudian membalikkan badan dia mencoba melihat wajah cewek itu apa benar dia itu Vina apa bukan.

Vira memutar bola matanya kesal. "Ngapain lu ngikutin gue?"

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud" katanya.

"Aku..." Kata Vina terhenti.

"Kenapa?"

"Aku mau minta tolong sama kamu. Bisa tidak kita bertukar posisi untuk beberapa hari" kata Vina berharap permintaannya di setujui.

"Gue gak mau" kata Vira kemudian berbalik badan mencoba pergi.

Vina kemudian memegang tangan Vira ketika dia melihat Vira akan pergi. "Please kali ini saja. Aku mohon Vir, aku ingin ketemu sama Ibu" kata Vina memohon supaya permintaan di setujui oleh Vira.

Vira kemudian melihat kembarannya itu yang saat ini sedang memelas kepadanya. "Mungkin dia sangat merindukan ibu" batin Vira.

"Baiklah, kita akan bertukar posisi untuk beberapa hari kedepan"

Vina tersenyum lebar saat Vira menyetujui permintaannya untuk bertukar posisi.

Vira juga ingin melihat Ayah kandungannya. Pasalnya dia tak mengenal jauh sosok Ayahnya itu. Vira hanya bisa melihat dari kejauhan dan tak pernah berbicara sedikit pun kepada Ayahnya.

🌺🌺🌺

Jangan lupa vote end comment yah. Kalian tau kan cara menghargai sebuah karya 😉

Kuy langsung aja skip buat baca part berikutnya.

Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang