Alasan

1K 58 0
                                    

"Pagi sayaaang" ucap Daffa menyapaku saat aku membukakan pintu

"Pagi" ucapku

"Berangkat yuk" ajaknya

Aku mengangguk dan lansung mengambil tas lalu menutup pintu.

"Semalem kamu ngapain aja" tanyanya, sambil membukakan pintu mobil

Aku diam menunggu dia masuk

"Rea" Panggilnya

"Mikirin kamu" ucapku

"Kenapa dipikirin?" tanyanya lagi

"Ga tau, kepikiran aja" ucapku

"Kalau kamu terus-terusan curiga ke aku, nyari tau hal yang gak penting, sama aja kamu sendiri yang bikin hidup kamu gak tenang, kan aku udah jelasin semuanya ke kamu, tinggal kamu percaya aku atau enggak, lagian aku juga udah bilang ke Nana kalau dia salah liat, dan dia ngerti" ucap Daffa

"Aku liat foto tangan kamu di feeds ignya Sera" ucapku akhirnya

"Kamu follow sera? Sejak kapan?" tanyanya

"Gak penting Daf, kamu tinggal jawab aja iya atau gak?" ucapku

"Gak mungkin itu tangan aku, lagian aku gak pernah foto sama dia kalo gak bareng anak-anak BEM" ucapnya

"Kamu bohong Daf" ucapku dalam hati

"Udah deh, bahas yang lain aja, kamu mau sarapan apa?" tanyanya

"Bubur aja" ucapku

"Oke siap tuan putri" ucapnya

Sepanjang perjalanan, sampai makan tadi, aku belum ada selera untuk fokus bicara sama Daffa. Mungkin kah Daffa selingkuh? Lagi-lagi bayangan itu muncul di kepala ku, hingga mobil Daffa berhenti di depan kampus kami.

"Re, inget gak waktu dulu aku nembak kamu?" tanya Daffa tiba-tiba

"Inget" ucapku, siapa juga yang bakal lupa, itu salah satu momen paling membahagiakan sepanjang hidupku. Tapi aku malas menceritakannya

"Kamu itu berharga dihidup aku Re, aku gak mungkin menukar kamu dengan wanita lain" ucapnya

"Iya Daf, aku tau" ucapku berbohong

"Udah ya, kita baikan" ucapnya

"Kamu udah dapet judul buat skripsi nanti?" tanya Daffa

"Udah" jawabku

"Kamu mau ngambil disiplin ilmu apa?"tanya nya

"THT" jawabku

"Judulnya?" tanyanya lagi

"Rahasia" ucapku

"Kamu gak tanya aku balik?" ucapnya

"Kamu udah punya judul?" tanyaku akhirnya

"Udah"

"Ngambil disiplin ilmu apa?" tanyaku

"Pengennya sih Saraf tapi nanti gak bisa sama kamu" ucapnya

"Dasar Bucin" ucapku, dia emang selalu bisa bikin aku luluh, atau akunya yang terlalu lemah?

"Gapapa, kan bucin ke pacar sendiri" ucapnya sambil mengacak-acak rambut ku

"Huh dasar, rambutku jadi rusak lagi nih" ucapku

"Sini-sini aku benerin" ucapnya sambil menata lagi rambutku.

"Dah beres, cantik" ucapnya lagi

"Makasih" ucapku sambil senyum ke arahnya.

"Sama-sama, yuk turun" ajaknya

Aku pun mengangguk dan membuka pintu mobil, lalu menutupnya lagi dan berjalan di samping Daffa.

"Daf, kalo kamu mau ambil ilmu Saraf aku gapapa kok, kan kita mau penelitian, kalo kamu gak tertarik ke THT yang ada kamu bisa lama lulusnya"ucapku

"Beneran?" tanyanya

"Iya sayang, udah gapapa yang penting kita bisa lulus bareng, pokonya nanti saling bantu aja" ucapku

"Makasih ya Re" ucapnya.

Aku mengangguk.

Kalau kemarin santai, hari ini udah mulai sibuk nih, kuliah dari pagi sampai sore, ya semoga aku gak tepar,  urusan Daffa sama Sera udah selesai,  dan Aku percaya Daffa.

------------------------------------------------------------------------

Jangab lupa voment :)

SETELAH PUTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang