Cerita Nana

1.6K 72 0
                                    

"Daffa kenapa Na?" tanyaku antusias

"Tapi setelah gue pikir-pikir mending ntar aja deh pas udah nyampe, nanti lo jadi ga fokus lagi" ucap nya

"Nana, kalo lo ga cerita yang ada gue kepikiran tau, malah jadi ga fokus, ayo cerita sekarang" ucapku

"Oke, gue yang nyetir, lo duduk disini" ucapnya, aku pun mengiyakan dan bertukar posisi

"Jadi gimana Na? Kenapa Daffa?" ucapku

"Daffa pacar lo itu udah gak bener Re, gue kan abis pulang dari perpus tuh, diem-diem gue liat Daffa sama sekrenya si Sera tau kan?" ucapnya, aku mengangguk

"Dia berduaan di Cafe deket kampus, mesra banget lagi, gue gak pernah tuh liat Daffa kaya gitu ke cewe selain lo" ucap Nana

"Enggak Na, Daffa gak mungkin gitu, paling mereka ada rapat terus yang lain belum dateng kali" ucapku

"Gue serius, gue liat bener-bener mereka lagi ngobrol, gak bahas rapat sama sekali Re, please lo percaya gue deh, gue gak boong sumpah" ucap Nana

Aku percaya Nana, tapi aku juga percaya Daffa gak mungkin ngapa-ngapain dibelakang aku.

"Iya Na gue percaya lo, kalo memang lo benar suatu saat gue pasti temuin buktinya"ucapku

Gak mungkin juga aku bilang gak percaya ke Nana, walaupun hati aku masih ragu.

Aku dan Nana sudah bersahabat dari SMA, sebelum aku kenal Daffa, kita kenal karena dulu satu kelas waktu sekolah. Nana support hubungan aku banget sama Daffa, beberapa kali tiap aku berantem sama Daffa pasti dia juga bantuin kita buat baikan. Dan gak mungkin juga Nana bilang yang enggak-enggak kalo bukan kenyataan kan?

Udahlah, otakku makin pusing, aku gak mau membebani pikiranku yang udah tersita semalaman untuk memikirkan judul skripsi. Kalau memang Nana benar pasti Allah tunjukin siapa Daffa sebenarnya.

Setelah percakapan ku tadi dengan Nana aku hanya diam, pikiranku kosong, benar-benar kosong, hingga Nana menepuk pundakku, dan bilang kalau kita sudah sampai.

"Udah lah Re, gue lupa lo gampang kepikiran, tau gitu gue gak cerita tadi" ucapnya

"Gapapa Na, nanti gue tanyain Daffa biar semuanya jelas" ucapku akhirnya

"Oke deh Re, gue pulang dulu ya, lo hati-hati di Rumah" ucapnya

Aku dan Nana memang anak rantau, tapi kami berdua memilih untuk tinggal di Rumah dari pada ngekos, alasannya ya karena rumah lebih nyaman, dan kalau keluarga berkunjung bisa lebih leluasa. Tapi ya kekurangannya, kadang suka sepi gitu sendirian, paling kalau bosan aku main ke rumah Nana.

Setelah masuk rumah, aku langsung menghempaskan diri di kasur, padahal hari ini baru hari pertama masuk blok baru tapi rasanya semua begitu menguras pikiran, untungnya aku sudah mempersiapkan rancangan skripsiku saat liburan kemarin, meskipun judulnya belum tentu Acc, tapi setidaknya itu bisa membuat aku sedikit tenang.

Aku melirik jam, kayanya rebahan sebentar enak deh, tapi kayanya kurang produktif, aku pun membuka beberapa video tutorial penyusunan skripsi di youtube, asyik juga.

Dan tiba-tiba aku ingat lagi cerita nana, mungkin aku harus telpon Daffa sekarang, kayanya dia juga udah selesai rapat, atau mungkin masih, entahlah. Aku jadi bingung

Telpon gak ya?

------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa voment ya guys:)

SETELAH PUTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang