Jadi nyamuk

1K 69 2
                                    

Nana bilang hari ini dia mau beli baju, ya biasalah tiap bulan aku dan Nana emang sering shoping bareng, yang bikin kaget adalah dia bilang mau bawa calon suaminya juga, bener-bener niat tuh anak bikin aku jadi nyamuk.

"Ayolah Re, gapapa ya kak Kemal ikut, lagian kan gue bentar lagi nikah, kalo gue beli baju yang dia gak suka kan ga enak Re" ucapnya sambil membuka kaca spion

"Iya iya deh terserah lo" ucapku, lalu masuk ke dalam mobil.

"Terus juga kan ga mungkin gue berduaan sama dia, makanya gue ajak lo" ucap Nana

"Iya Na, iyaa" ucapku

Beberapa menit kemudian mobil Nana telah sampai di Rumah kak Kemal. Gak pake lama, Nana langsung bertukar tempat dengan kak Kemal.

"Eh ada Rea" ucapnya, ku kira dia tidak mengenaliku.

"Iya kak, aku diajak Nana, biar ada temen katanya" ucapku

"Masih sama Daffa?"tanyanya.

"Aduh kak, kan udah gue bilang jangan bahas Daffa" ucap Nana

"Sorry Re" ucapnya

"Gapapa kok kak, aku udah putus sama Daffa" ucapku

"Katanya bentar lagi mau wisuda ya?" tanya kak Kemal

"Iya dua blok lagi"ucapku

"Nana orangnya gimana sih Re?"tanyanya padaku

Nana melirikku sekilas, aku tau isi kepalanya. Ia memintaku untuk mengatakan yang baik-baik tentunya, siapa juga yang akan menjelekkannya? Nyatanya Nana adalah sahabatku yang paling setia.

"Ya kaya yang kakak lihat, Nana tuh apa adanya" ucapku

"Tuh kan kak, aku tuh gak fake" ucap Nana

"Ceritain dong masa-masa SMA waktu Nana suka sama aku diem-diem" ucap kak Kemal.

"Udah Re, gak usah, gue udah cerita, nanti yang ada dia kesenengan" ucap Nana

Aku yang mengira kak Kemal begitu kaku, ternyata salah, dia receh juga dan humble, sepanjang perjalanan kami bercerita dan mereka tidak menjadikanku nyamuk.

"Sampe nih" ucap kak Kemal yang berhenti disebuah butik. Lumayan juga koleksinya, kalo diliat dari luar, ya semoga aja banyak yang cocok biar kita gak muter-muter lagi dan pulang lebih cepat.

Semenjak berhijab aku dan Nana memang lebih sering belanja online daripada ke butik, ya karena kami memang nggak ada waktu untuk sekedar belanja.

"Bagus gak Re?" tanya Nana sambil menunjukkan gamis pilihannya

"Bagus, cocok sama karakter lo, coba tanya kak Kemal aja" ucapku

"Bagus gak kak?" tanya Nana

"Bagus, pilih lagi yang kaya gini aja Na" ucap kak Kemal

Jadi gini ya rasanya jadi nyamuk? Ngalamin juga apa yang Nana rasain tiap kali aku pergi bareng Daffa, untungnya mereka juga menganggap kehadiranku. Sementara aku dulu suka lupa kalo ada Nana, maafin aku ya Na.

"Udah gak ada yang ketinggalan kan?" tanya kak Kemal saat kami memasukkan belanjaan ke mobil.

"Ga ada kak" ucapku, diikuti anggukan Nana

"Ya udah yuk" ajaknya

Diperjalanan seperti biasa, kami mengobrol.

"Re, mau aku kenalin ke sepupu ku gak? Siapa tau tipe kamu" ucap kak Kemal

"Ga usah kak" ucapku buru-buru, entah rasanya aku malas mengenal orang baru lagi, atau memang aku sedang menyukai satu orang?

"Haduh, buru-buru amat Re, coba aja dulu kenalan, siapa tau jodoh" ucap Nana

"Iya Re, sepupuku juga dokter loh, udah praktek malah" ucap kak Kemal

"Tuh Re, cocok tuh sama lo, katanya mau cari yang sama-sama dokter, biar saling ngertiin kan?" tanya Nana

"Ya udah boleh kak, kapan-kapan tapi ya, mau fokus skripsian dulu" ucapku.

"Siap deh" ucapnya

"Sepupu kamu yang mana emang kak?" tanya Nana

"Ada, Anaknya pakde ku" ucap kak Kemal

"Siapa namanya kak?" tanyaku

"Reyhan" ucap kak kemal

Reyhan? Dokter Reyhan?

------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa voment guys:)

SETELAH PUTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang