Nikah yuk

1.1K 173 41
                                    

"Minjuuuuuu, main yuk." Suara panggilan dari luar rumah Minju terdengar cukup lantang. Seperti halnya anak kecil yang ingin mengajak temannya main, itulah yang baru saja Jaemin lakukan untuk menarik perhatian Minju. Aduh, ada-ada saja.

Semenjak selesai liburan, hubungan Jaemin dan Minju semakin membaik. Mark juga tidak mengganggu mereka lagi, entah kenapa dan bagaimana.

Minju membuka jendela kamarnya. Melihat sekeliling mencari siapa pemilik suara yang mengajaknya main tadi. Ah, Minju lupa kalau jendela kamarnya mengarah ke halaman belakang bukan depan rumah.

"Minjuuuuuu." Panggilan itu kembali terdengar, bahkan lebih lantang lagi.

"Iyaaaa, mau apaaa," sahut Minju sembari berjalan mendekat ke arah pintu depan.

"Mau ajak pacaraaan."

Keduanya tertawa. Minju membuka pintu rumahnya dan memanggil Jaemin, "Ayooooo."

Jaemin tertawa lagi. Ia segera menghampiri Minju dengan sebuah bungkusan makanan di tangannya.

"Iniiii, buat kamuuuu," ucap Jaemin masih dengan nada bicara anak kecil.

"WOY, GELI BANGET LO BERDUA. JANGAN PACARAN DISINI AH, PERGI SANA, HUSH." Siapa lagi kalau bukan Jeno. Jeno memang menyukai adiknya berpacaran dengan Jaemin. Namun, kalau dalam hal seperti ini ia muak melihatnya. Bukan apa-apa, pasalnya ia tidak bisa melakukan hal yang sama.

"Kakaaaak. Mau gaaak?" tanya Minju mengikuti suara Jaemin sembari menyodorkan makanan yang diberikan Jaemin tadi ke arah Jeno.

Jeno mengelus dadanya. "Mau punya pacar juga," gumamnya sedih.

Minju dan Jaemin tertawa.

"Jen, mau ikut jalan?" tawar Jaemin.

Jeno menoleh bingung, begitu pula dengan Minju.

"Ngapain ajak-ajak gue? Ogah ah. Nanti gue jadi nyamuk, terus pulang-pulang muntah gara-gara kelamaan liat alaynya kalian," jawab Jeno.

"Gue mau ajak Minju ke bazar makanan di ujung jalan sana. Gue ngajak lo juga bukan biar jadi nyamuk dodol. Gue denger Siyeon lagi jualan juga disana. Siapa tau lo mau modus, kalau ogah si gak usah, biar gue berduaan sama ayang mbeb. Ya gak, Nju?" jawab Jaemin panjang lebar.

Minju hanya mengangguk mengiyakan.

"OKE! TUNGGU GUE, JANGAN KEMANA-MANA!" Jeno berlari terbirit-birit ke kamarnya. Mungkin ingin mengganti celana karena tadi ia hanya memakai celana pendek ala rumahan.

* * *

Kini, mereka bertiga sudah sampai di bazar makanan yang tadi Jaemin bilang. Jeno gelisah, ia melirik kesana-kemari untuk mencari Siyeon seorang.

"Mana doi gueeeee," rewel Jeno.

"Telepon aja kenapa sih. Jadi cowok tuh harus berani dong," ujar Minju.

Jeno menatapnya malas.

"Ya udah, Jen. Gue sama Minju mau keliling dulu ya. Berdua. Kalau lo lupa jalan pulang tunggu aja di tukang mainan." Jaemin menggandeng tangan Minju.

"Lo kira gue bocah lima tahun?!"

Sayangnya, omongan Jeno sama sekali tidak direspon oleh siapapun. Poor Jeno.

"Lapar gak, yang? Kalau lapar kita beli makanan," ujar Jaemin.

"Lapar gak lapar ya tetep beli makanan lah, Jae. Ngapain kita pergi ke bazar makanan kalau gak beli makanan?" jawab Minju.

LITHE | JaeminjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang