May I?

1.2K 203 81
                                    

Minju menghela nafasnya. Entah kenapa, ia merasa malas untuk membuka hp-nya. Tentu saja karena grup baru yang dibuat Haechan. Minju agak kesal dengan Heejin yang sering mencari perhatian dari Jaemin.

"Jadi, kamu cemburu?" goda Yuri.

Minju menggeleng. "Gak gitu ... tapi, kaya geli aja. Cari perhatiannya kaya anak kecil. Tapi ini bikin jijik, bukan gemes."

Yuri tertawa. "Udah-udah. Biar gak kesel, gak usah buka grupnya aja dulu."

Minju menganggukan kepalanya.

"Eh, Nju. Ada Hyunjin, aku keluar dulu, ya."

* * *

"Minju!" panggil Jaemin saat Minju baru saja berdiri.

Minju menoleh dan memasang raut wajah yang artinya "Apa?"

"Sibuk gak sekarang?" tanyanya.

Minju menggeleng. "Gak ada tugas, gak sibuk."

Jaemin berdiri dan tersenyum. "Bagus! Temenin gue, ya."

Minju menaikkan sebelah alisnya. "Kemana?"

"Nyari barang. Ayo." Jaemin menarik tangan Minju.

Baru saja sampai depan kelas, seseorang muncul dihadapan mereka, Jeno.

"Gue ikut dong. Gabut gue di rumah. Boleh, 'kan?" tanya Jeno dengan wajah memelas.

Jaemin menghela nafasnya, lalu mengangguk.

Gagal deh berduaan sama Minju, Batin Jaemin.

"Tapi, Minju bareng gue. Lo naik motor lo sendiri. Ayo, Nju." Jaemin menarik tangan Minju. Meninggalkan Jeno yang masih diam dengan raut wajah sebalnya.

* * *

"Toko bunga?" tanya Minju.

Jaemin mengangguk. "Hari ini ulang tahun Mama. Bantu aku pilih-pilih, ya?"

Minju mengangguk mengiyakan.

"Bagus yang warna apa, Nju?" tanya Jaemin sambil memegang dua macam bunga di masing-masing tangannya.

"Mama kamu suka warna apa?" Minju balik bertanya.

Jaemin tampak berpikir. "Aku lupa. Tapi, apapun yang menurut kamu bagus pasti Mama bakal suka."

Minju tertawa. "Semua orang seleranya beda, Jaemin."

"Percaya sama aku, Minju."

"Iya deh iya. Menurut aku warna putih aja."

Jaemin mengangguk. Ia segera menuju pegawai toko dan membeli satu buket bunga mawar putih.

"Woy, kok gue jadi nyamuk disini?" tanya Jeno dengan raut wajah yang lagi-lagi seperti sedang kesal.

Minju mengendikkan bahunya. Jaemin pun mengikuti.

Jeno mengelus dadanya. "Sabar, Jeno."

Minju tertawa.

LITHE | JaeminjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang