Jalan baru

1K 197 37
                                    

"Mama," panggil Tzuyu.

"Iya sayang?" tanya Seohyun.

"Mama punya urusan apa sama om Donghae?"

Seohyun diam sejenak. "Kamu tau Donghae dari siapa?"

"Itu gak penting, Ma. Mama jawab aja pertanyaan Juwi."

Seohyun mengehela nafasnya. "Sebenernya, Mama diminta untuk kasih kamu ke dia ..."

"... Tapi Mama gak mau. Mama tipu dia, bilang kalau Minju itu kamu. Mama bilang sama Minju, Mama punya hutang ... dan Mama bohong sama Minju kalau kamu kecelakaan dan harus transplantasi ginjal," lanjut Seohyun.

Tzuyu terkejut. Ia merasa kalau Mama nya tega sekali sampai harus mengorbankan Minju untuk dirinya.

"Kenapa om Donghae minta Mama kasih aku? Kenapa Mama tega ngorbanin Minju buat aku?"

"Gak ada yang perlu Mama jelasin. Mama cuma mau kita berdua hidup bahagia, itu aja. Kamu jangan tanya lagi soal itu sama Mama." Seohyun pun masuk ke kamar dan mengunci pintu kamarnya.

Tzuyu mendekat ke pintu kamar Seohyun. "Ma ... Minju itu adik aku."

* * *

Jaemin termenung di balkon kamarnya. Ia sangat kecewa saat dikabari Tzuyu kalau mereka gagal untuk bertemu anak dari Donghae.

"Bujang satu ini masih galau aja," ujar Siwon yang baru saja masuk ke kamar Jaemin dengan membawa secangkir kopi di tangannya.

Jaemin menoleh, lalu balik lagi menatap ke depan.

"2 hari lalu, Minju nelfon aku, Pa," ujar Jaemin.

Siwon mendengarkan cerita Jaemin.

"Dia bilang, "Jemput aku di panti asuhan waktu itu, aku dikejar." suaranya lemah waktu itu."

"Pulang sekolah, aku langsung ngebut ke panti. Jangan marahin aku karena ngebut ya, Pa." Jaemin sedikit tersenyum saat mengucapkan kalimat terakhir.

"Tapi waktu aku sampe panti, Minju gak ada. Katanya, dia udah dibawa lagi," lanjut Jaemin.

"Siapa yang bilang?" tanya Siwon.

"Anak kecil yang ada di Panti. Dia deket sama Minju."

"Setelah itu, gak ada perkembangan lagi. Eh, apa kita lapor polisi?" lanjut Jaemin.

"Kamu punya bukti?" tanya Siwon.

Jaemin menggeleng.

Siwon menepuk punggung Jaemin. "Kamu harus ingat. Setiap masalah itu pasti ada jalan keluarnya. Yang penting kamu sabar, dan jangan berhenti usaha. Kamu punya petunjuk lain?"

Jaemin terdiam sebentar.

"Anak di Panti bilang. Kalau yang ngejar Minju itu namanya Donghae."

Siwon langsung memuncratkan kopi yang baru diminumnya karena terkejut. Jaemin ikut terkejut karena bajunya terkena kopi papanya.

"Kenapa Pa?" tanya Jaemin.

"Kayanya Papa harus bantu kamu."

* * *

Di sisi lain, Minju sedang termenung di kamarnya. Kalau anak zaman sekarang menyebutnya dengan sebutan gabut.

Setiap harinya, Minju hanya boleh diam di kamar. Dan hanya keluar jika Donghae ingin bermain dengan kawanannya. Ya, bermain billiard dengan Minju sebagai taruhannya.

Walaupun begitu, Minju sedikit merasa lega karena belum ada yang berhasil menang dari Donghae. Ia tidak tau bagaimana nasibnya nanti kalau ia dibawa oleh orang lain.

Masih beruntung Minju bisa ada disini dan diberi makanan. Namun tentu saja Minju masih memikirkan sekolahnya juga olimpiade.

Rencananya akan gagal sekarang. Niatnya menarik perhatian Seohyun malah hancur karena Seohyun malah memberikannya pada orang lain.

Semenjak disini, Minju jadi sering menangis. Ia selalu pergi ke kamar mandi dan mengurung diri disana, lalu menangis. Sesekali para pelayan merasa iba pada Minju, namun mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

"Non Minju," panggil seorang pelayan.

"Ini makanan untuk Non Minju." pelayan itu menyimpan nampan yang ia bawa di atas nakas.

"Dimakan ya, Non. Non Minju beruntung bisa dibaikin sama Tuan," ujar pelayan itu lagi.

"Beruntung?" tanya Minju.

Pelayan itu mengangguk. "Dulu, Tuan juga pernah bawa perempuan kesini. Dia anak karyawan Tuan yang korupsi di perusahaan. Setelah itu, Tuan langsung kirim dia ke club untuk dijadikan wanita bayaran, Non."

Minju terkejut mendengarnya.

"Non masih beruntung sampai sejauh ini masih dilindungi Tuan. Bahkan Non diberi makanan dan dirawat dengan baik."

Minju mengangguk. "Makasih bu."

"Panggil bibi aja, Non."

Minju tersenyum dan memakan makanannya.

* * *

"Papa gak tau dimana rumah Donghae," ujar Siwon.

Jaemin cemberut.

"Tapi Papa tau anaknya."

"Ini kenapa pada kenal sama anaknya, sih," gumam Jaemin pelan.

"Dia sekolah di sekolah kamu, Na."

Jaemin terkejut. "Berarti gampang dong kita cari dia?"

Siwon mengangguk.

"Namanya itu—"

"Papa, Nana, ayo makan dulu."

────────
To be continued
Hai! Gimana nih? Part ini ga greget ya?
Kalau gitu, doain semoga hari ini bisa double update yaw!
Kalian tebak aja dulu masalahnya apa ㅠㅠ

Jangan lupa vote dan komen ya!
Thank you!💖
﹫ Jiyumiracle _

LITHE | JaeminjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang