Bimbang

1K 189 33
                                    

Minju sedang duduk di taman belakang sekolah, sendiri, dan melamun. Minju masih berpikir tentang keputusannya kemarin. Apakah ia telah mengambil keputusan yang tepat? Huh ... bagaimanapun juga ia punya alasan untuk itu.

Minju bingung, Jaemin marah padanya. Minju mengerti alasan Jaemin marah, tapi ... ah ini sangat sulit. Minju harus menyusun rencana. Ia harus mengetahui siapa orang yang sedang mengancam Seohyun saat ini. Dan siapa yang akan dijodohkan dengannya.

Minju berdiri, melirik ke kanan dan ke kiri. Sekolah sudah sepi, ia harus pulang sekarang.

Sampai di halte, tepat sekali ada bis yang baru saja sampai. Saat Minju hendak masuk, tangannya ditahan oleh seseorang.

"Pulang bareng aku. Aku mau bicara sama Mama kamu." Suara rendah itu membuat Minju merinding. Ya beginilah, kalau Na Jaemin sedang marah. Seperti bicara dengan pangeran es.

Minju mengangguk. Ia mengikuti Jaemin dari belakang. Kalau kalian tanya Jeno, Minju belum memberitahu Jeno soal ini, sedikit pun belum. Minju masih bingung untuk menceritakannya. Terutama jika Jessica tau, ia tidak mau membuat yang lain khawatir. Sekarang, cukup Jaemin saja yang tau.

Suasana di mobil sangat canggung. Minju sedikit takut untuk mengajak Jaemin bicara.

"Nju ..." Jaemin menoleh sebentar ke arah Minju, "Aku gak mau kamu jadi milik orang lain."

Minju menghela nafasnya saat mendengar ucapan Jaemin. Tentu saja, ia juga tidak mau.

"Kita berjuang bareng-bareng, ya?"

Minju menatap Jaemin. "Kalau aku bisa, pasti aku lakuin, Jae."

"Kalau gitu, kamu tolak tawaran Mama kamu. Kita cari sama-sama jalan keluarnya untuk nyelamatin kakak kamu."

Minju tidak yakin ia bisa menuruti apa kata Jaemin ini.

"Ayo turun." Tak terasa, mereka sudah sampai di depan rumah Minju. Terlihat ada Seohyun yang sedang menunggunya di depan pintu.

Minju dan Jaemin menghampiri Seohyun.

"Pas banget kamu datang. Katanya, orang yang mau dijodohin sama kamu sampe sebentar lagi," ujar Seohyun.

"Mau ngapain, Ma?"

"Pendekatan sama kamu." Seohyun tersenyum, "Nah, itu dia."

Minju dan Jaemin menoleh ke belakang, melihat bagaimana sosok pria yang akan dijodohkan dengan Minju.

"Kak Mark?"

Yang disebut namanya hanya tersenyum. Sedangkan Jaemin, gerahamnya sudah mengeras.

"Kalian sudah saling kenal? Bagus kalau gitu. Kamu cepet ganti baju, Minju. Kasian kalau Mark nungguin lama." Seohyun tersenyum ke arah Mark.

Minju menunduk. "Sorry, Jae." Minju melepaskan genggaman tangan Jaemin dan masuk ke dalam.

Jaemin sangat kesal, sungguh.

"Tunggu." Jaemin menahan tangan Mark yang hendak masuk ke dalam, "Jangan harap Minju jadi milik lo."

* * *

Bel sekolah berbunyi pertanda ini adalah waktunya istirahat. Jaemin sudah sampai di kantin sebelum bel berbunyi, karena tadi gurunya keluar lebih cepat.

Tak sendiri, Jaemin ditemani dengan Haechan, Chenle, Renjun, dan Jeno tentunya.

"Muka lo kusut amat, Jae." Haechan menyenggol tubuh Jaemin pelan.

"Lagi berantem sama Minju?" tanya Chenle.

Jaemin hanya diam.

LITHE | JaeminjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang