Mama

1.7K 269 40
                                    

Minju masuk ke dalam rumahnya dengan kondisi basah kuyup. Di luar hujan sangat deras dan Minju tidak membawa jas hujan. Ia segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan serta mengeringkan badannya.

Sepi sekali. Setelah Minju selesai mengeringkan tubuhnya, ia pergi ke dapur untuk membuat teh hangat.

Tak lama setelah itu, terlihat seorang wanita berjalan ke arah pintu. Itu adalah Seohyun, mamanya Minju.

Cklek

Pintu terbuka.

"Ya ampun sayang, kok bisa kamu kehujanan kaya gini? Pacar kamu kemana?" Tanya Seohyun pada anak pertamanya, Tzuyu.

"Tadi Juwi naik bus, Ma. Soalnya ga dapat taksi. Mingyu gak sekolah karena neneknya meninggal. Tapi Juwi gapapa kok." Tzuyu tersenyum lalu diambilkan handuk oleh Seohyun untuk mengeringkan badannya.

"Keringin badan kamu terus duduk ya, Nak. Mama buatin kamu teh hangat sama cemilan dulu." Seohyun tersenyum.

"Makasih, Ma." Tzuyu tersenyum pada Mama nya. Kepalanya menoleh ke arah dapur, melihat Minju yang sedang minum segelas teh hangat. Minju menatapnya balik, lalu tersenyum.

Ekspresi Tzuyu pada Minju tidak bisa diartikan. Senyum tidak, datar juga tidak.

"Kak Juwi. Minju punya selimut tebal di kamar. Kalau Kak Juwi kedinginan pake aja, ya." Minju tersenyum. Sedangkan Tzuyu hanya diam lalu pergi.

* * *

Seohyun dan Tzuyu sedang duduk di sofa sembari menonton tv. Sedangkan Minju, ia masih duduk di dapur. Ingin bergabung, tapi ia sungkan. Dengan keluarga sendiri saja Minju tidak dekat, entah karena Minju yang menyebalkan bagi mereka, atau memang mereka yang enggan untuk menerima Minju.

Dengan penuh keberanian, Minju menghampiri mereka. Otaknya sudah menyiapkan topik yang akan ia bicarakan pada Mama nya.

"Mama ... Kak Juwi ...." Minju berdiri di belakang sofa. Seperti biasanya, tidak ada respon yang ia dapatkan.

Minju sedikit melirik. Ah, kakaknya sudah terlelap ternyata.

"Mama, besok Minju ikut seleksi untuk jadi perwakilan sekolah sebagai peserta Olimpiade Sains. Doain Minju ya, Ma." Minju berjalan ke depan Mama nya. Kedua tangannya saling menggenggam, sedikit gemetar.

Sepertinya percuma, Seohyun masih tidak memberikan respon padanya. "Makasih untuk doanya, Mamaa." Minju mencium pipi Seohyun lalu hendak pergi ke kamarnya.

"Minju," panggil Seohyun.

Minju terkejut senang lalu menoleh. "Iyaa ma?"

"Jangan cium saya lagi."

Minju diam tak berkutik. Jari-jarinya kembali ia mainkan. Ia menunduk.

"Iya ma. Maafin Minju." Kepalanya terangkat dan senyumnya mengembang. Ia pun kembali ke kamarnya.

Minju membuka-buka bukunya, bersiap untuk seleksi dua hari kedepan. Tidak seperti biasanya, sekarang ia tidak bisa fokus. Minju terus memikirkan mamanya.

Minju adalah anak dari Seohyun dan Kyuhyun, keluarga kaya yang memiliki beberapa yayasan di beberapa kota. Namun, setelah Kyuhyun meninggal, hidup mereka tidak se-kaya dulu. Semua aset milik Papa nya seperti disembunyikan. Namun, tidak berarti mereka menjadi sederhana. Mereka tetap kaya walaupun tidak semewah dahulu.

Setelah Kyuhyun meninggal juga, Minju seperti diasingkan. Ia tidak dianggap oleh keluarganya. Minju masih bersyukur karena ia tetap diterima untuk tinggal di rumah ini dan mendapat sedikit haknya sebagai anak.

Minju juga tidak tau kenapa Seohyun tiba-tiba berubah padanya. Dan semua orang tidak tahu kalau Minju adalah anak dari Kyuhyun dan Seohyun. Ya, selama ini Minju memalsukan identitas keluarganya. Karena Seohyun yang meminta.

Tzuyu dan Minju bersekolah di tempat yang berbeda. Tzuyu bersekolah di sekolah khusus kalangan elit. Sedangkan Minju bersekolah di sekolah yang terkenal akan prestasinya.

Minju tidak pernah merepotkan Seohyun sama sekali. Saat ada panggilan orangtua untuk rapat atau mengambil raport pun Minju tidak pernah membawa Mama nya. Ia membawa Ibu panti yang sering ia datangi.

Ia berharap papanya masih ada disini. Jangan menganggap kalau Minju tidak pernah mengeluh. Otaknya selalu mengeluh, namun hatinya berbicara bahwa ia harus tegar. Dan seperti inilah sekarang, Minju menjadi orang yang sangat lembut.

Ting!

Suara notifikasi pesan dari handphone Minju berbunyi. Ia segera membukanya. Oh, ternyata Yuri.

Yuri

|Nju
|Semangat belajarnya ya

Iya, makasih Yurii|


Inilah yang tidak boleh Minju lewatkan untuk ia syukuri. Kehadiran Yuri dalam hidupnya sangat berarti, karenanya Minju bisa terus tersenyum. Dan Minju punya sandaran.

Ting!

Suara notifikasi itu muncul kembali

Yuri

|Aku denger, Jaemin mau jatuhin kamu
|Kamu harus bisa jatuhin dia, Nju!

Siap 86!|
read

"Ayo Minju. Kamu pasti bisa!" monolog Minju.

────────
To be continued

Haloo! Seperti biasa, aku minta dukungan kalian, ya! ><Aku senang banget kalau ada yang mau baca karyaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloo! Seperti biasa, aku minta dukungan kalian, ya! ><
Aku senang banget kalau ada yang mau baca karyaku. Jangan sungkan untuk beri aku kritik dan saran.
Jangan lupa vote juga, ya! xixixi
Thank you! 💖
﹫Jiyumiracle_

LITHE | JaeminjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang