Please

1K 192 36
                                    

Jaemin berjalan lebih dulu di banding Minju yang ada di belakangnya. Entah kenapa, sejak menjemput Minju untuk berangkat sekolah bersama tadi, raut wajah Jaemin seperti orang yang sedang ... kesal?

Ah iya, Minju dan Jaemin sudah resmi berpacaran, tentu saja. Minju tidak bisa berbohong dengan perasaannya sendiri. Tapi, Minju memberi syarat pada Jaemin kalau mereka harus menjaga sikap di depan Heejin, ya ... untuk menjaga perasaannya. Heejin sangat sakit hati kala itu.

"Jae ... jalannya jangan cepet-cepet," ujar Minju tapi tidak digubris oleh Jaemin.

Sampai di kelas pun, Jaemin masih tidak memperdulikan Minju.

"Jae, aku salah apa, sih?" tanya Minju kesal.

Jaemin menatapnya dingin.

Minju menatap Jaemin tak kalah dingin.

"Kamu ngapain senyum semanis tadi buat tetangga kamu."

"Hah?" Minju mengurutkan dahinya bingung.

"Tadi, waktu kamu abis pake sepatu. Ada tetangga kamu lewat senyumin kamu, terus kamu bales pake senyum maniss banget. Dia yang waktu itu di sipermarket dan anterin kamu pulang, 'kan?" Jaemin berbicara dengan sangat cepat.

Minju tertawa. "Ya ampun, jadi kamu cemburu?"

Jaemin sedikit mengerucutkan bibirnya.

Minju tersenyum manis. "Kalau kamu mau disenyumin juga, bilang. Jangan ngambek gini ah, kayak anak kecil."

"Dia siapa, Nju?"

"Siapa yang mana?"

"Tetangga kamu."

"Itu Kak Mark, anak kelas 12."

Jaemin membulatkan bibirnya. "Jangan deket-deket dia lagi."

* * *

"Nju, ayo. Kok bengong?" tanya Jaemin saat hendak masuk ke mobilnya.

Minju menghampiri Jaemin dan memperlihatkan layar handphone-nya. Disana terlihat sebuah pesan masuk dari nomor tak di kenal yang bilang kalau itu adalah Seohyun.

'Minju, ini Mama. Kamu gak ada di rumah? Ada yang mau Mama bicarakan. Pulang, ya.'

"Ini beneran Mama bukan, ya ...."

"Jangan takut. Ayo, aku temenin."

Mereka berdua pun segera bergegas menuju rumah lama Minju.

"Kok sepi, Nju. Mama kamu pegang kunci rumah?"

Minju mengangguk. "Pegang, kok, Jae."

Mereka membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.

"Sudah pulang, Nak." Seohyun menghampiri Jaemin dan Minju yang baru masuk.

Jaemin dan Minju saling tatap, bingung akan sikap Seohyun.

"Kak Tzuyu mana, Ma?"

"Sini duduk."

Minju mengikuti Seohyun duduk di sofa.

"Kakak kamu masuk rumah sakit dan sekarang dibawa sama orang," ucap Seohyun.

Minju menghela nafasnya. "Minju gak tau harus percaya atau engga. Kalau Mama mau ngorbanin Minju lagi untuk tebus kesalahan Mama, Minju nolak."

Seohyun menatap Minju dan bersimpuh di bawah Minju.

"Mama mohon bantu Mama. Kali ini Mama gak bohong." Seohyun mengambil ponselnya dan memperlihatkan sebuah foto dimana ada Tzuyu sedang berbaring disana.

"Ceritain sama Minju, Ma."

"Kamu gak perlu tau," jawab Seohyun datar.

"Kamu cuma harus turutin permintaan Mama. Mama janji, ini yang terakhir."

"Permintaannya apa, Ma?"

"Kamu, Mama jodohin."

"Gak bisa!" bentak Jaemin.

"Kamu gak usah ikut campur," ujar Seohyun.

"Saya pacarnya Minju."

"Saya gak peduli. Kamu mau, 'kan?" Seohyun kembali menatap Minju.

Minju menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mama mohon."

Kring Kring

Dering telepon Seohyun berbunyi pertanda ada telepon masuk. Seohyun mengangkat dan menekan tombol loud speaker.

"Sudah bicara dengan anakmu?"

"Kuharap, dia menuruti apa kata Mamanya."

"Atau tidak ..."

"Sakit!"

"Dengar, 'kan? Jika kamu gagal, anakmu yang satu ini akan tamat. Good luck, Seohyun."

Pip. Sambungan terputus.

Minju menunduk, ia bingung harus bagaimana sekarang.

"Kenapa harus Minju? Kenapa gak Kak Tzuyu aja? Minju rela tukeran posisi sama Kak Tzuyu sekarang asal bukan Minju yang dijodohin, Ma."

"Minju!" Jaemin menatap Minju tajam.

"Kamu lebih sempurna dibanding Tzuyu, itu alasannya."

"Why do they want the perfect one?! Oh god ... I'm tired, Mom. This is your fault, not mine. Please, I want to be free from you." Minju menangis saat itu juga.

Jaemin menggenggam tangan Minju. "Saya yakin ada jalan keluarnya, Tante."

"DIAM! Kamu tidak tau apa-apa. Jangan memengaruhi Minju untuk menolak ini." Seohyun menatap Jaemin tajam, "Kamu sayang sama Tzuyu, 'kan, Nak?"

Minju mengatur nafasnya kembali. Ia mengeratkan genggaman Jaemin di tangannya.

"Oke ... Minju mau."

Jaemin menoleh. "Nju ... jangan bercanda, please."

────────
To be continued

Oow ... aku gak tau harus bilang apa. Semoga suka, yap!
Anyway, selamat liburan di rumah!
Jangan lupa untuk vote dan komentar, yaa.

Thankies!💖
﹫ Jiyumiracle_

LITHE | JaeminjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang