Terkadang kita harus berpikir secara rasional jika tidak ingin sakit hati di kemudian hari.
-*-
Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Aku menguap kecil sebentar kemudian turun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu dengan nyawa yang masih belum terkumpul sempurna. Jika saja aku tidak ingat bahwa kini aku telah menjadi seorang hair stylist boyband ternama, maka aku akan memilih untuk tidur beberapa menit lagi.
Hal pertama yang biasa kulakukan ketika bangun tidur adalah mengambil segelas air mineral, meneguknya perlahan agar tidak tersedak. Sementara tangan kiriku mulai memeriksa ponsel yang sejak kemarin sore tidak kusentuh lagi karena merasa malas. Aku membuka aplikasi chat Line untuk melihat apakah ada pesan penting atau tidak, ibu jariku mengusap layar ke atas beberapa kali. Namun, tanganku berhenti menggulir layar ketika menemukan satu nama di sana.
Sebelum membuka pesan itu, aku menarik napas dan mengembuskannya perlahan.
KangJ-S|Wah, ternyata kau membohongiku dengan berkata tidak memiliki ponsel
|Bodohnya lagi, aku malah memercayaimu
|Tapi tidak apa-apa, aku tetap akan mengucapkan terima kasih padamu
|Karena dengan gagalnya rencana itu, aku bisa bertemu dengan seorang perempuan bernama Kim Jooyeon
|Omong-omong, aku ingin kau lagi yang menata rambutku besok
|Sampai jumpa besok, Jooyeon!
21.54Apa? Kukira, Jungsook tidak akan membalas pesanku lagi. Sungguh sangat di luar dugaan. Bahkan rasanya kini kami menjadi lebih dekat, padahal sebelumnya hanya beberapa kali bertemu saja. Omong-omong, sekarang aku tidak memanggilnya dengan embel-embel ‘oppa’ karena malas, lagi pula pria itu sedang tidak ada di hadapanku.
Saat aku akan membalas pesan tadi, aku kembali teringat bahwa pada pukul tujuh pagi, aku harus sudah sampai di lokasi syuting BTA, sehingga aku melupakan niatan tersebut dan meletakkan kembali ponsel berwarna merah muda tersebut.
Aku segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh meski hanya sesaat, setidaknya badanku tidak bau ketika berdekatan dengan para idol dan juga staf lainnya.
-*-
Selama dalam perjalanan menuju lokasi syuting, aku terus memandang ke arah luar jendela bus untuk menyegarkan pikiranku. Beberapa kali aku terus menahan agar tidak menguap di waktu sepagi ini. Namun, rasa kantuk itu sirna begitu saja ketika aku mendengar seseorang berbicara tentang Jungsook.
“Kemarin aku sempat duduk di supermarket dekat kafe JH, dan melihat ada banyak orang berlarian ke satu arah yang sama. Ketika aku keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi, ternyata mereka sedang mengejar Jungsook!” ujarnya dengan antusias. Aku pikir, mereka bisa saja seumuran denganku atau dua tahun lebih tua dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deux Vies - Jungkook
RomanceDeux Vies [Prancis]: Dua Kehidupan Di siang hari menuju sore, aku duduk di atas tanah tanpa alas bersama seorang perempuan cantik yang memakai jaket berwarna kelabu milikku. Aku menceritakan segala keluh kesahku padanya dari awal hingga akhir tanpa...