“Aku ingin lebih dekat dengan Jooyeon. Sepertinya aku jatuh cinta, Jungsook-a.”
-*-
Aku membuka mata setelah mendengar suara alarm yang begitu kencang. Tidak seperti biasanya, pagi ini aku malah tersenyum dengan mata belum terbuka sempurna. Memiliki teman baru ternyata memberikan efek sebesar ini padaku.
Tanpa merasa malas atau kedinginan, aku beranjak dari tempat tidur dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Bisa dibilang, aku bukanlah Jungsook yang biasanya.
Namun, saat aku sudah selesai mandi, aku malah teringat untuk berolahraga. Kenapa aku sampai melupakan rutinitas pagiku itu? Sepertinya tidak masalah jika melewatkan satu kali olahraga, kan?
Aku menghela napas cukup berat karena bingung harus melakukan apa setelah ini. Beberapa member BTA sedang pergi ke suatu tempat sejak semalam, tinggal aku dan Jiwoong hyung saja yang berada di dorm.
Ketika aku keluar dari kamar dan berjalan gontai menuju ruang teve, terlihat Jiwoong hyung tengah meneguk sebotol air mineral dingin dihiasi keringat di wajah dan juga tubuhnya. “Hyung, kau habis berolahraga?” tanyaku dengan salah satu tangan membuka kulkas dan mengambil sekotak susu di dalamnya.
“Tidak, aku baru selesai bernyanyi.” Jiwoong hyung kembali meneguk air tadi hingga sisa setengah botol saja—ah tidak, mungkin sisa satu per empatnya saja.
Akupun melangkahkan kaki mendekati Jiwoong hyung sambil meneguk susu dingin rasa vanila kesukaanku. “Bernyanyi bagaimana sampai keluar keringat begitu banyak?”
“Aku bernyanyi lagu Yoonmin hyung sambil mengangkat beban hidup, makanya aku berkeringat seperti sekarang.” Jiwoong hyung tertawa setelah merampungkan kalimat, sementara aku tidak tahu di mana letak lucunya.
“Hyung bicara apa, sih?” Akupun mulai fokus menonton acara televisi yang sedang menampilkan kartun Pororo kesukaan Jiwoong hyung. Namun, karena aku tidak suka kesunyian, maka aku kembali berkata, “Tumben sekali Hyung sudah berolahraga sepagi ini. Ada apa?”
“Memangnya harus ada alasan jika aku berolahraga?”
“Tidak juga, heran saja mengapa Hyung rajin sekali hari ini. Biasanya Hyung masih berada di bawah selimut sambil membuat anak sungai.” Aku mengatakan sebuah fakta. Hampir setiap hari Jiwoong hyung akan bangun ketika mentari sudah tepat berada di atas kepala, kurang lebih sama sepertiku juga, sih.
“Aku ingin bertemu dengan Manajer Ko,” jawab Jiwoong hyung dengan mata terus fokus ke arah depan sana.
“Untuk apa? Hyung membutuhkan sesuatu?” Karena merasa tertarik dengan pembicaraan kali ini, aku menghadapkan tubuhku pada Jiwoong hyung, sementara tangan kanan terus menggenggam erat kotak susu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deux Vies - Jungkook
RomanceDeux Vies [Prancis]: Dua Kehidupan Di siang hari menuju sore, aku duduk di atas tanah tanpa alas bersama seorang perempuan cantik yang memakai jaket berwarna kelabu milikku. Aku menceritakan segala keluh kesahku padanya dari awal hingga akhir tanpa...