Qiunze: Salju Pertama Semanis Gula (Jooyeon's Side)

3 2 0
                                    

“Aku rela mengeluarkan banyak biaya untuk hunian terbaik di masa depanku, agar bisa hidup nyaman bersama istri dan anak-anakku nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku rela mengeluarkan banyak biaya untuk hunian terbaik di masa depanku, agar bisa hidup nyaman bersama istri dan anak-anakku nanti.”

-*-

Saat itu, ketika pekerja di balik layar telah menuntaskan pekerjaan, Manajer Ko tiba-tiba mendatangiku. Ia berkata ingin menyampaikan sesuatu yang bersifat rahasia, sehingga mau tidak mau, aku mengekorinya menuju ruangan pria itu.

Sungguh, rasanya jantungku ingin lompat saja karena bekerja terlalu ekstra akibat was-was, terus berpikir mengenai apa yang akan dibicarakan Manajer Ko padaku, sampai ia mengajakku ke ruangan pribadinya itu. Bahkan hingga kini aku masih mengingat bagaimana senyuman yang ia berikan padaku terkesan misterius.

Sudah terdapat dua cangkir teh dengan kepulan asap tipis di atasnya—menandakan bahwa teh tersebut masih hangat dan baru saja dibuat—ketika pria berpakaian formal di depanku membuka pintu ruangan perlahan. Ia meminta agar diriku rileks dan menikmati tehnya agar setidaknya menghalau suhu rendah.
Mataku memang tertuju pada pemandangan malam hari di balik kaca tak berdebu itu, tetapi pikiranku melayang ke detik di mana Manajer Ko mengungkapkan maksudnya memanggilku. “Aku tidak tahu apa hubunganmu dengan Jungsook, tetapi dapat kupastikan hubungan kalian begitu dekat. Kalian berpacaran?”

Ah, bahkan aku masih mengingat nada bicaranya yang kelewat santai, tetapi ada unsur tekanan di sana. Aku sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan itu, bernapas saja terasa sukar. Namun, Manajer Ko kembali berkata, “Kau tahu? Setiap idol memiliki sekurangnya tiga mata-mata untuk mengawasi setiap pergerakan idol tersebut. Dengan tujuan, memastikan bahwa ia tidak melakukan hal aneh yang dapat diketahui orang luar, atau bertindak buruk di lingkungan luar. Kami pun memiliki mata-mata untuk mengetahui segala tindakan Jungsook di luar jadwal.

“Hanya saja, Jungsook tidak akan menyadari itu, karena mata-mata yang kami pekerjakan sudah kelewat andal dalam melakukan tugas.”
Ucapan panjang lebar Manajer Ko semakin membuatku mematung. Aku lupa caranya berkedip. Jadi, itu berarti semua kegiatan yang kulakukan bersama Jungsook, dapat diketahui Manajer Ko melalui mata-mata tadi?

“Nona Kim, apa kau mengerti posisi Jungsook saat ini? Jika kau memang mencintai dan menyayanginya setengah mati, kuharap kau bersedia untuk menjauhi Jungsook dari sekarang. Aku sangat khawatir bila ada awak media yang mengetahui hubungan kalian, hal itu akan berpengaruh terhadap karier Jungsook, karier BTA juga,” lanjut Manajer Ko saat itu.

Aku mengembuskan napas lelah ketika bayangan hari itu tidak mau pergi dari pikiranku. Begitu menyiksa dan menyesakkan. Apalagi ketika Manajer Ko mengembuskan napas berat, kemudian menatapku lekat sekali. “Maaf mengatakan ini padamu, padahal aku tahu sekali kinerjamu sangat baik. Kau ... kami pecat, Nona Kim.”

Lalu ia menyerahkan amplop mengembung tebal ke hadapanku, berkata bahwa itu adalah gajiku. Saat itu juga aku merasa kedua mataku perih bukan main. Sekali berkedip saja, kupastikan air mata jatuh tanpa mau tertahan. Ia memberikanku pengertian lagi agar menjauhi Jungsook dari sekarang.

Deux Vies - JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang