Treize: Mengenai Teman Jungsook (Jooyeon's Side)

6 2 0
                                    

“Segala sesuatu harus dilakukan dengan baik dan penuh perasaan, agar hasilnya tidak mengecewakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segala sesuatu harus dilakukan dengan baik dan penuh perasaan, agar hasilnya tidak mengecewakan.”

-*-

Setelah dijelaskan mengenai konsep dari album BTA yang akan rilis tidak lama lagi, aku mulai berpikir mengenai warna rambut untuk Jungsook. Terlihat nakal dan baik di satu waktu? Warna rambut apa? Aku terus bertanya-tanya dalam hati sedari tadi, sementara si penyebab aku berpikir itu kini malah tengah merebahkan dirinya di atas sofa.

 Terlihat nakal dan baik di satu waktu? Warna rambut apa? Aku terus bertanya-tanya dalam hati sedari tadi, sementara si penyebab aku berpikir itu kini malah tengah merebahkan dirinya di atas sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah pohon ini dari luar tampak kecil dan sederhana, tetapi semua pemikiran itu sirna ketika aku menginjakkan kaki di dalamnya. Sungguh indah dan di luar ekspetasi. Rumah pohon yang identik dengan sentuhan kayu itu sangat bisa membuat hatiku menghangat seketika, ditambah lampu jingga dan perapian kecil di sudut ruangan di dalamnya. Jungsook, dengan penuh percaya diri, mengatakan bahwa rumah kayu ini dia sendiri yang mendesain.

“Sudah tahu warna rambut apa yang cocok untukku?” tanya Jungsook sembari memainkan gim di ponsel, sementara kedua kaki panjang itu bergerak-gerak dengan riang.

“Belum. Apa kau tidak mau ikut berpikir denganku juga?” Melihat Jungsook yang langsung mengabaikanku setelah berujar ‘Oke. Kau sudah resmi menjadi kekasihku sekarang.’ , aku merasa sedikit kesal. Apa tadi dia tidak serius?

“Aku akan sepemikiran denganmu.”

“Jika begitu, coba sebutkan warna apa yang cocok menurutmu? Buktikan bahwa kita memang sepemikiran,” ucapku karena terlanjur kesal. Kini Jungsook sudah mengubah posisinya menjadi duduk menyilangkan kaki, kemudian meletakkan ponsel di atas sofa.

“Kemari.” Jungsook melambaikan tangan padaku, meminta agar aku duduk di sebelahnya. Karena sedari tadi aku hanya duduk di atas karpet berbulu warna kelabu.

Tidak mau berdebat dengan pria itu, aku segera menuruti permintaannya untuk duduk di atas sofa. “Kenapa?” Aku menaikkan kedua alis ketika mendapati Jungsook hanya memandang ke arahku sedari tadi. Lalu aku sangat terkejut saat Jungsook kembali merebahkan tubuhnya, tetapi kini kepala pria itu berada di atas pahaku. “Apa yang kau lakukan?”

Deux Vies - JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang