Karena sejatinya, seorang teman akan datang tanpa dipinta.
Selama belasan jam berada di ruangan yang sama dengan anggota BTA terus-menerus bagiku bukan merupakan hal menyenangkan. Aku merasa tidak bebas untuk melakukan apapun, harus menahan semua sikapku di hadapan semua orang. Kakiku mulai terasa kebas karena terus berdiri sedari tadi. Ternyata pihak penyelenggara tidak memberikan kursi untuk kami, sehingga terpaksa untuk duduk di mana saja asalkan kaki tidak merasa pegal.
Namun, sayangnya aku kehabisan tempat untuk duduk, ingin duduk di bawah saja hanya akan membuat celanaku kotor. Salah sekali aku malah memilih warna celana putih hari ini.
Untung saja waktu berlalu dengan cepat, sehingga kini aku sudah kembali ke rumah dan bersiap untuk membersihkan tubuh agar tidak terasa lengket akibat keringat. Aku bisa merasa lebih lega setelah air dingin membuat kulitku terasa sejuk, ditambah aroma wangi sabun yang aku gunakan begitu memberikan ketenangan pada pikiranku.
Sekitar dua puluh menit lamanya aku mandi, aku segera keluar dari kamar mandi dengan keadaan lebih segar dari sebelumnya. Aku merasa dihidupkan kembali.
Saat melihat jam yang menempel sempurna di dinding kamar, jam menunjukkan pukul delapan malam. Ah, pantas saja badanku seperti remuk. Aku langsung merebahkan tubuh di atas tempat tidur empuk itu sambil menyalakan ponsel dan siap berselancar di dunia maya sebelum memejamkan mata.
Tiba-tiba saja aku penasaran dengan Jungsook. Apa aku harus melihat akunnya? Lagi pula, kenapa aku merasa penasaran pada pria menyebalkan itu, sih? Dan aku benci ketika jariku bergerak di atas keyboard ponsel, mengetikkan nama Jungsook di sana, kemudian akunnya berada pada urutan paling atas dengan centang biru di sebelah namanya.
Wah, pengikut pria itu bahkan sudah puluhan juta! Apa dia tidak pusing dengan notifikasi yang ia terima setiap saat? Aku menggulir layar ponsel, kemudian mulai menekan salah satu postingan terbaru milik pria berwajah menggemaskan sekaligus tampan tersebut. Sekitar tiga hari lalu. Berarti ... ketika aku menata rambutnya?
Dalam caption-nya, tertulis, "SoulB, apa kalian menyukai gaya rambutku ini? Keren, kan? Apalagi wajahku tampan sekali :D". Aku sontak saja tertawa membacanya. Ternyata Jungsook itu tingkat percaya dirinya tinggi sekali, ya? Aku kira, dia adalah pria yang lebih suka menampilkan sisi maskulin atau dinginnya di hadapan para penggemar.
Lalu, tanpa sadar aku kembali menggulir layar ponselku untuk melihat postingan selanjutnya. Postingan bulan kemarin dengan foto pemandangan yang indah. Aku seperti pernah melihat tempat tersebut. Namun, di mana?
Ah, aku tahu! Di tempat pertama kali aku bertemu dengannya!"Pemandangan yang indah, kan? Andai aku bisa seindah mereka, pasti semua orang akan mengagumiku! SoulB, kalian juga tak kalah indah!" tulis Jungsook pada kolom keterangan.
Senyumanku mendadak hilang ketika berhasil memaknai postingan yang satu itu. Aku tahu, ada rasa sedih yang terselip pada postingan tersebut meski Jungsook sama sekali tidak memberikan pertanda bahwa ia sedang bersedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deux Vies - Jungkook
RomanceDeux Vies [Prancis]: Dua Kehidupan Di siang hari menuju sore, aku duduk di atas tanah tanpa alas bersama seorang perempuan cantik yang memakai jaket berwarna kelabu milikku. Aku menceritakan segala keluh kesahku padanya dari awal hingga akhir tanpa...