27. Cewek Licik

1.8K 130 108
                                    

"LAURA!"

Teriakan melengking memenuhi ruangan rumahnya. Cewek itu tampak marah ketika Laura tidak menyahuti panggilannya.

"Laura! Di mana lo bangsat?!"

"Laura—"

Mauren seketika terdiam melihat Laura dan Kahtan. Cowok itu sepertinya—cowok yang sempat disebutkan Laura sebagai pacarnya pasca lalu.

"Luka lo, udah sembuh?"

Laura tersenyum lebar. "Udah kok! Nih buktinya udah nggak ada!"

Kahtan memajukan tubuhnya. Cowok itu hendak saja ingin mencium bibir Laura, tetapi Kahtan seketika menjauhkan tubuhnya.

"Dasar cowok berengsek! Lo nggak boleh nyentuh Laura! Dasar mesum!"

Kahtan membulatkan matanya melihat wanita muda dengan pakaian serba putih tiba-tiba saja berbicara padanya. Wanita muda itu menatap Kahtan dengan tatapan marah.

"Lo ... lo siapa?!" Kahtan berteriak panik saat wanita muda itu memegang pedang yang sangat tajam. Pedang itu diarahkan padanya, hendak saja menusuk dadanya. Refleks Kahtan berteriak.

"WOI! MAU NGAPAIN LO?!"

Laura tersentak kaget mendengar teriakan Kahtan. Ia mengernyit heran melihat tingkah Kahtan yang begitu aneh.

"Kahtan, lo nggak kenapa-kenapa, kan? Kok teriak?" tanya Laura kebingungan.

Kahtan hanya diam saja. Cowok itu ketakutan di tempat! Bahkan kakinya pun bergetar.

Refleks Laura mengguncangkan lengan Kahtan dengan kencang. "KAHTAN!"

Kahtan tersentak kaget. Cowok itu seketika shock. Bahkan Kahtan hampir saja terjungkal.

"Maaf, Ra. Tadi, gue—"

"Sebentar," Laura mengalihkan pembicaraan. Ia hendak saja memasuki rumahnya.

Kesempatan bagus! Mauren tersenyum licik saat melihat Laura yang hendak saja berbalik badan. Dengan cepat Mauren menjalankan aksinya.

"Hiks, sakit..." Mauren meringis kesakitan saat dirinya terjatuh. Cewek itu memegangi telapak kakinya.

"Kak, Kahtan! Tolongin aku! Hiks, sakit Kak!" Mauren menyeka air matanya.

Laura membulatkan matanya melihat Mauren yang terjatuh. Refleks ia langsung membantunya.

"Mauren! Lo nggak papa?" Laura hendak saja ingin membantu Mauren, tetapi langsung ditepis kasar oleh cewek itu.

"Hiks ... lo jahat! Lo sengaja kan bikin gue jatuh?" katanya sambil menangis kencang.

Laura mengerutkan keningnya. "Nggak, kok. Gue nggak bikin lo—"

"Lo pembohong! Jelas-jelas tadi lo sengaja bikin gue jatuh!"

Laura semakin kebingungan. Matanya pun sudah berkaca-kaca. "Maaf, Mauren. Tapi beneran gue nggak bikin lo jatuh,"

"Sini biar gue bantu!" Laura hendak saja ingin membantu Mauren untuk yang kedua kalinya, tetapi perkataan Kahtan langsung membuatnya terdiam.

"Nggak usah ditolongin, dia sengaja jatuhin dirinya sendiri." ucap Kahtan. Cowok itu menatap Mauren dengan tatapan sinis.

Laura membulatkan matanya, tidak menyangka ternyata Mauren hanya berpura-pura dan menuduhnya.

"Pakai ini, nggak usah perduliin dia," Kahtan memakaikan helm di kepala Laura. Cowok itu mulai melajukan motornya.

Laura menaiki motor Kahtan. Ia memegang erat jaket yang dikenakan Kahtan.

LAURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang