Kahtan menatap Laura dengan tatapan selembut mungkin. Berbeda dengan tadi, kali ini dia tersenyum manis. "GUE SUKA SAMA LO! GUE MAU LO JADI PACAR GUE! PUAS LO?!!"
Laura tercengang selama beberapa detik. Sebelum akhirnya dia ditarik menjauh dari kantin.
Seisi kantin tak terima dengan Kahtan yang tiba-tiba menyatakan cintanya pada Laura. Terutama para cewek, mereka bersorak kesal. Ada pula yang secara terang-terangan mengatakan bahwa dirinya membenci Laura.
Nggak cocok banget sih! Cocokan juga sama gue!
Asli sih, gue benci banget sama dia! Nggak rela gue!
Pokoknya mereka harus putus! Nggak terima gue!
Pasti Kahtan kena guna-guna sama dia!
Dan masih banyak lagi cacian dan makian yang dilontarkan untuk Laura.
Memang, mereka hanya bisa melihatnya dari luar saja. Tetapi tidak untuk dalamnya. Mereka hanya melihat Laura yang notabenya hanya anak nakal, tukang onar, dan tukang rusuh. Tetapi mereka tidak melihat kehidupan yang sebenarnya.
Lain halnya dengan Laura. Ia merasakan dadanya berdebar dengan kencang. Laura menatap Kahtan dengan tatapan tidak percaya. "Lo barusan nembak gue?"
Kahtan memegang erat kedua tangan Laura. Cowok itu tersenyum tipis. "Gue suka sama lo, mulai sekarang lo pacar gue,"
Laura hampir saja memekik kesenangan. Sebetulnya, ia hanya berpura-pura menjauh dari Kahtan. Laura hanya ingin melihat bahwa Kahtan akan merasa bersalah atau tidak padanya. Ternyata ini di luar dugaannya. Baru kali ini ia melihat Kahtan tersenyum padanya.
Laura menganggukkan kepalanya, ia tersenyum lebar. "Gue ... mau kok!"
Kahtan bersorak kesenangan. Cowok itu langsung menggendong Laura ala bridal style. Kahtan membawa Laura mengelilingi lorong sekolah. Sontak hal itu membuat semua murid berseru heboh seketika. "BRO! GUE DI TERIMA!"
Laura memekik terkejut. Lantas ia langsung menutupi wajahnya menggunakan tangan. Jelas saja, Laura malu bukan main. "Eh, turunin gue! Kahtan!"
Kahtan menurunkan tubuh Laura di luar kelasnya. Laura menghela napasnya pelan.
"Congrats bro!" kata Ariel dan Rio sambil bertos ria dengan Kahtan.
"Thanks,"
Kahtan melirik ke arah Aditya. Tumben sekali ekspresi wajahnya terlihat sangat menyeramkan. Terlebih lagi Aditya menatapnya dengan tatapan tajam. "Lo kenapa?"
Aditya yang ditanya seperti itupun langsung kelimpungan. Aditya menjawabnya dengan gugup. "Ah ... nggak kok. Bay the way, congrats Man. Gue bahagia liat lo bahagia."
"Cie yang abis jadian. Traktirannya dong!" kata Ariel sambil menyolek dagu Kahtan.
Kahtan bergidik ngeri. Cowok itu menatap Ariel dengan tatapan jijik. "Apaan anjir!"
"Yoi Riel," balas Rio. "Makan-makan sampe 2 juta nggak akan buat lo bangkrut yekan." ujarnya tertawa kencang.
Kahtan beralih menatap Laura, cowok itu mengacak pelan pucuk rambut gadisnya. "Pulangnya bareng gue,"
Laura menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum canggung karena sedari tadi Kahtan tidak pernah lepas memperhatikan dirinya. "Iya udah. Sana ke kelas gih!"
"Cie Kahtan! Cie!" ujar Ariel berseru heboh. "Yo, kapan kita kek mereka? Masa kita kalah sih! Nggak banget deh!" ujarnya lagi memeluk lengan Rio dengan posesif.
Rio membulatkan matanya. Cowok itu menatap Ariel dengan tatapan jijik sekaligus marah. "Lepas bangsat!"
"Kok kasar sayang?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAURA
Teen Fiction-Ayah, bukan cinta pertama, tetapi patah hati pertama. Luka terbesar. Mungkin segelintir anak saja yang beruntung mendapat (ayah) sebagai cinta pertama- 3 tahun lamanya Laura selalu difitnah pembunuh oleh ayahnya sendiri. Tuduhan itu berhasil membua...