39. Get well soon, Dinda

1.8K 111 104
                                    

Happy Reading<3


"Saya tidak habis pikir dengan kalian, Keysa, Dinda, Bella! Sejak kapan kalian mem-bully Laura seperti ini?!"

"JAWAB SAYA!" bentak bapak Kepala Sekolah.

Keysa, Dinda dan Bella hanya diam saja. Mereka tampak tidak takut sama sekali, terkecuali Keysa yang sudah panas dingin.

"Ini tidak bisa dibiarkan! Kalian pikir pembullyan itu bahan bercandaan? Kalian seharusnya sadar! Kalian sudah hampir lulus! Seharusnya kalian tidak berprilaku sejahat ini!"

"Bapak apaan sih? Panas kuping saya dari tadi dengerin omelan Bapak," Dinda menggerutu kesal.

Bapak Kepala sekolah menggebrak meja dengan keras. "Tidak sopan sekali kamu, Dinda! Kamu saya keluarkan dari sekolah!"

Bapak kepala sekolah itu beralih menatap Keysa dan Bella. "Dan untuk kalian, Bapak kalian skors selama tiga hari!"

Dinda balas menggebrak meja. Cewek itu seketika berdiri. "Nggak bisa gitu dong, Pak! Seharusnya Keysa sama Bella di keluarin juga dari sekolah! Bapak nggak adil!"

Keysa ikut berdiri. Dia menatap Dinda dengan tatapan tajam. "Ini semua gara-gara lo, Dinda! Gue di skors!"

Kini Bella yang berbicara. "Ini semua ulah Dinda, Pak! Saya cuma disuruh! Jadi saya nggak perlu di skors kayak gini!"

Bapak Kepala sekolah itu mengepalkan tangan. "Saya tidak suka dibantah! Silahkan keluar!"

Keysa berlari keluar ruangan. Dia membanting pintu cukup keras. "Seandainya aja gue nggak ikut-ikutan lo berdua! Pasti gue nggak bakalan di skors!"

"Heh! Apa-apaan lo nyalahin gue gitu aja?! Lo juga ikutan ya jahatin tuh cewek!" Bella mendorong bahu Keysa hingga cewek itu hampir terjungkal.

"Maksud lo apa dorong-dorong gue?!" Keysa balas mendorong Bella.

"Cih, sok paling menyedihkan. Gue aja yang di keluarin biasa-biasa aja tuh," Dinda memutar bola matanya malas. Cewek itu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Keysa! Dinda! Bella!"

"Maaf, gara-gara gue kalian jadi di hukum kayak gini." Laura menundukkan kepalanya merasa bersalah

Plak!

"Dasar pengadu! Gara-gara lo gue dikeluarin dari sekolah! Lo pikir dengan lo minta maaf, gue bakal balik lagi gitu ke sekolah?! Cih, maaf lo nggak guna bangsat!" Dinda mengepalkan tangan.

"Gue benci sama lo, Laura! Lo emang pembawa sial!"

"Gue bener-bener minta maaf."

Bodoh memang, Laura rela meminta maaf kepada sahabatnya padahal jelas-jelas di sini mereka yang bersalah. Laura merasa sahabat terburuk karena Keysa, Dinda dan Bella dihukum karenanya.

"Awas aja, gue nggak bakal biarin hidup lo tenang, Laura!" Dinda menoyor kepala Laura dengan kencang. Setelahnya cewek itu berjalan menjauh meninggalkannya.

"Jangan deket-deket gue lagi, gue nggak mau hidup gue tambah sial kalau lo deket-deket sama gue," Keysa menatap Laura tak suka. Dia berjalan menjauh bersama Bella.

Laura memandangi punggung ketiga sahabatnya dengan tatapan sedih. Selalu saja dirinya yang disalahkan. Tidak bisakah mereka bersikap baik sedikit saja kepadanya?

"Maaf."

****

Brak!

"Bangsat! Gue nggak pernah minta lo buat membunuh Laura, bitch!" seorang laki-laki menarik kerah seragam sekolah Dinda dengan kasar.

LAURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang