40. Rest in peace, Monica

1.9K 105 102
                                    

Happy Reading<3


"Sumpah gue nggak nyangka ternyata dia hamil!"

"Pantes aja selama ini dia nggak masuk-masuk ke sekolah, ternyata dia udah nggak perawan lagi!"

"Mungkin malu karena dia bentar lagi mau punya anak!"

"Ada apa sih? Kok lo pada teriak-teriak gitu?" Laura mengernyit heran saat sudah sampai di sekolah. Terlihat siswa-siswi sedang berbincang-bincang sambil sesekali berteriak heboh.

"YA AMPUN, RA! MONICA HAMIL!"

Author numpang lewat bentar: ada yang masih inget sama Monica?

Laura membulatkan kedua matanya. Jadi selama ini Monica tidak pernah ke sekolah karena dia hamil? Setelah sekian lama cewek itu tidak muncul-muncul, dan sekarang dia berhasil membuat satu sekolah dibuat heboh karenanya.

"Lo harus liat ini, Ra!" seorang siswi memberikan handphone kepada Laura. "Dia hamil udah 9 bulan! Sebentar lagi melahirkan!"

Laura menutup mulutnya terkejut. Monica hamil sudah 9 bulan? Ia masih tidak menyangka dengan cewek itu.

Ting!

Satu pesan berdering membuatnya tersentak keget. Laura mengambil ponsel dari sakunya, dan betapa terkejutnya ia saat membaca pesan itu.

+625571xx
Pergi ke atap sekolah. Kalau lo nggak dateng selama 5 menit, gue pastiin siswa atau siswi di sekolah ini bakal mati di tangan gue.

Laura sudah panas dingin saat ini. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat. Mengapa seseorang yang selalu menerornya kini mencul kembali? Demi apapun ia takut jika ucapan seseorang itu benar terjadi.

+625571xx
Dan satu lagi, lo nggak boleh bawa siapapun selain diri lo sendiri. Karena kalau lo bawa temen lo, gue pastiin temen lo juga bakalan mati di tangan gue.

Laura kalang kabut. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Tanpa pikir panjang ia berlari menuju atap sekolah.

"SIAPA LO? KELUAR LO DARI SINI!" Laura berteriak saat sudah sampai di atap sekolah. Ia menatap sekelilingnya dengan tatapan takut.

"Ternyata lo datang juga, Laura." seorang perempuan tertawa remeh. "Gue mau balas dendam sama lo,"

"Mo-Monica?!" Laura membulatkan kedua matanya saat melihat seseorang yang selalu menerornya itu ternyata adalah Monica.

Ya, benar. Perut Monica sudah sangat membesar. Ternyata dia memang benar-benar hamil. "Lo ... lo hamil?!"

"Ini semua gara-gara lo, Laura! Gue di lecehin sama preman karena lo!" Monica mendorong bahu Laura dengan kasar.

"Gue benci sama lo! Seandainya waktu itu Kahtan nggak pergi ninggalin gue sendirian di jalanan, pasti gue nggak bakal di lecehin dan hamil kayak gini!" Monica mencengkeram erat pergelangan tangan Laura. Cewek itu menarik kencang rambutnya.

"Gue bakal balas perbuatan lo!" Monica mendekatkan tubuhnya.

Laura berjalan mundur. Perlahan demi perlahan langkah kakinya sudah hampir melewati batas. Seandainya ia berjalan mundur sedikit saja, ia pasti akan terjatuh ke bawah.

Sementara siswa-siswi di bawah sana berteriak heboh. Mereka memekik histeris saat melihat Laura yang sebentar lagi akan terjatuh.

"Gila, gila! Itu beneran Monica?!"

"Sumpah ternyata dia hamil beneran!"

"Serem anjir keliatannya dia marah banget sama Laura!"

Plak!

LAURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang