WARNING! Siapkan hati kalian untuk membaca part ini! Karena part ini sangat membagongkan🙂
Dan aku saranin kalian dengerin lagu di atas biar makin ngefeel sama ceritanya.
****
Aku rapuh, tetapi dunia yang memaksaku untuk tetap terlihat kuat.
—Laura
"Kak Sagara, aku hamil!"
"Aku nggak mau tahu pokoknya Kak Sagara harus tanggung jawab!"
Sagara mengepalkan tangan. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan Bella. "Dasar cewek licik! Itu pasti bukan anak gue! Nggak mungkin lo bisa hamil dalam waktu singkat!"
"Brengsek! Pokoknya Kak Sagara harus tanggung jawab! Kalau nggak aku bakal celakain Laura!"
"JANGAN BAWA-BAWA LAURA, BANGSAT!"
"Jadi Kak Sagara nggak mau tanggung jawab? Oke. Aku bakal celakain Laura sekarang juga!"
"Oke fine! Gue bakal tanggung jawab! Puas lo?!" Sagara mengumpat di balik telpon.
Bugh!
"SIALAN!" satu pukulan kuat mengenai rahang Zaky hingga cowok itu tersungkur.
Zaky memekik terkejut. Cowok itu seketika berdiri dan langsung menarik kasar kerah baju Sagara. "Maksud lo apa pukul gue?!"
"Gue udah hamilin cewek, Man!" Sagara berteriak frustasi. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan Laura jika ia menikah dengan sahabat adiknya sendiri.
"Gue titip Laura. Jaga adik gue baik-baik. Gue percaya sama lo, lo nggak mungkin sakitin adik gue." Sagara menepuk pelan pundak Zaky. Cowok itu langsung menaiki motornya dengan kecepatan tinggi menuju apartemen Bella.
"Laura, maafin gue. Gue emang Kakak terburuk buat lo," Sagara meneteskan air matanya. Ia memandangi jalanan dengan tatapan kosong.
****
"SAH!"
Sagara mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Sungguh, ia sangat membenci pernikahan ini.
Jika saja Bella tidak mengancamnya untuk mencelakai Laura. Seumur hidup pun, Sagara tidak akan mau menikahi Bella.
Sagara menatap Bella tajam saat cewek itu tersenyum seolah tidak pernah merasa bersalah sedikitpun. Ia benar-benar tidak tahu harus menjelaskan seperti apa nantinya jika Laura tahu ia sudah menikah dengan sahabatnya sendiri.
Seorang penghulu berpamitan kepada Bella dan juga Sagara. "Baik, acara pernikahan sudah selesai. Saya pamit undur diri."
Bella tersenyum lebar. "Terima kasih, Pak."
Sagara menarik kasar lengan Bella. Cowok itu segera memojokkannya di tembok terdekat. "Terlepas dari lo hamil anak gue atau bukan, jangan pernah sekali-sekali lo sakitin Laura sedikit pun! Ngerti?"
Bella mengangguk. "Aku nggak bakal sakitin Laura."
Sagara berbalik badan. Malam ini ia lebih memilih pulang ke rumahnya daripada harus tinggal satu atap dengan Bella. "Gue balik. Lo jangan kemana-mana."
"Kak Sagara!" Bella mencekal pergelangan tangan Sagara.
Sagara menatap Bella tak suka. "Apa?"
"Anu, itu—"
"APAAN SIH? YANG JELAS DONG KALO NGOMONG!"
Bella menangis saat Sagara membentaknya. "Kak Sagara jahat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAURA
Teen Fiction-Ayah, bukan cinta pertama, tetapi patah hati pertama. Luka terbesar. Mungkin segelintir anak saja yang beruntung mendapat (ayah) sebagai cinta pertama- 3 tahun lamanya Laura selalu difitnah pembunuh oleh ayahnya sendiri. Tuduhan itu berhasil membua...