54

419 68 11
                                    

Setelah Changbin berpamitan, Aeri kembali merebahkan dirinya. “huft..” ucapnya lesu.

Iya, Changbin benar-benar meninggalkan Aeri dan sekarang perasaan Aeri campur aduk. Ia kesal karena rencananya batal tapi ia juga tidak bisa memaksa Changbin untuk menuruti permintaanya, dan ia juga bingung harus apa seharian ini.

Dering telepon membangunkan Aeri, saat melihat siapa yang menelpon ia langsung menggeser tombol hijau.

‘halo Bu.’

‘halo nak, kamu dimana’

‘aku di hotel bu, ada apa?’

‘ibu dan mama papa Changbin hari ini pulang ke Seoul nak, mau antarkan kami ke bandara?’

‘lho sudah mau pulang ya. Tapi bu Changbin ada acara hari ini dan baru saja dia pergi.’

‘ah begitu ya, yasudah kalau begitu kamu tidak usah ik-‘

‘ikut bu, Aeri mau ikut daripada aku disini sendiri. Sebentar lagi Aeri ke kamar ibu.’

Setelah sambungan telepon berakhir, Aeri bergegas ganti baju dan menuju unit yang ibunya tempati. Tapi ternyata ibu dan mama papa Seo sudah menunggu di lobby hotel.

Tanpa menunggu lagi, mereka langsung berangkat menuju bandara.

“mama pamit ya nak, maaf kamu jadi ditinggal sendiri. Nanti mama kasih tahu Changbin jangan tinggalin kamu sendiri.” Ucap mama Seo.

Aeri tersenyum canggung, “tidak usah ma Aeri gapapa kok.”

“yasudah kalau begitu kami berangkat ya, kamu hati-hati dijalan.” Ucap ibu seraya memeluk Aeri.

Papa dan mama Seo pun melakukan hal yang sama seperti ibu. “pamit ya Nak.” Ucap papa Seo.

Aeri mengangguk, “iya, kalian juga hati-hati. Sampai di Seoul langsung kabari Aeri ya.”

Setelah berpamitan, Aeri keluar dari bandara dan mengedarkan pandangannya dan menangkap satu orang yang ia kenal kemudian menghampirinya.

“Mark?” Tanya Aeri memastikan.

Yang ditanya menoleh, “lho Aeri.” Katanya kemudian tersenyum.

“sedang apa disini Mark mau kembali ke Seoul?” tanya Aeri lagi.

Mark menatap koper yang dibawanya, “tadinya begitu tapi aku harus ke Jeju. Perusahaanku disana mengalami beberapa kendala.” Keluhnya.

“ah begitu ya, kalau boleh tahu perusahanmu dibidang apa?"

“perusahaan ku di bidang food and drink dan produk yang paling diminati belakangan ini ‘Maggu Candy’. sayang sekali aku tidak bawa permennya, setelah kembali ke Seoul akan aku kirimkan ke kantormu.” Tutur Mark.

Aeri sedikit tersentak, “wah jadi Maggu Candy itu milikmu, permen itu sangat popular belakangan ini.” ucap Aeri.

Walaupun obrolan mereka cukup menarik, tetapi Mark tidak menunjukan antusiasmenya saat ini.

“benar, tapi saat ini yang menjadi masalah adalah pabrik utama tempat pembuatan permen itu di Jeju dan semalam aku dapat kabar pabriknya kebaran hampir menghanguskan semuanya.” Ucapnya lesu.

Aeri ikut sedih mendengarnya, pantas saja Mark hari ini tidak se ceria kemarin.

“aku turut prihatin Mark. Semoga kamu bisa cepat membuat pabrik baru, dan semoga kita bisa berkolaborasi suatu saat nanti.” Ucap Aeri.

Mark tersenyum mendengarnya, “iya terimakasih Aeri, benar saat ini banyak brand kosmetik berkolaborasi dengan makanan.”

“aku harus berangkat sekarang.” Sambung Mark.

Serendipity | Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang