60

320 59 2
                                    

Sampai kembali ke kantor, Aeri lantas menghabiskan dosirak yang disiapkan Changbin. Ia sengaja tidak makan banyak untuk menghargai perhatian yang Changbin berikan. Ya walaupun sebenarnya isi dosirak itupun ia sendiri yang masak.

Ia memakan dosirak itu seraya tangannya terus mencoret-coret layar ipad untuk membuat desain packaging yang mungkin saja besok ditagih kepala pabrik.

Tapi ternyata membuat desain yang menarik tidak semudah itu karena kini Aeri bertemu jalan buntu ia bingung dengan desain yang dibuatnya memang terlihat mewah tapi tidak menarik. Belum lagi warna apa yang akan dipakai Aeri masih belum memutuskan.

Tidak bisa terus berdiam diri, Aeri memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang sepertinya akan memunculkan ide baru. Aeri pergi menggunakan taxi dan ketika sampai di tempat itu, ia langsung menuju satu ruangan. Tetapi, bukan ide bagus yang ia dapat justru suatu situasi yang cukup membuat Aeri berpikir ada seorang pria dan satu wanita dalam ruangan itu.

Mencoba berpikir positif, Aeri dengan sopan mengetuk pintu ruangan yang memiliki dinding kaca tersebut.

Tok..tok..tok

Mendengar suara pintu diketuk, dua orang didalam ruangan tersebut terkejut dan sang pria dengan cepat mengakhiri obrolan serta bergegas menyuruh wanita itu pergi.

“Aeri? Ada apa tiba-tiba kemari?” Tanya Changbin segera setelah perempuan itu pergi dari ruangan.

Tanpa menaruh rasa curiga, Aeri mengabaikan si perempuan yang berjalan melewatinya seraya tersenyum kepadanya.

“dia siapa?” Tanya Aeri bertanya kembali.

Wajah Changbin terlihat sedikit panik, “ah, dia hanya tamu ada sedikit urusan denganku.” Ucapnya.

Sebab Changbin bilang perempuan tadi hanya tamu, sebisa mungkin ia percaya.

“ada apa?” Tanya Changbin seraya duduk kembali berhadapan dengan Aeri yang sudah lebih dulu menyamankan posisi.

Aeri segera mengeluarkan ipadnya dan menunjukan beberapa desain packaging yang sudah dia buat sebelumnya. “ aku mau minta saran untuk packaging produk makeup terbaru. Sebaiknya menggunakan black gold atau black maroon?”

Changbin terlihat sedang bolak-balik menggeser screen ipad untuk menimang mana yang lebih bagus. Changbin sendiri sudah tahu gambaran besar konsep makeup apa yang akan Aeri usung kali ini.

Setelah beberapa menit berpikir, Changbin menyerahkan kembali ipad pada Aeri dengan menunjukan screen preview packaging warna black gold.

“aku suka itu, jauh terlihat lebih mewah tetapi warna black maroon memiliki kesan sexy. Dua-duanya bagus tergantung kamu mau pakai konsep yang mana glamour atau sexy. Tapi menurutku black gold lebih bagus.” Jelas Changbin.

Aeri mengangguk paham, memang saat membuat gambar preview tadi pun Aeri merasa warna black gold jauh telihat lebih menarik.
“okay kalau begitu aku pakai black gold saja.” Final Aeri.

“tapi Aeri, terlepas dari seberapa bagus nya pakacging yang kamu buat, jangan lupakan juga kualitas dari produk nya sebab percuma packaging bagus tapi isinya tidak sebanding.” Ucap Changbin.

Aeri menyenderkan punggungnya, “tentu saja, bahkan dari dulu pun aku selalu meprioritaskan kualitas dari produknya.” Ucap Aeri yang disetujui Changbin.

Mungkin kalian berpikir mana mungkin dalam satu hari sudah bisa membuat komposisi dan preview packaging. Sebenarnya pun Aeri sudah memikirkan dari jauh hari sebelum akhirnya hari ini dirinya membuat langkah pasti.

Pun dengan komposisi dan packaging, ia belum berfikir sampai detailnya jadi mari kita tunggu saja kedepannya akan bagaimana.

~

Malam harinya, Changbin kembai berkutat dengan computer barunya untuk membuat track musik baru yang sudah diminta Chan sebelumnya.

Kalian ingat bukan beberapa bulan yang lalu Chan menawarkan Changbin posisi produser di agensi tempat Chan bekerja. Benar, Changbin menerima tawaran itu tetapi tentu saja bukan karena Changbin butuh uang. Ia hanya rindu dengan music sebab masa remaja Changbin dihabiskan dengan membuat music dan lagu.

Terlebih lagi Aeri mengizinkan Changbin karena Aeri bilang
‘aku tidak akan menghalagi apapun yang mau kamu lakukan kecuali hal itu akan berdampak negative pada diri sendiri dan keluarga, baru aku melarangnya.’ 

Senang lah Changbin mendengarnya walaupun akhirnya Changbin harus lebih me-manage waktu untuk perusahaan, music, dan keluarga.

Kletak

Aeri menaruh secangkir coklat panas di meja Changbin seraya berkata “minum dulu. Jangan sampai larut kerjanya ya, semangat suamiku.” Ucapnya kemudian berlalu meninggalkan Changbin yang melongo mendengar ucapan Aeri.












” Ucapnya kemudian berlalu meninggalkan Changbin yang melongo mendengar ucapan Aeri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






*Ekspresi Changbin pas denger Aeri bilang suamiku*


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















- cyjspark

Serendipity | Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang