18

589 95 5
                                    

Pagi ini aku dan Changbin benar–benar pergi ke kantorku naik taksi. Changbin memang tidak pernah ingkar dengan ucapannya, apa yang dia ucapkan sebisa mungkin pasti dia lakukan.

Dia selalu seperti itu bahkan saat meminta sesuatu pun jika memang harus, Changbin akan memaksa.

“nanti pulang, kabari aku kalau memang kamu pulang cepat.” Ucap Changbin saat kita sampai di kantorku.

Aku menagguk pelan. “iya. Sepertinya aku pulang seperti biasa hari ini.”

“yasudah kalau begitu aku berangkat.”

“hati-hati Changbin.” Ucapku Changbin tersenyum.

Senyuman Changbin itu seolah vitamin untukku sumber tenagaku, lebay memang tapi senyuman Changbin itu selalu bisa membuatku semangat.

Dengan dia sering terlihat senyum, sedikitnya aku bisa melihat sisi hangat seorang Seo Changbin sekarang berbeda dengan Changbin yang dulu, dia sangat dingin.

Walau sampai sekarangpun Changbin masih belum bisa tersenyum ramah kepada semua orang dan hanya kepada orang-orang terdekatnya saja, setidaknya itu lebih baik.

Saat akan menuju kafetaria, ternyata ada Mama datang dan mengajakku makan siang bersama di resto dekat kantorku.

“Aeri, bagaimana kamu dan Changbin selama libur kemarin?” tanya mama disela makan.

“aku rasa Changbin sudah berubah sedikit lebih terbuka walaupun belum sepenuhnya dan benar kata mama harus aku yang memulainya.” Ucapku.

Mama terkekeh pelan. “kamu hebat Aeri bisa membuat Changbin bercerita dan mama perhatikan dia lebih banyak tersenyum, ya walaupun masih tetap cuek.”

Aku mengangguk setuju dengan ucapan mama tentang Changbin yang masih cuek.

“benar ma, sepertinya aku harus berusaha lebih keras untuk mendapat hati Changbin.”

Mama memang tahu tentang aku dan Changbin dulu pernah satu sekolah di SMA dan aku menyukai Changbin mama tahu itu. tapi melihat sikap Changbin yang begitu, akhirnya mama membantuku mengetahui sedikit demi sedikit tentang Changbin.

“Changbin itu anak pertama, dan mama papa hampir tidak pernah melarang apapapun yang ingin dilakukan Changbin kecuali itu hal negative. Mama ataupun papa tidak pernah memaksa kehendak Changbin jika diminta melakukan sesuatu pasti dia akan lakukan jika tidak memberatkannya dan akan menolaknya kalau dia tidak menyukai atau menyutujuinya.” Ucap mama.

Kali ini pun mama memberiku clue tentang Changbin.

“akupun melihat changbin begitu ma, dia selalu melakukan apapun yang dia mau dan menolak bahkan melarangku jika itu hal yang tidak baik.”

Mama tersenyum penuh arti, aku tidak mengerti sepertinya keluarga Changbin ini penuh misteri atau mungkin hanya aku yang memang tidak paham apa arti senyuman itu.

“syukurlah Changbin sudah mulai meluluh ya aeri. Keputusan mama tidak salah memilih kamu untuk mendampingi Changbin.” Aku mengangguk dan tersenyum senang.

Banyak sekali aku dan mama ah tidak hanya aku yang bercerita tentang apa yang aku dan Changbin lakukan selama libur kemarin.

Aku memang mudah bergaul dengan orang lain maka dari itu aku bisa sangat dekat dengan mama bahkan istri dari Han pun bisa dengan mudahnya kita berteman. Memang mereka mudah bergaul juga sepertinya.







 Memang mereka mudah bergaul juga sepertinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



⭐vote⭐





-cyjspark

Serendipity | Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang