12

630 107 5
                                    

Selesai sarapan, kita langsung menuju lotte world. Sampai di sana ternyata ramai sekali padahal bukan weekend, bagaimana jika weekend wah tidak terbayangkan padatnya disini seperti apa.

Aku dan Changbin langsung menelusuri arena tak lupa kita juga naik wahana yang ada di sana.

Aku menarik tangan Changbin untuk naik Viking.
“Changbin ayo naik Viking.”

Dia menatapku lekat. “Viking?” tanyanya ragu.

Aku tersenyum jahil. “kenapa? Takut?” tanyaku.

Dengan cepat Changbin menggeleng. “siapa bilang. Ayok.” Ucapnya kemudian menarik tanganku.

Aku memaksanya untuk duduk di paling ujung, sengaja untuk menguji Changbin. Hehe.

Awalnya dia memang masih santai walau terlihat tegang. Tapi saat kecepatannya bertambah tiba-tiba dia merangkul lenganku dan berteriak sangat kencang. Lucu bukan, Changbin yang biasa terlihat sangar hari ini dia seperti itu.

Saat turun, dia terus memegang perutnya. “mual?” tanyaku. Dia tersenyum malu membuatku tersenyum juga.

“ya udah sini duduk istirahat dulu.” Ucapku saat melihat ada bangku.

“lagian sok jagoan.”

“ya masa aku harus bilang takut. Gengsi lah.” Ucapnya pelan tapi masih bisa aku dengar.

Aku terkekeh. “kenapa ketawa? Ada yang lucu memangnya?”

Aku melambaikan tanganku. “engga. Lain kali kalau takut itu bilang jangan maksain.” Ucapku.

“iya iya Aeri, udah jangan ketawa terus.” Ucapnya dan aku langsung berhenti tertawa.

Saat melihat denah lokasi di sebelahku, aku baru ingat kalau disini ada ice skating. Aku menepuk pundak Changbin.

“Bin, udah enakan belum?” tanyaku.

Changbin menoleh dan mengangguk. “udah, mau kemana lagi?”

Aku menunjuk denah tempat ice skating. “kesini. Kamu bisa ice skating kan?” aku bertanya memastikan hal tadi tidak terulang lagi.

“kalau ini aku jagonya.” Ucapnya percaya diri.

Setelah itu kita langsung menuju lokasi ice skating dan langsung meluncur di arena.

“kita battle mau gak?” tawar ku. “battle gimana?”

Aku mendekat untuk menjelaskan. “kita puterin arena ini dan finish nya disini, yang kalah harus nurutin permintaan yang menang.” Ucapku.

Dia mengulurkan tangan dan aku membalasnya. “Deal.” Katanya.

Kita langsung mengambil posisi bersiap.

1

2

3

Changbin meluncur cepat dan aku pun tak mau kalah, dengan susah payah aku berhasil menyusul Changbin tapi itu hanya beberapa saat. Changbin kembali memimpin sampai garis finis yang ditentukan tadi.

Dia tersenyum bahagia. Sekali lagi aku menyukainya, bukan hanya senyumnya tapi apa yang ada dalam diri Changbin aku suka.

“lihat kan sudah aku bilang aku jago.” Aku tersenyum senang melihatnya.

“iya kamu menang. Jadi kamu mau apa dariku?” tanyaku.

“aku minta itu nanti. Sekarang sini.”

Dia menarikku ke dekatnya dan menggenggam tanganku kemudian dia menyeretku meluncur lagi. Untung aku tidak jatuh kalau sampai iya habis kamu Changbin.

“satu putaran lagi.” Ucapnya cukup keras.

Aku menyesuaikan langkahku agar bisa sejajar dengannya. Dia menoleh ke arahku saat aku disampingnya lalu tersenyum dan aku membalasnya.

Jangan lupakan dengan tangan kita yang masih bertautan.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


* vote *




-cyjspark

Serendipity | Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang