.
.
.🍁
Morgan melangkahkan kakinya memasuki Markas. Senyum miring tersungging di bibirnya. Sebentar lagi, hasrat ingin membunuh akan segera tercapai.
Morgan membuka pintu sebuah ruangan, ruang eksekusi. Ruang yang dijadikan untuk menuntaskan hasrat membunuh dan tempat menyiksa orang yang sudah berani mengusik hidupnya.
Di dalam ruangan itu terdapat Kania dan kedua temannya yang duduk di kursi dengan tangan dan kaki diikat menggunakan rantai.
"Mau di apain nih, Bos." tanya El yang berdiri di sebelah Kenan dan Aga.
Mereka bertiga memang ditugaskan membawa Kania dan kedua temannya ke Markas dan menjaga sampai Morgan selesai menemani Velyn.
"Bermain-main." Morgan menjawab dengan senyum devil.
"Morgan, gue mohon, tolong lepasin gue. Yang nyelakain Velyn Kania, gue cuma diem." ucap Vera, teman Kania dengan nada memohon.
Morgan tertawa. Bukan tawa bahagia melainkan tertawa jahat yang terdengar begitu mengerikan.
"Iya ataupun enggak, kalian udah berani nyentuh milik gue." Desisnya tajam sambil berjalan menuju meja yang berisi berbagai jenis pisau, golok, gergaji bahkan berbagai jenis pistol.
Morgan kembali mendekati Kania dengan membawa pisau di tangannya. Pisau lipat dengan ujung begitu runcing.
Kania semakin ketakutan saat Morgan mengelus pipinya menggunakan pisau.
"Jangan, tolong maafin gue." Mohon Kania dengan suara bergetar.
Morgan terkekeh sinis, "Nggak semudah itu, bitch." ucapnya mulai menggoreskan pisaunya ke kedua pipi Kania.
"ARGHh... Sakit, tolong berhenti!" teriak Kania kesakitan.
"Apa waktu Velyn mohon kayak ginu, lo lepasin?" Morgan kembali menggores pipi Kania dengan kasar.
Darah merembes keluar, dan Kania hanya bisa menjerit kesakitan.
Morgan beralih ke jari-kiri Kania. Memotong satu-persatu jari-jari itu.
"ARGHHH!" Kania terus berteriak kesakitan. Mendengar teriakan Kania membuat Morgan semakin semangat. Baginya, teriakan kesakitan itu sebuah alunan yang merdu.
"Apa lo nggak denger, Gue udah pernah bilang. Jangan berani sentuh milik gue. Atau kalian akan mati!"
"Dan ini akibatnya."
Morgan menggores kedua lengan Kania. Lalu beralih menggores kedua kaki. Mengukir kata 'die' di paha dan perut Kania.
"Gue udah lama nggak bunuh orang. Hasrat membunuh gue tercapai, yaitu bunuh lo." Morgan tertawa jahat.
Bau anyir mengeruak di ruangan tersebut. Morgan tersenyum puas menatap hasil karya nya.
"Say goodbye to world." ucapnya kepada Kania kemudian menusuk perut Kania berulang kali hingga Kania tak bernapas.
Sedangkan teman Kania yang menyaksikan itu bergetar ketakutan dengan wajah yang sudah pucat pasi.
Morgan melempar pisau lipatnya asal, "Sisanya buat kalian." ucapnya kepada ketiga Sahabatnya.
Morgan berjalan keluar ruangan. Membiarkan Sahabatnya yang bersorak senang karena hasrat membunuhnya akan segera tercapai.
🍁🍁🍁
"Excusme, Morgan handsome is coming!" teriak Morgan di depan ruang tamu. Memang sifat Morgan berbeda. Jika sedang bersama keluarganya, lelaki itu akan bersikap konyol dan riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Devil [Segera Terbit]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] "Now,you are mine. Forever is mine. Kalo ada yang berani nyentuh atau deketin kamu,aku akan bunuh orang itu. Ngerti?" ~Morgan *** Morgan Xabiru Alexon, iblis pencabut nyawa yang menjelma sebagai lelaki tampan. Siapa yang be...