.
.
.Laura duduk di samping Velyn."ehm,gimana Morgan?" Tanya Laura hati-hati.
Velyn mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Menatap Laura dengan kening mengernyit."apanya yang gimana?""Lo nggak mau minta maaf gitu,sama Morgan?"
Velyn menghela nafas gusar."Gue bingung Ra. Gue pengen minta maaf sama Morgan,gue nggak mau Morgan beneran ngejauh dari gue. Tapi disisi lain gue juga takut kejadian itu terulang lagi."
"Saran gue,lo mending minta maaf deh ke dia. Gimana pun juga kejadian itu bukan sepenuhnya salah dia. Gue lihat seberapa khawatirnya dia pas lo nggak ada waktu itu." Laura menjeda ucapannya.
"Gue kasian sama Morgan. Lo tau apa yang terjadi setelah lo ngomong kayak gitu ke dia? Malamnya dia hampir kolap gegara kebanyakan minum. Elvan bilang, Morgan pergi ke club buat nenangin pikiran dan dia mabuk berat." Lanjut Laura menjelaskan.
Velyn terdiam mendengarkan cerita Laura. Seketika hatinya berdenyut sakit saat mendengar Morgan hampir kolap. Tanpa dia sadari air matanya menetes.
Laura langsung membawa tubuh Velyn kedalam pelukannya. Dan disitulah tangis Velyn pecah.
"Gue nggak tau,dia bakal kayak gitu." Ucap Velyn sesenggukan.
Laura mengelus punggung Velyn yang bergetar,mencoba menenangkan hati Velyn.
"Elvan cerita sama gue,Morgan itu sayang banget sama lo. Morgan pernah bilang ke Kenan,Elvan sama Aga,kalo dia seneng banget bisa deket sama lo,walaupun dia belum yakin,lo udah sayang sama dia apa belum. Lebih baik lo minta maaf dan tarik semua omongan lo ke dia,sebelum dia beneran ngejauh kayak yang lo minta." Ucap Laura dengan bijak.
Velyn mengangguk."makasih udah ngasih saran ke gue,gue bersyukur banget punya sahabat kayak lo."
Laura tersenyum."sama-sama Vel. Gue juga seneng bisa sahabatan sama lo."
"Woy ngomongin apa lo berdua?" Tanya Asya yang muncul dari pintu bersama Thea. Lalu menyerahkan plastik berwarna putih yang berisi berbagai cemilan.
"Kepo." Sahut Laura sambil meleletkan lidahnya ke arah Asya.
"Ah gak asik lo berdua." Asya mendengus kesal lalu duduk di sofa dan memainkan ponselnya.
"Gess,ada berita hot." Ujar Asya sambil tetap menatap layar ponselnya.
"Apaan?" Tanya Thea sambil duduk di samping Asya dan ikut melihat layar ponsel Asya.
"Gila gila! Kania sama antek-anteknya hilang gess." Seru Asya
Velyn dan Laura terkejut mendengar ucapan Asya.
"Heh? Kok bisa anjir?" Tanya Laura
"Mobilnya jatuh ke jurang gess,ihhh ngeri." Asya bergidik ngeri.
"Tapi anehnya nih gess, mereka nggak ditemuin. Tim SAR udah nyari ke jurang itu,tapi mereka nggak ketemu. Di duga sih mereka meninggoy."
"Ngeri juga. Jangan jangan ada yang nyulik trus memanipulasi dengan kecelakaan."
Velyn terdiam. Pikirannya tertuju pada sosok yang ia rindukan,Morgan. Entah kenapa fellingnya Morgan yang membunuh mereka bertiga dan memanipulasi dengan kecelakaan.
"Kalo ada yang berani nyentuh kamu,bahkan nyakitin kamu. Aku nggak akan segan segan buat bunuh orang itu."
Tiba tiba ucapan Morgan waktu itu melintas di benaknya.
"Apa Morgan yang ngelakuin itu?" Batin Velyn bertanya-tanya.
"Oyy Vel,lo ngapain diem aja dah?" Ujar Laura yang melihat Velyn ngelamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Devil [Segera Terbit]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] "Now,you are mine. Forever is mine. Kalo ada yang berani nyentuh atau deketin kamu,aku akan bunuh orang itu. Ngerti?" ~Morgan *** Morgan Xabiru Alexon, iblis pencabut nyawa yang menjelma sebagai lelaki tampan. Siapa yang be...