16 - Baikan

47.9K 3.8K 136
                                    

.
.
.

04.45

Velyn sudah berkutat dengan alat memasak. Hari ini dia ingin membuat nasi goreng untuk Morgan.

Dirinya masih bertekad untuk meminta maaf kepada Morgan.

"Done." Ucapnya setelah selesai membuat nasi goreng.

Velyn menaruh nasi goreng ke dalam kotak bekal berwarna biru. Dia juga menaruh nasi goreng ke dua piring untuk sarapan bersama abangnya. Karena papa dan mamanyaa kembali ke jerman untuk mengurus perusahaannya.

Velyn berjalan menuju kamarnya untuk bersiap ke sekolah. Setelah siap Velyn berjalan ke bawah untuk sarapan.

"Pagi bang." Sapa Velyn

"Pagi juga dek,tumben buat nasi goreng? Biasanya sarapan roti." Tanya Keylan menatap heran Velyn.

"Gue mau ngasih bekal buat Morgan,ya sebagai permintaan maaf." Velyn menjawab pertanyaan Keylan dengan senyum lebar.

"Oh jadi udah di tarik nih kata-katanya."

"Iya bang,gue nggak mau Morgan beneran ngejauh dari gue."

"Gue doain Morgan maafin lo."

Velyn mengangguk dan menghabiskan sarapannya.

"Gue berangkat dulu dek,ada kelas pagi. Lo hati-hati bawa mobilnya,jangan ngebut." Pamit Keylan kemudian mencium pucuk kepala Velyn.

"Siap bang,lo juga jangan kebutan."

Keylan hanya mengangguk dan berjalan menuju bagasi. Sedangkan Velyn segera memakai sepatu putihnya dan berangkat sekolah menggunakan mobil sport birunya.

Di dalam mobil Velyn menyalakan musik untuk mengurangi keheningan.

Lagu Memories milik Shawn Mendes mengalun indah di dalam mobil.

All I need to know is,where stop take my hand and show me forever
Never will I ever let you go

So let's hold on together
To this paper and this pen
And write down every letter
To every word weve over said

Velyn menyanyikan liriknya dengan merdu.

30 menit kemudian,mobil Velyn memasuki perkiraan sekolah. Velyn meyambar tas ranselnya di kursi penumpang tak lupa mengambil kotak bekal dan dimasukkan ke dalam tas.

"Semoga di maafin dan Morgan suka sama masakan aku."

Velyn turun dari mobil dan berjalan melewati koridor. Bukannya menuju ke kelasnya,Velyn malah langsung menuju ke kelas Morgan.

"Woy dedek manis ngapain kesini?" Tanya Aga menatap Velyn yang baru saja masuk ke kelas.

"Morgan belum datang ya?"

"Di rooftop,mau ngapain?"Tanya El

"Thanks." Velyn langsung keluar tanpa menjawab pertanyaan El.

Velyn berjalan menaiki tangga menuju rooftop.

Sampai di rooftop Velyn membuka pintu rooftop dengan pelan. Lalu berjalan masuk mendekat ke arah Morgan.

"Ngapain lagi?" Tanya Morgan tanpa menoleh Velyn.

"Lo ngapain cari gue lagi,bukannya ini yang lo mau? Gue nggak deket deket lagi sama lo? Kenapa sekarang cari gue?" Lanjut Morgan masih tetap tidak menoleh ke arah Velyn.

Velyn langsung memeluk Morgan dari belakang. Menangis di punggung kekar Morgan.

"Mor?" Panggil Velyn. Morgan diam tidak menjawab.

"Aku minta maaf sama kamu,tolong dengerin alesan aku." Mohon Velyn dengan sesenggukan.

Morgan berbalik menghadap Velyn dan menaikkan sebelah alisnya kearah Velyn,seolah bertanya."gimana?"

Velyn yang paham pun berdehem pelan." Aku ngomong  kayak gitu,karena aku takut sama kejadian itu. Aku takut keulang lagi. Maafin aku. Jangan jauhin aku lagi,aku tarik ucapan aku waktu itu. Maaf." Ucap Velyn,air matanya semakin deras turun membasahi pipi putihnya.

Hati Morgan berdenyut sakit mendengar tangisan Velyn. Kemudian tangannya membawa tubuh Velyn kedalam dekapannya.

"Udah ya,aku udah maafin kamu,aku tau kamu ngelakuin itu karna kamu takut. Maafin aku udah nyuekin kamu." Se kecewa apapun Morgan,dirinya tak mampu menahan rindunya kepada Velyn.

"Enggak,harusnya aku yang bilang maaf." Ucap Velyn sambil sesenggukan

"Udah ya,jangan nangis lagi." Velyn mengangguk. Morgan membawa tubuh Velyn untuk duduk di sofa.

"Maafin aku,kamu hampir kolap karena aku."

Morgan terkejut."dari mana kamu tau?"

"Laura yang bilang,kalo kamu minum banyak banget buat nenangin diri kamu. Sekali lagi aku minta maaf."

"Iya sayang,nggak usah dipikirin lagi ya. Kan sekarang aku udah disini,baik-baik aja." Ucap Morgan meyakinkan Velyn.

Velyn mengangguk dan menghapus air matanya. Kemudian mengambil kotak bekal dari dalam tas ranselnya tak lupa botol minum.

"Aku buatin nasi goreng." Ucap Velyn sambil tersenyum.

"Suapin sayang." Pinta Morgan

Pipi Velyn memerah,lalu membuka kotak bekal itu dan mulai menyuapi Morgan.

Dengan senang hati,Morgan menerima suapan dari Velyn.
"Enak banget,apalagi kamu yang nyuapin aku." Pujinya

Velyn tersenyum mendengar itu." Makasih. Gombal banget"

"Serius sayang."

"Iya-iya."

Dengan gemas Morgan mengacak rambut Velyn."besok aku bakal pindah ke kelas kamu." Ucap Morgan setelah meminum air putih dari tupperware milik Velyn.

"Kenapa?" Velyn bertanya seraya membereskan kotak bekalnya.

"Biar lebih gampang aku ngejagain kamu."

Pipi Velyn kembali memerah." Trus teman kamu gimana?"

" Ya ikutlah,mereka mah nggak bisa jauh-jauh dari aku,kayak kamu." Goda Morgan.

Velyn memukul lengan Morgan. Lalu mereka berdua tertawa bersama.

Morgan kembali merengkuh tubuh Velyn ke dalam pelukannya,dengan senang hati Velyn membalas pelukan Morgan.

"I love you,don't leave me again." Bisik Morgan

"I love you too,enggak Morgan."

Morgan melepaskan pelukan nya dan menoleh Velyn

"Nggak mau masuk kelas?" Tanya Morgan

"Nggak mau." Jawab Velyn sambil menggembung kan pipinya.

"Gemes banget sih pacar aku." Ucap Morgan seraya mengacak rambut Velyn.

"Morgan ih,berantakan tau."

"Iya-iya, sini aku rapihin." Morgan merapikan rambut Velyn dengan pelan-pelan.

Mereka berdua memutuskan untuk membolos.

"Mau jalan?" Tanya Morgan

Velyn mengangguk semangat." Tapi ntar ketahuan."

Morgan terkekeh." Enggak sayang kan aku anak.pemilik sekolah, udah
ayok."

"Sombong amat." Cibir Velyn

"Nggak papa lah ayo."

Dengan semangat Velyn berdiri dari duduknya,kemudian berjalan bergandengan turun dari rooftop.

Di perjalanan menuju parkiran,mereka berdua bercanda gurau,sesekali tertawa karena candaan mereka.

Sampai di parkiran Morgan membuka pintu untuk Velyn

Velyn masuk ke dalam mobil." Makasih."

"Anything for you babe." Morgan memutari kap mobil dan duduk di kursi pengemudi.

***

 Possessive Devil [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang