disinilah karina dan winter berada duduk dihadapan appa winter yang sedang menatap mereka. karina terlihat duduk tegak karena sedikit gugup sedangkan winter dengan santainya duduk bersandar dan melipat kakinya diatas meja dihadapan appanya sendiri. karina yang melihat itu sudah susah payah memperingatkan winter untuk patuh dan sopan dihadapan appanya. tapi lihatlah sekarang anak itu berulah kembali membuat sang appa menghela nafas lelah melihat anaknya seprti ini.
"appa ingin pensiun dan kau harus menjadi penerus rumah sakit ini". kata appa kim membuat winter menatapnya tidak percaya.
"apa? tidak aku tidak mau dan untuk apa juga aku tidak suka pekerjaan seperti itu". kata winter tidak terima dan appa kim menghela nafas lagi sambil memijit pelipisnya.
"kau adalah penerus apa minjeong-ah. kalau kau ingin menjadi brandalan selamanya kau ingin memberi makan karina apa? batu?". tanya appa kim dengan sabarnya menghadapi sikap winter saat ini.
"kalau dia bisa memakannya kenapa tidak?". kata winter dengan santainya membuat karina menatapnya tidak percaya. bagaimana bisa winter ingin memberinya makan batu saja.
appa kim menghela nafas lagi lama-lama ia habis nafas. sungguh bicara dengan winter tidak akana da akhirnya karena anak itu selalu saja menganggap semua yang orang katakan adalah percandaan. dan sekarang juga pernikahan ini juga dianggapnya bercanda.
"minjeong-ah sudah cukup dengan hidup tidak berartimu, kau sekarang bukan lagi anak muda yang berkelayapan. kau memiliki seorang istri dirumah dan kau punya tanggung jawab akan dirinya". jelas appa kim membuat winter memutar mata malas.
"appa biar aku yang bicara padanya dia tidak akan mendengarkan appa saat ini". pujuk karina karena ia tau kedua ayah dan anak ini tidak akan ada habisnya kalau berdebat. apalagi winter yang tidak mau mengalah perlu cara-cara tertentu dalam membujuknya.
"hah....terserah kalian saja. yang pasti karina kau buat anak ini bekerja disini dari pada berkeliaran membuat masalah". perintah appa kim dan karina menganggukan kepalanya.
"tidak ada yang ingin dibicarakan lagikan? aku pulang". kata winter bangkit dari duduknya kemudian keluar dari ruangan appanya begitu saja meninggalkan karina dan appanya.
"maafkan sikap winter appa". kata karina tidak enak hati melihat sikap winter kepada appa.
"tidak apa-apa kau tidak salah anak itu memang kurang ajar sekali. ternyata memanjakannya selama ini adalah tindakan yang salah". kata appa kim putus asa.
"aku akan berusaha menasehatinya nanti kalau dia sudah sedikit tenang". kata karina dan appa kim menganggukan kepalanya.
"pulanglah dia menunggu mu diluar sana". kata appa kim karina menganggukan kepala dan berpamit pulang mencari winter.
saat ia keluar dari ruangan appa winter ia bertemu dengan giselle dan ningnign yang kebetulan lewat. kemudian karina menyapa keduanya dan ningning terkejut dengan kehadiran karina dirumah sakit bukankah karina baru menikah tadi malam dan sekarang sudah kerja saja.
"kau kerja? yang benar saja kau dan winter baru saja menikah dan kau sudah kerja hari ini?". tanya giselle sepemikiran dengan ningning.
"ah tidak aku menemui appa kim karena dia ada perlu dengan winter. appa kalian melihatnya dia baru saja keluar tadi?". tanya karina sedikit terkekeh mendengar pertanyaan giselle.
"tidak kami baru saja keluar dari lab sebelah. kau bersama dengan winter? kenapa dia meninggalkanmu?". tanya giselle heran.
"dia sedikit bermasalah dengan appanya tadi. kalau begitu aku akan mencarinya dan ningning kalau kau pulang kerumah eonnie sudah memasakkan soup ayam tinggal panaskan saja". ujar karina sambil meninggalkan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Great Doctor
Mystery / ThrillerCinta bisa tumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan kebersamaan. Cinta terkadang tidak memandang logika. Kita tidak tau kemana cinta kita akan berlabuh. Dan cinta juga bisa menyakitkan dan membahagiakan sekaligus. Seperti winter yang benci denga...