Bab 8

1.4K 216 20
                                    

Author point of view

     Karina menatap winter menunggu apa yang akan dikatakan anak itu dengan sabar padahal didalam hati sudah berdegup lencang seperti naik rollercoster. Winter gugup setengah mati karena ia tidak sanggup mengatakan ini terlintas sedikit malu dan sungguh menggelikan. Kalau ia mengatakannya ini seperti bukan dirinya tapi kalau dia mengatakannya ini hal yang memalukan.

"Katakan saja tidak apa-apa aku akan memaklumi itu. Kau tau mungkin kita memang berhubungan dengan status yang lama. Jadi anggap saja aku ini sahabatmu dan sebagai sahabat aku akan setia dan menjaga setiap rahasiamu". Kata karina meyakinkan winter dan winter menatapnya dengan tatapan sendu dan wajah merah karena malu.

"Sebenarnya aku ingin mengatakan kalau kau sangat cantik hari ini maaf terlambat. Aku hanya malu saja mengakuinya karena kau hari ini lebih cantik dari ku. Ingat hanya hari ini ya besok jangan terlalu cantik!". Perintah winter membuat karina menahan tawanya sebentar dan tertawa kencang karena ia tidak tahan dengan perkataan winter.

"Aku kira apa? Dari awal aku memang cantik darimu kenapa kau tidak mau mengakuinya? Aku akan tetap cantik setiap hari setiap saat oke". Kata karina membuat winter mendengus kesal sambil menjalankan kembali mobilnya. Inilah kenapa ia ragu mengatakannya dia hanya tidak ingin di ejek seperti ini.

"Aku memang mengalah karena aku selalu menang dari dulu. Lagi pula orang keren sepertiku harus mengalah dengan wanita lemah seperti mu. Lagi pula aku hanya kasihan kalau nanti saat berjalan berdua orang akan lebih terpana dengan pesonaku. Jadi karena kau istriku jadi aku mengalah". Kata winter dengan sok kerennya karina hanya memutar mata malas mendengarnya.

"Kenapa kau selalu menyebalkan dimanapun? Buang sifat sombong dan arogant mu itu. Kalau aku sih bisa memaklumi orang sepertimu,tapi bagaimana dengan orang lain? Mereka akan menganggapmu.....hmm....you know? Crazy". Kata karina pelan diujung membuat winter menatapnya tidak percaya. Karina adalah satu-satunya wanita yang mengatakan dirinya gila.

"Yak?! Crazy?! What the??? Sungguh menurutmu aku gila? Ya! Yang benar saja ada orang gila secantik aku? Tidak ada orang gila yang kaya kau lihat aku bahkan memakai lamborghini seperti ini. Kau lihat pakaian keren,kacamata mahal,sepatu yang ku pakai ini sangat mahal ini sepatu gucci yang GD bigbang pakai. Bayangkan saja orang gila mana yang rich sspertiku?". Kata winter dengan kesal menyebutkan semua yang ia punya.

"Kau seharusnya merasa beruntung karena menjadi istri seorang pemilik rumah sakit besar di seoul ini. Berpakaian mahal tetap cantik dan mewah". Kata winter membuat karina menatapnya cepat.

"Kau setuju menjadi penerus rumah sakit?". Tanya karina dengan antusias.

Winter menganggukan kepalanya "iya aku akan membuktikan pada appa kalau aku ini orang keren yang bertanggung jawab dan bisa membuat rumah sakit lebih besar dari sekarang". Kata winter dengan percaya dirinya.

"Aku percaya kalau kau selalu bisa". Kata karina menyemangati winter dengan senyum manisnya. Membuat winter terdiam sesaat dan memalingkan wajahnya.

"Apa kau yakin ingin ikut denganku menemui teman-temanku?". Tanya winter tanpa menatap karina dan karina menganggukan kepala yakin.

"Baiklah kalau kau tetap memaksa. Tapi ingat jangan menyesal karena aku tidak mengajakmu kesana". Kata winter dengan nada menakut-nakuti tapi itu tidak berlaku bagi karina. Ia bahkan tidak takut dengan hanyu sekalipun berbeda dengan winter hantu belum menunjukan diri dia sudah pingsan duluan.

"Aku tidak pernah menyesali keputusan yang telah aku ambil. Kau tau kesempatan hanya sekali dan aku tidak ingin menyia-nyiakannya. Kalau berkali-kali namanya percobaan". Kata karina membuat winter menghela nafas karena gagal menakut-nakuti karina.

Great DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang