Bab 15

1.4K 181 23
                                    

Vote





Comment





Follow





Happy reading💕
Saran: baca sambil dengar lagu IKON (dont forget) atau IOI (downpour).

Disinilah winter berada memeriksa beberapa pasien karena paksaan karina yang menyuruhnya menjadi dokter sesungguhnya. Walau dalam hatinya malas sekali dia merindukan game onlinenya sekarang. Tapi mau bagaimana lagi inilah tugasnya sekarang dan ini kewajibannya sebagai seorang dokter yang memang seharusnya memantau dan berusaha menyembuhkan pasiennya bukan. Beberapa pasien mengikuti apa yang winter perintahkan karena walau winter terlihat dingin tapi kalau berhadapan dengan anak kecil dan orang dewasa maka dia akan menjadi orang yang lemah lembut. Jadi para pasien nyaman dengan pelayanan winter. Tidak jarang para pasien anak-anak merengek karena tidak ingin ditinggal winter.

Tapi ada beberapa pasien yang membuat karina menahan panas dihatinya. Pasalnya winter terlihat asik dan sangat lembut pada pasien gadis-gadis cantik disana. Tapi karena ini pekerjaan maka karina memakluminya walau didalam hatinya 'awas saja winter kau akan merasakan perang dunia ketiga'.
"Kenapa diam saja? Biasanya kau mengomel disetiap detiknya?". Tanya winter yang sekarang sedang meminum cup coffeenya menghilangkan rasa lelahnya. Ia sedikit bingung karena sedari tadi karina hanya diam dan memperhatikannya.

"Apa kau lelah?". Tanya winter karena karina tidak menjawab pertanyaannya tadi. Terdengar karina menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya membuat winter mengerti dan menganggukan kepalanya.

"Kalau tidak lelah minumlah coffee mu sebelum dingin. Kau tau minuman dingin itu terasa hampa kalau diminum dalam suasana dingin. Makanya kalau suasana dingin minum yang hangat supaya tetap nyaman". Kata winter sambil meminum coffeenya dengan penuh drama padahal sedetik kemudian ia menyemburkan coffenya karena ia lupa kalau coffeenya itu masih sangat panas.

"Tiup dulu baru diminum kau ingin membuat bibirmu melepuh hah?! Aish... yang benar saja. Lihat jasmu habis terkena coffee mu". Omel
Karina sambil mengelap jas winter dengan tissue. Tapi winter tenang dan menatap dalam karina yang sibuk dengan jasnya sambil mengomel itu.

"Dunia sepi kalau kau tidak mengomel. Kalau seperti inikan kau tidak terlihat seperti makhluk mati lagi". Kata winter santai tapi kemudian ia memekik kaget karena karina mencubit perutnya dengan keras. Membuat para dokter dan perawat yang sedang makan malam dikantin melihat mereka. Ya. Mereka sedang makan malam dikantin rumah sakit.

"Kenapa kau mencubitku?!". Tanya winter kesal sambil mengusap perutnya bekas cubitan karina itu karena terasa panas dan sakit sekarang. Ternyata wanita didepannya sekarang ini lebih menyeramkan daripada preman yang sering ia temui. Sampai winter mengidik ngeri.

"Kau saja yang mengada-ngada kalau dunia sepi tanpa omelan ku. Dan kau pikir aku makhluk mati? Seharusnya itu tersemat untuk dirimu. Karena kau sering berdiam diri seperti makhluk mati". Kata karina tidak mau kalah dan winter menatapnya tidak percaya. Kenapa wanita selalu menang? Bukankah dia juga wanita? Kenapa dia tidak menang melawan wanita satu ini. Winter merasa payah sekali.

"Biarkan saja walau aku berdiam diri aku tetap mempesona diberbagai sisi. Diambil dari sisi mana pun aku akan terlihat cantik". Kata winter dengan percaya dirinya. Karina memutar mata malas mendengarnya memang kalau bertengkar dengan winter selalu saja berkaitan dengan kepercayaan dirinya yang tinggi itu.

"Kau bilang pada wonyoung kalau aku adalah wanita paling cantik. Kau bilang kalau aku adalah bidadari tercantikmu dirumah. Kenapa kau masih mengaku kalau kau yang paling cantik? Hah?? Berani memuji diri sendiri didepanku tapi memujiku dibelakang ku. Katakan saja kalau aku lebih cantik darimu". Kata karina teringat kalau winter selalu memujinya diam-diam dibelakangnya. Perkataan karina membuat winter terdiam dan menatap segala arah jangan kearah karina karena ia malu sekarang kalah lagi.

Great DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang