Bab 2

2K 320 29
                                    

Karina sudah berada didepan pintu ruangan rawat winter dengan napan berisi semangkuk bubur dan juga segelas air putih. Ini sudah menjelang siang dan ini untuk kedua kalinya ia membawakan makanan yang seharusnya dimakan winter pagi ini tapi anak itu tidak menyentuhnya sama sekali. Walau dengan paksaan pun tidak mempan karena winter dengan senang hati membuang bubur itu ketempat sampah.

Dengan perlahan karina memasuki rungan itu dan ia melihat winter yang duduk disofa sambil menatap keluar jendela. Kondisi winter sudah membaik anak itu tidak lagi merasakan kesakitan lagi. Paling tidak hanya perih lukanya saja dan dia sudah memaksa para medis untuk mengizinkan dia pulang.

"Ayo makan! Kau sudah tidak sarapan pagi tadi dan kau juga harus minum obat". Kata karina sambil duduk disamping winter membuat winter menatapnya malas dan bersiap menganmbil mangkuk itu untuk dibuang tapi karina dengan sigap menahannya.

"Aku tidak akan membiarkan kau membuangnya untuk yang kedua kali. Sekarang ayo makan dan setelah itu kamu harus minum obat". Kata karina sambil menyedokkan bubur itu kemulut winter membuat winter terdiam melihatnya.

"Apa-apaan ini?". Tanya winter heran sambil menatap bubur itu tapi ia langsung melahapnya membuat karina menahan senyumnya.

"Tanganmu masih sakit jadi biar aku suapkan. Jangan banyak ngeles lagi kalau kau mau kelaparan". Kata karina menatap winter yang membuang muka.

Karena sesungguhnya winter memang kelaparan dan ia gengsi saja ingin minta makan. Apalagi makannya bubur tanpa rasa itu sungguh menyebalkan. Ia tadi meminta pizza pada perawat dan perawat langsung mengatakannya pada karina. Langsung saja karina datang dengan bubur dibawanya membuat winter mengingat-ingat siapa perawat itu dia akan membalasnya nanti.

"Nah sekarang minum obatmu". Kata karina menyerahkan 2 pil obat dihadapan winter dan winter langsung meminum obat itu karena malas saja menghadapi omelan karina nanti.

Wanita memang banyak mengomel dan marah winter saja heran dibuatnya. Eh? Winterkan juga wanita🙄

"Anak pintar. Kau akan pulang sore nanti appa sudah pusing mendengar rengekan mu itu jadi dia memperbolehkan mu pulang". Kata karina membuat winter mengernyit dan menatap karina tidak terima.

"Hei nona yoo! Aku tidak pernah merengek sepertimu. Aku hanya ingin cepat pulang saja dan aku memaksa bukan merengek ingat itu. Bisa membedakan paksaan sama rengekan tidak sih?". Kata winter kesal dan karina memutar mata malas mendengarnya.

"Ya sudah terserah kau saja. Aku pergi dulu jangan macam-macam. Jangan coba kabur jangan coba merokok". Peringat karina dan winter menghela nafas kenapa gadis disampingnya ini menyebalkan sekali.

"Terserah kau saja lagi pula aku merokok pakai apa kalau rokok dan hp ku kau yang pegang?". Kata winter malas lalu bangkit dari duduknya menuju brankar untuk tidur ia ingin bermalas-malasan saja sampai menunggu ia pulang nanti.

"Oh iya baru ingat". Kata karina terkekeh pelan dan pergi meninggalkan ruang inap winter.






•••••

Yuna
Kamu dirumah sakit ya?
Aku jenguk ya?
Mau dibawain apa?

Read

Karina mendengus kesal kenapa para gadis diluar sana selalu saja menggoda dan mencoba memberikan perhatian lebih pada winter. Sudah jelas-jelas winter berstatus sebagai tunangannya. Kalau kurang jelas mereka bisa mencari artikel di media karena banyak berita tentang hubungan mereka. Dasar para gadis disana memang selalu menggoda.

"Bisa-bisanya ia memberikan nomor teleponnya pada gadis lain diluar sana. Dasar ganjen". Kata karina mengerutu kesal melihat pesan-pesan diponsel winter.

Great DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang