Vote
•
•
•
•
•
Comment
•
•
•
•
•
Follow
•
•
•
•
•
Happy reading💕Winter membuka pintu itu kasar dan melihat minjoo yang sedang di obati oleh yuna.
Bruuuk
Minjoo dan yuna serentak menatap arah suara dan mereka terkejut melihat winter membuka pintu kasar dengan wajah yang menahan amarah. Apalagi minjoo ia semakin takut kalau winter salah paham disini dan akan berakibat patal kalau sampai winter marah. Disisi lain yuna tersenyum manis melihat winter datang karena ia sangat merindukan winter. Tidak membuang kesempatan langka ini yuna bangkit dan berlari menubruk tubuh winter dan memeluknya erat. Winter hanya diam ingin sekali menolaknya tapi ia juga merindukan pelukan yang selalu menemani harinya dulu.
"Lepas!". Perintah winter dengan nada dinginnya tapi yuna semakin mengeratkan pelukannya pada winter. Winter menatap minjoo yang sedang duduk di atas ranjang yuna dengan lengan yang berbalut perban.
"Lepaskan aku ingin melihat keadaan minjoo!". Perintah winter sambil mencoba melepaskan pelukan yuna dengan kasar. Setelah melepaskan pelukan yuna winter langsung melangkah mendekati minjoo dan jongkok dihadapannya melihat lengan minjoo itu.
"Ini kenapa?". Tanya winter datar tapi minjoo menggelengkan kepalanya sambil menundukan kepalanya.
"Maafkan aku". Lirih minjoo sambil menundukan kepalanya tidak berani menatap winter. Membuat winter menatapnya heran dan menaikkan alisnya sebelah seperti bertanya ada apa.
"Saat yujin pergi menemui yena,aku pergi ke toserba didekat apartement tapi tiba-tiba ada preman yang merampokku dan mengambil tasku. Untung saja handphone ku masih ku simpan di kantong celanaku. Karena aku melawan mereka salah satu dari mereka menusukkan pisau dilenganku. Lalu mereka pergi meninggalkan ku aku sangat takut saat itu. Dan aku langsung menelponmu tiba-tiba ryujin datang dan membawaku kesini untuk mengobatiku". Isak minjoo penuh dengan rasa bersalah karena membuat winter khawatir. Winter memeluknya sambil mengusap lembut punggung minjoo.
"Tidak apa-apa aku tidak marah. Tidak usah takut lagi ada aku disini, lain kali jika ingin pergi kemana-mana tunggu yujin datang dulu atau yang lainnya supaya mereka bisa menemanimu. Sudah tidak terlalu sakit lagikan?". Tanya winter sambil mengusap airmata minjoo dan menyelipkan rambut minjoo kebelakang telinga. Minjoo menganggukan kepalanya.
"Kalau begitu ayo kita pulang dari sini biar karina mengobatimu". Kata winter dan minjoo menganggukan kepalanya. Winter membantunya berdiri dan menuntun minjoo berjalan disampingnya.
Yuna menatap winter sendu ingin sekali ia memeluk winter sepuasnya. Karena ia sungguh merindukan winter demi apapun itu Ia sangat merindukan winter. Saat winter berlalu dihadapannya ia menahan tangan winter membuat winter berhenti dan menatapnya heran. Yuna hanya diam dan menatap winter sendu.
"Jangan pergi!". Lirih yuna winter menghela nafas dan menatap gadis itu malas."Kita sudah berakhir jadi berhenti berharap padaku karena aku tidak akan pernah memberikan harapan itu. Mengertilah keadaan tidak akan pernah bisa mendukung kita bersama. Mulai sekarang lupakan aku dan kenagan kita". Kata winter pelan membuat yuna meneteskan airmatanya dan menggeleng keras.
Yuna semakin mencengram lengan winter erat seakan ia tidak akan melepaskan winter pergi. Ia tidak ingin winter pergi dan meninggalkannya. Ia sungguh ingin winter tetap disini disisinya.
"Aku tidak bisa semudah itu melupakan mu. Seandainya saja aku bisa sesuka hati amnesia aku akan dengan senang hati melupakanmu melupakan rasa sakit ini. Aku benci semua ini aku benci kenapa disini seakan-akan hanya aku yang tersiksa sedangkan kau berbahagia". Teriak kesal yuna sambil menangis kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Great Doctor
Mystery / ThrillerCinta bisa tumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan kebersamaan. Cinta terkadang tidak memandang logika. Kita tidak tau kemana cinta kita akan berlabuh. Dan cinta juga bisa menyakitkan dan membahagiakan sekaligus. Seperti winter yang benci denga...