Karina point of view
Sejak aku mengatakan mencintainya winter terdiam tanpa menatapku. Dia hanya duduk berdiam diri diatas ranjang disampingku. Aku tau mungkin dia memang tidak bisa mencintaiku tapi aku sangat mencintainya. Malah dari kecil, karena winter adalah pahlawan dunia nyataku. Dari kecil sampai sekarang walau dia sering cuek,nakal,dan menyebalkan. Tapi dia orang yang baik dan perhatian.
"Kita ini bersahabat bagaimana kau bisa mencintaiku jimin-ah. Kau membuatku pusing sekarang". Keluhnya sambil membaringkan tubuhnya menatap langit-langit kamar.
Aku hanya diam menundukan kepalaku ini salahku karena terlalu mencintainya. Entah siapa yang tidak akan jatuh cinta pada winter kalau sudah mengenal winter dengan baik. Aku selalu saja terjatuh dalam pesona dan sikapnya. Tapi sayangnya aku tidak bisa membuatnya jatuh cinta padaku.
"Aku tau kau tidak mungkin mencintaiku. Aku mengerti kok tidak usah dipikirkan hanya aku yang merasakan. Kau jalani saja hidup tapi tolong biarkan aku mencintaimu". Jelasku pelan dan bisa ku dengar ia menghela nafas kasar.
Aku tau ini resiko ku dengan perasaan ku tapi aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Walau dia belum berkata apa-apa setidaknya ia tau kalau aku mencintainya. Terlalu sakit saat melihatnya bersama dengan orang lain dan aku tidak bisa memendam perasaan ini lebih lama lagi.
"Aku ingin istirahat. Kau menginap disini tau pulang?". Tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku tadi dan aku tersenyum pahit dia pasti akan selalu begitu menghindar.
"Aku akan menginap. Appa memberiku libur sampai besok untuk memastikan lukamu". Kataku sambil menatapnya yang menutupkan mata.
"Aku lapar bisa kau masakkan sesuatu aku tidak suka masakan maid". Katanya dan aku menganggukan kepalaku.
Saat aku melangkahkan kaki ku keluar kamarnya ternyata ia mengikuti dari belakang. Saat sudah sampai didapur aku membuka kulkas dan melihat isinya apa yang aku masak untuk menu makan malam ini. Kulkas winter selalu saja penuh karena para maid menjaga makan winter walau anak itu tidak makan dirumah.
"Aku masak nasi goreng saja ya?". Tanyaku sambil melihatnya duduk menopang dagu dimeja makan. Dia menganggukan kepalanya sambil menatapku memasak kalau begini aku tidak akan selesai karena gugup.
"Jangan lupa banyakkan sosisnya". Katanya dan aku menganggukan kepalaku. Ya kalau makan nasi goreng winter selalu meminta sosis dibanyakkan karena dia suka makan sosis. Dan kalau tidak dia ingin daging yang banyak.
"Baiklah tunggu saja disana". Kataku sambil memotong sayuran dan sosis.
Selama aku berkutat dengan alat dapur winter tidak berbicara sedikitpun dia hanya sibuk memperhatikan ku. Selesai sudah aku memasak nasi goreng sambil memberikan sepiring dihadapannya matanya terlihat berbinar-binar seperti sudah lama ia tidak memakan ini.
"Wah. Selalu saja enak". Katanya sambil memberikanku jempolan dan aku terkekeh pelan. Dia memakan nasi goreng ku dengan lahap.
Aku selalu senang dari dulu dia selalu suka makanan buatan ku. Bahkan dia pernah bilang tidak ada masakan di dunia ini yang paling enak selain masakanku. Aku senang mendengarnya karena dia makan dengan lahap setiap masakanku apapun itu.
Karina POV end
••••••
Author point of view
Terlihat seorang gadis yang sedang berjalan sendirian sambil berjalan sedikit cepat karena suasana jalan sangat sepi dan gelap. Ia sudah lama menunggu bus yang menjemput ia sudah mencari taksi tapi tidak ada yang lewat. Ia sedikit menyesal karena ia baru menyelesaikan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Great Doctor
Mystery / ThrillerCinta bisa tumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan kebersamaan. Cinta terkadang tidak memandang logika. Kita tidak tau kemana cinta kita akan berlabuh. Dan cinta juga bisa menyakitkan dan membahagiakan sekaligus. Seperti winter yang benci denga...