Bab 4

1.5K 251 22
                                    

Hari pernikahan

Tidak terasa sudah hari pernikahan saja. Suasana saat ini terlihat sangat mewah dan berkelas. Semua teman winter dan para dokter rumah sakit diundang di acara malam ini. Disuatu tenpat winter terlihat bercermin menatap penampilannya saat ini. Ia meremas tangannya karena ia sangat gugup sekali bahkan tangannya sudah berkeringat. Ia tidak pernah membayangkan ia harus berada disini. Apalagi sekarang yang menjadi pasangannya sekarang adalah karina yang notabenya adalah sahabatnya sendiri.

Disisi lain pun karina tidak kalah gugupnya bahkan ia sedari tadi mondar-mandir didalam ruangan karena ia tidak sanggup berdiri didepan para tamu undangan bersama dengan winter nanti. Ia sudah berkaca entah yang keberapa kali lagi sekarang ia takut penampilannya mengecewakan bisa-bisa winter membatalkan pernikahan ini saat melihatnya. Padahal para stylish bilang karina adalah pengantin tercantik yang pernah mereka lihat.

"Apa kau sudah siap? Winter dan appanya sudah berada di altar sekarang". Tanya giselle saat memasuki ruangan itu langsung melihat karina yang terlihat gelisah.

"Aku sudah siap tapi aku gugup sekali rasanya tidak mampu melangkah". Kata karina sejujur-jujurnya. Membuat giselle terkekeh pelan lalu menghampiri karina dan menggenggam tangannya.

"Tidak apa-apa semua akan baik-baik saja. Walau winter begitu kurasa hanya dia orang yang pas dan yang paling bisa menjagamu". Kata giselle sambil menatap karina yang sudah terlihat lebih tenang.

"Kau tau aku tidak pernah membayangkan menikah diusia seperti ini. Masih banyak mimpi yang ingin aku raih dan sekarang semua telah sirna". Kata karina pelan membuat giselle menggelengkan kepalanya.

"Tidak-tidak. Kau masih bisa meraihnya bukan? Winter tidak menyuruhmu berhenti dari pekerjaanmu dan kau masih bisa menggapai mimpi yang lain". Kata giselle menenangkan karina.

Karina menganggukan kepalanya apa yang dikatakan giselle benar. Winter tidak menyuruhnya berhenti bekerja karena akhirnya karina memutuskan tetap bekerja nanti setelah menikah dan menjalankan kewajibannya sebagai istri juga. Karena winter bilang pernikahan itu bukan hanya mengurus rumah tangga dan pasangannya. Pernikahan itu dijalankan bersama-sama dan tidak merugikan masing-masing pihak. Dan winter tidak ingin mengekang karina hanya karena mereka sudah menikah. Winter tidak marah kalau karina bekerja selama itu membuat karina bahagia.

"Sudah lebih tenang?". Tanya giselle dan karina menganggukan kepalanya.









••••••









Keadaan hening seketika ketika karina melangkah dengan anggunnya menuju winter membuat para tamu undangan terdiam dan terpesona dengan penampilan karina saat ini. Karina terlihat sangat anggun dengan balutan gaun pengantin yang sangat cantik. Dengan panjang yang menbentang sepanjang altar. Winter juga terdiam melihat karina yang berjalan semakin dekat kepadanya. Ia tidak pernah melihat bidadari secantik karina walau dikartun pun. Karina mengalahkan para bidadari difilm-film. Sekarang winter sadar seharusnya karina yang memerankan tokoh bidadari itu.

"Hei jangan melamun". Bisik kim soo hyun membuat winter tersadar lagi dan menegakkan punggungnya karena ia semakin gugup sekarang.

     Saat karina sudah sampai dihadapannya winter menyambut tangan karina dengan lembut dan tersenyum manis. Karina tersipu dibuatnya dan mereka berjalan menuju kehadapan pendeta. Acara berjalan dengan hikmat sampai para mempelai mengucapkan janji suci mereka dihadapan tuhan. Dan ini adalah saat yang ditunggu-tunggu ciuman pertama sebagai pasangan. Winter gugup setengah mati karena ini adalah ciuman pertamanya bersama karina. Selama mereka menjalini hubungan bertahun-tahun mereka tidak pernah berciuman jangankan dibibir dipipi saja tidak pernah.

Great DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang