Bab 16

1.2K 158 18
                                    

Vote





Comment





Follow





Happy reading💕

Author point of view

      Malam ini adalah malam terindah bagi karina karena ada rembulan yang menerangi hatinya secara pribadi hanya untuknya. Dihadapan nya sekarang ada wajah tenang dan manis winter yang sedang terlelap. Karena kelelahan ia tertidur dimeja kerjanya karina terkejut melihat winter tertidur seperti bayi yang sangat polos. Wajahnya terlihat sangat polos tidak seperti biasanya yang hanya memasang ekspresi datar dan tatapan tajamnya. Karina mengusap lembut wajah itu dengan sangat lembut takut sang empunya bangun dan marah lagi.

"Kenapa kau seperti bayi saat tertidur dan menyeramkan saat terbangun?". Gumam karina sambil menahan tawanya karena sekarang ia berani mengatakan ini didepan orangnya yang sedang tidur itu.

"Winter-ah. Kenapa kau tidak mau berbagi masalah yang kau hadapi? Aku ini istrimu. Seharusnya suka dan duka kita jalani bersama. Kenapa kau selalu membawa banyak beban mu sendiri tanpa mau berbagi? Hah~. Apapun dosamu aku akan mencoba memaklumi dan memaafkan itu selama kamu tidak keterlaluan". Lirih karina pelan sambil melepaskan tangannya dari wajah winter dan menyandarkan tubuhnya disofa dekat meja kerja winter sambil menatap winter yang terlelap.

Baru saja karina beralih menjauh mata winter perlahan terbuka dan menatap karina sendu. Ia menarik nafas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya karena ia sedikit pusing karena tidur dalam posisi begitu. Karina melebarkan matanya apakah winter mendengar apa yang ia katakan tadi? Kalau pun iya tidak ada salahnya jugakan? Dan kalau winter mendengarnya maka bagus supaya winter sadar bahwa ia juga perlu tau. Tapi satu yang menjadi pertanyaan karina kenapa winter hanya diam dan menatapnya lekat apakah ada yang salah dengan wajah atau penampilannya saat ini.

Winter bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan menuju karina yang masih duduk disofa menatapnya dengan tatapan bingung. Karina semakin terkejut kala winter mendekatkan wajahnya yang hanya tertinggal beberapa senti saja dengan wajahnya. Karina menahan nafasnya sambil menutup matanya ia gugup sekarang. Ia dan winter tidak pernah berada dalam posisi seperti ini. Posisi ini terlalu dekat dan tidak baik untuk jantungnya yang sekarang berdetak dengan sangat cepat. Bahkan nafas segar winter menerpa wajahnya ia semakin memejamkan matanya dan mencengkram sofa.

"Kau tidak perlu tau dan merasakan apa yang aku rasakan. Biar aku memberikan rasa nyaman dan bahagia untukmu jangan rasa sakit. Karena rasa sakit itu biar aku yang rasakan jangan kamu". Bisik winter tepat didepan bibir karina bahkan karina bisa merasakan hembusan nafas winter dibibirnya.

Karina tetap menutup matanya tapi kali ini ia tenang mendengar apa yang winter katakan. Ia merasa nyaman karena winter ternyata ingin membuatnya bahagia tapi ia tetap tidak mau winter merasakan sakit itu sendiri. Karina perlahan membuka matanya dan posisi mereka masih sama membuat mata mereka bertemu dan karina kembali gugup.
"Jangan seperti itu aku ini istrimu tempatmu membagi suka dan duka. Biarkan aku juga merasakan apa yang kamu rasakan. Walau pun itu pahit dan gelap sekalipun". Kata karina pelan sambil menundukan kepalanya karena ia sudah tidak tahan kalau ditatap seperti itu oleh winter.

Winter mengernyitkan dahinya dan kemudian ia mengangkat dagu karina untuk menatapnya. Ia mengamati wajah karina dengan seksama dan ia merasa beruntung karena wajah ini hanyalah miliknya seorang. Kalau saja ia ingin egois ia ingin karina tetap dirumah supaya tidak ada orang lain yang melihat kecantikan karina ini.

Cup

Dengan terkejut karina merasakan bibir lembut hangat itu menyentuh bibirnya. Matanya masih terbuka tidak percaya ia bahkan tidak berkedip. Ini adalah ciuman pertamanya dan ini ciuman pertamanya bersama winter. Karina masih tidak percaya ia berharap ini bukan mimpi kalau pun ini mimpi tolong jangan bangunkan dia. Ia masih ingin merasakan rasa yang membuat ia merasa berada disurga walau sebentar. Kala bibir winter bergerak lembut karina perlahan menutup matanya dan merasakan saluran cinta yang winter berikan lewat ciuman lembut ini.

Great DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang