1.8 ; let me hear you say

102 16 0
                                    

-awalnya pengen naruh bgm-nya lewat mulmed, tapi pas aku coba malah gabisa😭 wattpad skrg emg gitu ya, guys? aku saranin puter lagu lmhys-nya lewat app musik kalian aja kalo semisal pengen pake bgm. reminder, lagunya di on repeat aja soalnya aku gak jamin selesai baca dalam 3 menit wkwk

🔥🔥🔥


Wonwoo terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Banyak perban putih melilit di beberapa bagian tubuh Wonwoo. Ia meringis kesakitan. Namun langsung teralihkan begitu melihat Wonra tertidur lelap dengan bersender di ranjangnya.

Lelaki itu segera duduk dan menyadari bahwa ia sedang berada di sebuah ruangan rumah sakit. Ada beberapa pasien lainnya yang berbagi ruangan dengannya. Wonwoo kembali menatap Wonra yang memegangi pergelangan tangannya erat. Wonwoo tersenyum tipis. Wonra memeganginya dengan tujuan menjaganya atau agar gadis itu tak kehilangan Wonwoo di sepanjang malamnya?

Wonwoo menyentuh sehelai rambut Wonra, lalu mengusapnya. Gerakan kecil yang dibuat Wonwoo nyatanya membuat Wonra menggeliat dan terbangun dengan cepat.

"Eh, sorry kalo gue malah bikin lo kebangun," ucap Wonwoo cepat, mengingat ia pernah dimarahi oleh Wonra habis-habisan karena membangunkan gadis itu saat di sekolah.

Wonra mengedip-ngedipkan matanya lucu. "Lo... udah sadar?"

"Hm?"

"Ada yang masih sakit gak? Biar gue panggilin dokter," tawar Wonra dengan nada khawatir.

"Ada," jawab Wonwoo membuat Wonra segera berdiri. "Di sini."

Wonwoo menunjuk dada kirinya sembari memperlihatkan seringai miliknya.

"Gue serius, anjir. Kalo lo begitu lagi, gue tabok beneran ntar," ancam Wonra. Tangannya telah siap ingin memukul Wonwoo.

Wonwoo terkekeh. Ia kembali menyuruh Wonra untuk duduk di samping ranjang rumah sakitnya. Digapainya jari jemari Wonra. Tanpa rasa bersalah, Wonwoo tersenyum lebar sembari mengusap pelan tangan Wonra.

"Lo itu bersinar kayak bulan dan bintang pukul 12 malam, Ra," celetuk Wonwoo yang terdengar seperti gombalan asing bagi Wonra.

"Y-ya emang udah jam 12, kan, ini? Lo habis ketiban besi bisa jadi sengaco ini ya, Won," balas Wonra kecut.

Wonwoo kembali tersenyum. "Gue kangen."

"Hah, kangen gue?"

"Iya."

Wonra segera membekap mulutnya. Ia hanya sembarang mengucap kata agar tak terlalu canggung dengan Wonwoo. Kalau begini, kan, malah tambah canggung bagi Wonra berduaan bersama Wonwoo.

"Ck, lo kalo bercanda lihat tempat dulu dong, bege," umpat Wonra sambil berdecak.

Wonwoo tertawa kecil.

"Hai," tegur Wonwoo yang membuat Wonra memandangnya aneh. "Capek, ya? Sama, gue juga."

"Apasiii anjir," gerutu Wonra melihat Wonwoo yang semakin malam semakin aneh. "Dah, lah, gue mau pulang aja kalo lo makin menjadi. Takut kalo lo ntar tiba-tiba berubah jadi manusia serigala."

"Ra, jangan," tahan Wonwoo. "Mulai sekarang, gue bakal seriusin lo."

Raut wajah Wonra sudah bercampur menahan segala emosi yang ingin ia keluarkan. "Lo pengen gue pepek beneran, yA, WON?!"

Wonwoo segera menaruh jari telunjuknya di bibir Wonra. "Lo gak lihat pasien lain lagi tidur pulas gitu? Janji, deh, gue beneran gak ngegombalin lo lagi."

Hareudang ; [JWW] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang