-i recommend u to play the multimedia, bcs the song is very compatible with this chapter🔥 (u can search the meaning of the song and u will find a match)
•wonwoo's flashback
"Kalo kamu udah gak sayang sama aku, bilang, Rin! Kita bisa putus baik-baik! Tanpa perlu melihat kamu jalan sama cowok lain!" bentak Wonwoo.
Dia sudah semurka itu sama Yerin.
Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Wonwoo melihat Yerin jalan dengan lelaki yang sama. Sudah sejak lama Wonwoo tahu, tapi dia hanya diam menunggu penjelasan Yerin. Dan sekarang, diamnya Wonwoo berubah menjadi amarah.
Yerin menunduk dalam. "Maafin aku, Won. Aku gak mau kita putus. Aku masih sayang sama kamu."
Isakan kecil Yerin membuat raut muka Wonwoo berubah. Tapi, tetap saja, nasi sudah menjadi bubur. Tak ada yang bisa diperbaiki dari hubungan keduanya, menurut Wonwoo.
"Terus kenapa kamu selalu sama cowok itu terus? Ini bukan pertama kalinya aku ngegep kamu jalan sama cowok itu, ya, Rin," tegas Wonwoo. "Kalo kamu masih sayang sama aku, kamu gak bakal melakukan hal yang kamu tau kalo itu salah."
Air mata Yerin menggenang. "Kamu gak ada waktu buat aku, Won. Kamu terlalu sibuk ngurusin festival ini dari berbulan-bulan yang lalu. Aku..., aku gak bisa bercerita, mengeluh, dan bersandar di bahu kamu lagi, Won."
"Karena itu kamu memilih buat bersandar di bahu cowok lain?" sambar Wonwoo. "Festival ini tanggung jawab aku sebagai ketua panitia, Rin. Harusnya kamu bisa ngertiin aku."
"Kamu yang gak bisa ngertiin aku! Kamu tau kalo aku lagi kalut gara-gara perceraian orangtua aku! Cuman dia yang selalu ada disaat-saat terpuruk aku, Won. Cuman dia yang ada disaat aku membutuhkan kamu."
Wonwoo terdiam. Dia memejamkan matanya. Dia tahu dia salah. Yerin benar, seharusnya Wonwoo dapat menghibur Yerin, bukan cowok itu.
"Benar, aku salah, Rin," lirih Wonwoo. "Aku minta maaf. Tapi, tetap, Rin. Kita harus putus. Ini demi kebaikan kita berdua."
-flashback off-
🔥🔥🔥
•wonra's flashback
"Ra, Ra! Lihat deh!" seru Momo sambil menyenggol siku Wonra.
"Apa, sih, Mo?!"
Karena Wonra penasaran, akhirnya matanya mengikuti arah jari telunjuk Momo. Wonra speechless. Tak bisa berkata apa-apa lagi.
"Ra, lo gapapa?" tanya Momo khawatir. "Emang sampah si Jun. Masih bisa-bisanya aja dia selingkuh di belakang lo."
Nyelekit banget. Sekarang Wonra tahu alasan kenapa setiap dia ingin berduaan dengan Jun, selalu Jun tolak dengan alasan sibuk mengurus perlengkapan festival. Padahal Wonra juga sibuk banget, lebih sibuk dari Jun karena Wonra terpilih jadi koordinator acara festival tahunan sekolahnya.
Benar kata Momo, Jun memang sampah. Lelaki itu kelihatan bahagia banget sama cewek di sampingnya. Wonra hanya dapat memandang getir genggaman erat pacarnya dengan gadis lain dari belakang.
Wonra tak tahan lagi. Dia langsung pergi dari sana. Tak peduli dengan Momo, tak peduli sama Jun yang baru saja menyadari keberadaannya, dan tak peduli dengan satu orang yang memperhatikannya dari jauh sedari tadi.
🔥🔥🔥
"Ra! Wonra! Gue mohon lo dengerin penjelasan gue dulu!" seru Jun sambil mengejar Wonra yang selalu menghindar darinya.
Wonra terlalu capek meladeni segala permintaan maaf Jun. Sudah dua hari berselang sejak dia mendapati Jun sedang bersama gadis lain. Jun awalnya tak terlihat ingin mejelaskan apapun, namun entah mengapa, seharian ini Jun terus-terusan mengejar Wonra, baik saat mereka tak sengaja bertemu maupun lewat spam chat.
Wonra menghentikan langkahnya. Dia menatap kokarde kepanitiaan yang terpasang di lehernya. Sesak. Kokarde dan perasaan ini sangat menyesakkan. Wonra melepaskan kokarde dengan kasar. Dia berpaling menghadap Jun yang sedang mengatur napas.
Jun lega. Didekatinya Wonra. Tapi sebelum tangannya menyentuh bahu gadis itu, Wonra sudah menepisnya terlebih dahulu.
"Apa? Apa yang mau lo jelasin ke gue?" tanya Wonra dengan nada datar dan tatapan sinis.
"Gue akuin gue emang selingkuh di belakang lo. Maaf, Ra," sesal Jun.
Selalu to the point, batin Wonra.
Wonra menghembuskan napas. "Gue tau kok selama ini lo gak benar-benar suka sama gue. Gue tau itu, Jun. Tapi kenapa lo harus selingkuhin gue? Lo bisa kan mutusin gue sebelum itu terjadi?"
Mata Wonra berkaca-kaca, membuat Jun merasa iba.
Seharusnya, Jun tidak menembak Wonra hanya karena dare gila itu. Jun sudah lama mengincar gadis pujaan hatinya, namun perasaan Wonra yang tulus membuatnya tak bisa mengatakan kata putus dan berakhir dengan memacari Wonra selama dua bulan tanpa ada perasaan apapun. Jun memang lelaki terbodoh.
"Maaf, Wonra...."
Wonra menyapu air mata yang mengalir di pipinya dengan kasar. Matanya berkilat saat Jun menatapnya.
"Udah lah, gak ada yang perlu dimaafin. Semua udah menjadi masa lalu. Makasih, udah mau pacaran sama gue selama dua bulan ini, walaupun ternyata cuman gue sendirian yang pake perasaan. Semoga lo bahagia sama pacar lo."
Jun terhenyak. Wonra memang terlalu tulus untuknya.
-flashback off-
🔥🔥🔥

KAMU SEDANG MEMBACA
Hareudang ; [JWW] ✔️
Fanfiction"gimana rasanya pas lihat mantan jalan sama pacar barunya, won?" "hareudang." -duo won "ck, lebih hareudang lagi denger kalian berdua adu mulut padahal senasib sama-sama jadi korban perselingkuhan." ↪️[semi baku ; lokal] ▶️mei 2020 ©rfashua