Sekarang jam pelajaran olahraga. Guru mereka seperti biasa membebaskan anak muridnya untuk bermain atau berolahraga apapun, tentunya harus dengan pengawasan sang ketua kelas.
Hoshi yang baru saja melemparkan bola basket kepada anak-anak perempuan berjalan mendekati Wonwoo dengan deru napas yang tidak teratur.
Mereka sekelas memutuskan untuk bermain basket.
Awalnya hanya murid laki-laki saja yang bermain, namun para murid perempuan menjadi tertarik untuk meminjam bola basket setelah letih bermain petak umpet.
Karena kalah berdebat, akhirnya para lelaki itu menyerah dan memberikan bola kepada gadis-gadis ini.
Hanya tersisa Wonwoo, Hoshi, dan beberapa anak laki-laki yang sedang menonton ataupun bercengkrama di pinggir lapangan basket. Beberapa lainnya memilih pergi ke kantin untuk menghilangkan dahaga dan mengisi perut yang kosong.
Hoshi memerhatikan Wonwoo yang tengah menonton gadis-gadis itu sembari memeluk lututnya. Sesekali, Wonwoo tersenyum kecil yang membuat Hoshi berpikir jika sahabatnya ini sedang dirasuki makhluk halus.
"Won," tegur Hoshi. "Lo ngapain, sih, ngelihatin anak-anak cewek main basket?"
Wonwoo melirik Hoshi sekilas, lalu kembali menonton pertandingan basket yang menurutnya lebih mirip dengan permainan merebut bola ala bocah TK.
"Dasar cebol."
Hoshi yang tadinya sakit hati karena diabaikan Wonwoo, menjadi terkejut. Matanya melebar. Sekarang dia paham siapa orang yang diperhatikan oleh Wonwoo.
"Won, kalo kembarannya di kelas bahasa itu denger, lo bisa dibakar hidup-hidup," pesan Hoshi.
"Lah, gue gak ngejek Woozi kali. Emang bener, kan, Wonra emang cebol. Daritadi aja bola yang dilemparnya gak ada yang sampai masuk ke ring basket."
Hoshi memutar bola matanya. "Tapi, kan, mereka kembar. Tinggi Wonra sama Woozi aja sama."
"Nah, berarti lo yang ngeledekin Woozi, Hosh. Gue gak bilang gitu, ya," cetus Wonwoo.
Mulut Hoshi terbungkam. Bukan berarti dia menyerah begitu saja, namun memang pada dasarnya Wonwoo jago berdebat. Siapapun juga akan terdiam jika beradu mulut dengan pemilik marga Jeon ini, kecuali Wonra dengan omongan pedasnya.
"Wonra sama Wonwoo dipanggil anak-anak OSIS! Disuruh ikut rapat katanya!" teriak Jennie, ketua kelas yang super garang.
"Rapat apaan, Won?" tanya Hoshi.
Wonwoo segera bangkit berdiri. "Festival kali."
🔥🔥🔥
Wonra berjalan lunglai di belakang Wonwoo.
Keringatnya membasahi poni dan lehernya. Untungnya Wonra sudah mengikat rambutnya sebelum berolahraga tadi.
Wonwoo gemas. Dia menghentikan langkahnya, lalu menarik lengan baju Wonra.
"Lama banget lo, bocil."
Wonra ingin membentak, namun dia sudah terlalu lelah untuk meladeni Wonwoo.
Wonwoo berjalan cepat menuju ruang OSIS tanpa melepaskan tarikan tangannya dari baju Wonra.
Dokyeom menyambut keduanya saat tiba di depan pintu ruang OSIS. Dia tersenyum sampai matanya ikut tersenyum.
"Eh, Kak Won," sapa Dokyeom kepada kedua kakak kelasnya itu.
Wonwoo menepuk pundak Dokyeom, kemudian berlalu masuk meninggalkan keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hareudang ; [JWW] ✔️
Fanfiction"gimana rasanya pas lihat mantan jalan sama pacar barunya, won?" "hareudang." -duo won "ck, lebih hareudang lagi denger kalian berdua adu mulut padahal senasib sama-sama jadi korban perselingkuhan." ↪️[semi baku ; lokal] ▶️mei 2020 ©rfashua