(42) Kehangatan

865 102 4
                                    

Happy Reading ♥

⚡⚡⚡⚡⚡

Aurel merasakan seluruh badannya terasa sakit dan kaku, wajar sudah 1 minggu tubuh aurel hanya diam tanpa ada pergerakan. ia berusaha membuka mata dengan susah payah, namun ia kesulitan dan memilih tetap menutup mata, perlahan aurel mulai menggerakan beberapa bagian tubuhnya seperti jari jari kaki, kepala dan juga jari jari tangannya. Tunggu. Tangan kirinya, tangan kirinya berat sulit digerakan namun terasa hangatt, dan jarinya, jarinya seperti bertautan dengan jari orang lain. Aurel membuka matanya perlahan, matanya menyapu sekitar ruangan, memperhatikan dari ujung kiri hingga ujung kanan. Ia berada diruang rawat. aurel melihat adiknya sedang tertidur disofa, sedang disamping kirinya terdapat seorang lelaki yg tertidur diatas tangannya yg menyatu dengan damai, laki laki yg kini wajahnya mengahadp aurel.

Laki laki itu terlihat tampan ketika sedang tidur, namun ekpresi tidurnya menunjukkan bahwa ia sangat kelelahan, tapi sepertinya ia merasa nyaman. Aurel mengangkat tangan kanannya yg dibalut selang infus, dengan agak kesulitan aurel berusaha memindahkan tangannya untuk menyentuh lembut puncak kepala atta.

Ia mengelus halus rambut dan kepala lelaki itu, sudah berapa lama ia tak sadarkan diri? Rasanya ia sangat merindukan pria yg sedang tertidur itu. Aurel terus mengelus kepala atta sambil terus tersenyum, ia senang atta adalah orang pertama yg aurel temui ketika ia siuman.

Sentuhan lembut aurel membuat atta sedikit terganggu, dan akhirnya ia terbangun. Atta kaget sekaligus senang, wanita yg sangat ia rindukan itu kini tengah bertukar pandangan dengan dia. Keheningan memihak sesaat saat mereka memilih bertukar rasa dengan tatapan yg bergitu dalam. Matanya yg meneduhkan kini bisa atta lihat lagi, dan tadi-tadii tangannya yg lembut itu juga sudah kembali bisa memberikan kehangatan bagi atta. Mereka hanya saling pandang tanpa ada yg mengeluarkan suara sedikitpun, sambil melempar senyum mereka seakan berbicara lewat tatapan mata.

"Sayang.. " kata aurel dengan suara khasnya yg berat dan sedikit serak.

"Aku haus.. "

Tak pikir panjang atta mengambil langsung gelas yg ada di nakas lalu memberikannya pada aurel.

"Akhirnya.. Daritadi tenggorokan aku kerasa kering banget, sampe susah buat ngomong" kata aurel.

Namun atta masih terdiam memandangi aurel dengan senyuman yg menggambarkan banyak hal.

"Sayang kok km diem aja sih" kata aurel

Atta kembali ke posisi duduknya, ia kembali meraih tangan aurel lalu menciumnya. Melihat itu aurel sedikit kaget, karena pasalnya seorang atta halilintar untuk pertama kalinya mencium tangannya. Biasanya untuk sekedar berpegangan tangan saja atta sedikit gengsi, namun kaliini atta malah mencium tangannya.

"Aku cuma seneng aja, akhirnya apa yg aku takutin gak terjadi" kata atta lembut

"Takut? Kamu takut apa?"

"Takut klo kamu pergi ninggalin aku"

"Aaaaatayanggg gemeshhh banget deh aku"

"Eh hehh hehhh kumat deh, baru juga sadar"

Aurel tertawa kecil.

"Gimana keadaan kmu sekarang? Apa yg dirasain?" tanya atta

"Udah enakan, cuma semua badan aku kerasa sakit, aplaagi ini yg diperban"

"Namanya juga luka, klo kepala gimna? Masih sakit?"

"Sedikit"

"Hmm syukur, nanti mlm perbannya juga bakaln diganti kok, sambil diliat lukanya masih harus diperban apa nggak"

Atta-Aurel (AHHA) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang