(16) Pacar?

1K 81 14
                                    

Happy Reading ❤

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

Wanita ini lagi! ' batin atta.
.
Dengan wajah malas, atta melepaskan tangan wanita itu dari lengannya. Ia merasa malu dan tentunya ia risih. Apalagi ini tempat umum.

"Ngapain disini?" tanya atta dengan malas tanpa memandang wanita itu dan memilih memainkan ponselnya.

"Kebetulan aja lagi jlan2, eh ktemu kamu, jodoh emng gak kemana" kata wanita itu sambil berseri2.

Dibalik kacamatanya atta hanya memutar bola matanya. malas' mendengar perkataan wanita itu.

"Gw duluan" kata atta tbtb sambil berdiri berniat meninggalkan wanita itu.

"Ehh ta, tunggu dong!! "

Wanita itu menahan atta dan sekarang mereka berdiri berdahadapn.

Wanita itu meraih tangan atta dan menggenggamnya.

"Lepas." kata atta dengan suara rendah, datar, dingin, namun tajam.

"Ta bentarrrrrr aja. gw kangen pegangan tangan sama lo, Lo juga kangen kan sma gw? Hahah gw tau kok, gausah munafik taa, kita tuh emmg masih saling syang, yakan?" kata wanita itu dengan wajah bahagia penuh harapan.

Atta bergeming. Perkataan wanita itu tidak benar, namun atta malas, sangat malas meladeni wanita seperti dia, tak mau kalah.

"Ayo jalan ta!! Kita mkan ditempat biasa oke? Udah lama kita gak makan bareng, ngobrol bareng, trus kamu suapin aku. Aku kangennnn banget!!" wanita itu makin merapatkan diri pada atta.

"Jesika lepas!!" masih dengan suara dingin, datar, namun penuh penekanan.

"Ta ayolah, jangan munafik!! Kita tuh masih sama2 sayang kan?" jesika memohon.

Orang orang yang berlalu lalang mulai saling berbisik dan memandangi atta dan jesika, atta semakin malu, kesal, dan ia yakin ini akan menjadi perbincangan publik. Citra atta sebagai influencer dan publik figur akan buruk.

"JESIKA!" Atta sedikit berteriak, tapi untungnya tak ada yang mendengar selain mereka berdua.

Jesika melepaskan tangannya dan bergeming sesaat dengan wajah berkaca2.

Sebenarnya atta tak ingin bersikap demikian, tapi apa boleh buat, jika ia memberontak melepaskan tangan jesika, atta takut ia lepas kendali dan bersikap kasar, karena jesika menggenggam tangannya dengan erat, ditambah ia merangkul tangan atta dengan tangan yang lainnya, apalagi ini di depan umum, citra atta akan semakin buruk dimata masyarakat jika ia bersikap kasar.

"Ta sebesar apa sih slah gw? Emng gak ada kesempatan sedikittt aja buat gw? Apa lo udah punya cewe sampe2 lo gak mau lg sma gw? Gw yakin lo masih syg sma gw, dan gw yakin cwe lo gak semenarik gw, bilang ta siapa cwe itu siapa?!?!" jesika berbicara panjang lebar dan pada akhir kalimat ia mulai berteriak, mengundang pandangan beberapa orang yang melihat keheranan pada mereka.

Emosi atta mulai meluap, ia malu, ia kesal. Ingin rasanya mengumpat pada wanita itu, namun atta berpikir panjang jika atta berbuat demikian resikonya besar bagi nama baik keluarga dan juga Karir atta. akhirnya atta memutuskan untuk meninggalkan saja wanita itu setelah pandangan orang tak lagi tertuju pada mereka. Tanpa berkata apa apa, atta melangkah pergi.

"ATTA!!"

"TAA!!"

Wanita itu terus memanggil atta yang mulai menjauh darinya, terlihat jelas raut kesal, sedih, kecewa, pd diri wanita itu. Tapi atta tak peduli, kesalahannya sudah fatal. Atta sudah memaafkan, tapi jika wanita itu masih bersikap demikian pd atta, atta tak bisa menerima kehadiran wanita itu, walau sebatas teman.
.
.

Atta-Aurel (AHHA) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang