2

18.1K 1.6K 545
                                    

Enam hari telah berlalu, selama itu pula Haechan diajak berkeliling ke sekitar mansion. Ia dan keenam mate nya sudah sangat dalam waktu sebentar. Seperti sekarang ini Mark, Renjun, Jeno, Haechan, Jaemin, Chenle, dan Jisung sedang mengobrol di kamar mereka.

" Bagaimana sekolah nya?. " Tanya Mark, pagi tadi Haechan memang diajak melihat-lihat sekolah yang akan di masuki nya lusa nanti.

" Bagus, sekolahnya luas. Tapi kenapa rooftop di kunci?. " Sahut Haechan.

" Mereka tidak membuka kan pintu rooftop untuk mu?. " Bukanya menjawab Mark malah bertanya sambil menunjuk kelima adiknya.

" Tidak. Memang kenapa?. "

" Lusa kita ke sana, bear. Biar ku hukum anak-anak nakal ini. Aku sudah bilang kan ajak Haechan berkeliling di sekolah, lalu kenapa kalian tidak membukakan pintu rooftop juga?. "

" Begini tuan Mark Lee yang terhujat, kau memang menyuruh kami berkeliling bersama Haechan. Tapi kunci rooftop kau bawa saat rapat di ruang OSIS. Menurutmu kami harus bagaimana hm?. " Jawab Renjun panjang lebar.

" Eh, iya aku lupa. " Mark menepuk dahi nya pelan.

Enam orang dalam satu ruangan iru hanya menatap Mark datar. Bisa-bisa nya dia ingin memarahi orang atas kesalahan nya sendiri.

" Untung kau, hyung ku. Kalau bukan, ku cabik-cabik badan mu lalu ku umpan kan ke rogue. " Geram Jeno.

" Tega sekali. "

Haechan hanya menonton pertengkaran antar saudara itu. Badan nya terlalu lelah untuk ikut berpartisipasi dalam acara ' mari menghujat Mark Lee ' itu.

Ayolah ini sudah malam untuk melakukan acara debat. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Udara malam sama sekali tak membuat Haechan kedinginan, ia malah kepanasan.

" Bisakah kalian membantuku, nyalakan kipas anginnya!. " Pinta Haechan yang mengelap keringat di dahinya.

" Chan, ini sudah malam. Nanti masuk angin, udaranya dingin!. " Jawab Chenle.

" Tapi aku kepanasan!. " Rasa panas semakin mendera tubuh Haechan, anak itu bahkan menggeliat kan tubuhnya tak nyaman.

Keenam mate nya mengamati apa yang terjadi dengan sang matahari. Kemeja putih yang di kenakan nya mulai di basahi keringat, itu tak luput dari pandangan para dominan di sana.

" Panas sekali... " Gumam Haechan sembari berdiri dan mengipasi wajahnya dengan tangan.

Tiba-tiba aroma wangi nya bunga mawar bercampur wine memenuhi ruangan. Akhirnya mereka paham bahwa masa heat Haechan datang. Celana pendek milik Haechan pun sudah basah karena cairan yang keluar dari dalam sana.

Alpha Mark, Renjun, Jeno, Jaemin, Chenle dan Jisung menggeram. Merasakan jika mate mereka sudah mulai masuk ke masa heat. Sekuat tenaga mereka menahan diri supaya tak menerjang sang mate.

" Tolong... Hiks... Panashh... " Haechan mendesis di akhir ucapannya.

Ia merasa ada yang salah dengan dirinya. Wajahnya memerah bak orang mabuk. Di dalam tubuh nya ada yang bergejolak ingin keluar.

" Carikan supressant!. " Seru Jeno panik.

Sebelum sempat berpencar untuk mencarikan supressant, sebuah genggaman di ujung pakaian Jisung menghentikan langkah mereka. Mereka tidak mau menyakiti Haechan karena omega itu belum tentu mau melakukan mating dengan keenamnya yang pasti terasa berat itu.

" Aku tidak membutuhkan nya!.... Hiks... Aku mau kalian!. " Lelehan air mata turun dari manik indah sang omega.

" T-tapi---

Our MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang