Masa heat Haechan benar-benar berlangsung selama lima hari. Dengan keenam mate nya yang selalu menemaninya heat kali ini tidak semenyakitkan dari pada heat sebelumnya. Selama lebih dari satu minggu Haechan terpaksa beraktivitas di dalam rumah.
Keenam mate posesif nya tak mengizinkan nya kemana pun sebelum heat nya selesai. Bahkan sekolahnya harus di tunda, padahal dia sudah sangat senang karena bisa bersekolah lagi.
Hari ini adalah hari dimana dia akan masuk sekolah untuk pertama kalinya setelah banyak mengalami masa sulit. Pinggang nya juga sudah tidak sesakit sebelumnya.
" Haechannie! Jangan berlarian nanti jatuh!. " Peringat Jaemin, mate nya ini mencoba berlarian di dalam rumah setelah hampir satu minggu lebih kemana-mana di gendong ia dan saudara-saudaranya.
Sementara yang di panggil masih asik berlarian bahkan lompat-lompat hanya untuk mengetes kakinya. Renjun yang dari tadi memperhatikan Haechan hanya bisa tersenyum tipis.
" Haechannie, ayo sarapan!. " Seru Renjun.
Mate mereka begitu menggemaskan seperti balita yang baru belajar berjalan. Senyuman lebar Haechan membuat hati nya menghangat.
" Iya!. " Akhirnya Haechan berhenti berlarian dia berjalan menuju ruang makan.
" Wah, banyak sekali!. " Seru Haechan saat melihat meja makan penuh dengan makanan, sejak datang kesini ia hanya makan di kamar dan beberapa kali makan di sini tapi makanan nya tak sebanyak ini.
" Kamu suka?. " Tanya Jeno.
" Heeuummm~. " Haechan mengangguk kan kepalanya sampai-sampai surai hitamnya ikut bergerak.
" Ah, kiyowo.... " Mark mengecup singkat pipi tembam Haechan.
Haechan sendiri langsung duduk di antara Renjun dan Mark. Matanya berbinar antusias melihat beragam jenis makanan yang tersaji di hadapannya.
" Makanlah!. " Dengan senang hati Haechan menyuapkan sesendok nasi beserta lauknya ke dalam mulut.
Pipi bulat Haechan tambah berisi saat makanan-makanan yang di konsumsinya berkumpul di pipi. Mark, Renjun, Jaemin, Jeno, Chenle dan Jisung meneguk ludah mereka susah payah hanya dengan melihat Haechan makan mereka jadi merasa lapar.
" Kenapa kalian tidak ikut makan?. " Tanya Haechan.
" Ah, iya. " Jeno buru-buru menyendok kan masakan Jaemin dan Renjun itu ke dalam mulut nya, mengunyah cepat lalu menelannya.
Tak jauh berbeda dengan Jeno, kelima saudaranya juga begitu. Mereka takut khilaf jika terus-terusan menatap Haechan. Cara anak itu meneguk jus Cherry saja membuat mereka tersedak bersamaan.
" Uhuk!... Uhuk!... " Suara batuk memenuhi ruang makan.
Haechan sampai bingung mau menolong yang mana. Di sodorkannya gelas berisi air putih itu bergantian.
" Kalian ini kenapa?. " Tanya Haechan yang menatap mereka bergantian.
" Ekhem!... Tidak papa. " Jawab Jisung.
" Iya, Haechan-ah. Kami baik-baik saja, lanjutkan saja makan mu. " Tambah Chenle.
Tampa banyak bertanya Haechan melanjutkan acara sarapannya yang tertunda. Renjun dan kelima saudaranya saling berpandangan.
' Kenapa kita memikirkan hal seperti itu di saat yang tidak tepat!!. '
" Memikirkan apa?. " Haechan menatap Mark dengan bingung.
Gawat!. Astaga! Mereka lupa kalau Haechan juga bisa mendengar mindlink keenamnya karena dia sudah menjadi mate mereka seutuhnya.
" T-tidak. Kami tadi hanya memikirkan tugas OSIS!. Iyakan?. " Mark mengedarkan pandangannya, memelototi adik-adiknya supaya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Mate
WerewolfDonghyuck, yang akrab di panggil Haechan memiliki hidup yang cukup kelam semenjak dia lahir. Di usianya yang hampir menginjak delapan belas ia di jual keluarganya pada kelompok mafia yang sering mengadakan pelelangan. Dimalam itu juga dia mendapatka...