11

9.4K 966 246
                                    

Hari sudah semakin siang, di luar matahari bersinar dengan terik. Membuat teman-teman satu kelas Haechan, Jaemin, Jeno, Mark, dan Renjun enggan untuk keluar dari ruangan berpendingin udara itu. Sofa-sofa bahkan karpet bulu di bawah mereka tempati hingga kamar tempat Haechan di rawat tampak seperti tempat pengungsian korban bencana.

" Sudah tidak membawa buah tangan, memenuhi ruangan pula!. " Sindir Chenle tepat di telinga Felix.

" Hiks... Kau punya dendam apa sih, Chenle?. Hiks... Kenapa kau selalu membuat hidup ku sulit?... Hiks... Apa karena kita beranteman?. " Felix memasang pose seolah tengah mengusap air mata di wajahnya.

" Air mata buaya!. " Sahut Yangyang.

" Memang Felix bukan manusia ya?. Kok dia hidup di darat bukan di laut?. " Tanya Winwin.

" Winnie, yang namanya buaya itu hidup nya di sungai kalau di laut nanti bisa-bisa hiu dan buaya mengadakan duel harian. " Balas Joy.

" Oh?. Tapi besok aku mau minta Yuta ssaem pelihara buaya di dalam rumah, jadi dia tidak akan berkelahi dengan hiu. Wah, aku pintar kan?. "

" Winwinnie, jangan bolos pelajaran IPA lagi ya, nak!. " Rose menepuk bahu Winwin prihatin.

" Kalian ini berisik sekali!. " Han membekap mulut Hyunjin yang dari tadi asik bermain ponsel.

" Aku tidak ikut berisik!. Kenapa aku yang di bekap?!. " Berakhir dengan telapak tangan Han berlumur air liur, membuat pemuda berwajah mirip tupai itu mengernyit jijik lalu mengusap tangannya ke pakaian Hyunjin.

" Sebenarnya kenapa kalian masih di sini?. " Tanya Haechan yang tengah menanti makan siang nya, mood nya sedang baik sekarang jadi dia mau makan tanpa di paksa.

" Haechan tau, kami tadi berangkat sekolah pagi-pagi sekali... "

" Untuk menyalin tugas. " Lanjut Yeri pelan.

" .... Dan tidak sempat sarapan. Lalu istirahat tadi kami di panggil guru untuk ke kantor.... "

" Sebab ketahuan ingin membolos dengan cara lompat pagar belakang sekolah. " Lirih Jungwoo.

" Jam pulang tiba pun kami langsung berangkat untuk menjenguk mu. Jadi kani sama sekali belum makan--- "

" Ini bukan restoran yang jika kau tidak bisa membayar kau di suruh mencuci piring. Jadi tuan-tuan dan nona-nona yang terkaya mohon pergi ke kantin atau restoran sana!. Kalian merusak udara di sini, lihat oksigennya tercemar!. " Renjun memotong penjelasan Seungmin.

" Kau kira kami asap kendaraan?!. " Kesal Joy.

" Ayo tunjukkan aegyo kalian dulu!. Kalau aku suka nanti aku akan menyuruh Jaemin dan Renjun untuk membelikan makanan. " Pinta Haechan dengan senyum jahil.

Suara yang di buat selucu mungkin juga ekspresi dan gerakan-gerakan absurd mulai bersahut-sahutan, Haechan yang menyandarkan punggung nya pada bantal dan juga headboard malah tertawa pelan sambil sesekali berkomentar.

" Aku jadi kurang yakin kalau mereka sebenarnya berasal dari keluarga yang berada. " Bisik Jeno sambil mengernyit geli.

" Sama. " Sahut Mark.

" Ayolah, Chan!. Aku sudah mencoba untuk menjadi sangat lucu. " Protes Jungwoo karena Haechan selalu mengatakan tidak untuk segala macam aegyo yang mereka lakukan.

" Tapi itu memang tidak lucu. " Ucap Haechan.

" Chenle-ya, coba contohkan!. " Pintanya pada Chenle yang berdiri di pinggir ruangan karena dia masih mengangkat telpon tadi.

" Hmm?. " Chenle bergumam dengan ponsel yang masih berada di telinga nya, juga sebelah alis yang terangkat bingung ia hanya mendengar kalau Haechan memanggilnya tadi.

Our MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang