Hari sudah semakin siang, di luar matahari bersinar dengan terik. Membuat teman-teman satu kelas Haechan, Jaemin, Jeno, Mark, dan Renjun enggan untuk keluar dari ruangan berpendingin udara itu. Sofa-sofa bahkan karpet bulu di bawah mereka tempati hingga kamar tempat Haechan di rawat tampak seperti tempat pengungsian korban bencana.
" Sudah tidak membawa buah tangan, memenuhi ruangan pula!. " Sindir Chenle tepat di telinga Felix.
" Hiks... Kau punya dendam apa sih, Chenle?. Hiks... Kenapa kau selalu membuat hidup ku sulit?... Hiks... Apa karena kita beranteman?. " Felix memasang pose seolah tengah mengusap air mata di wajahnya.
" Air mata buaya!. " Sahut Yangyang.
" Memang Felix bukan manusia ya?. Kok dia hidup di darat bukan di laut?. " Tanya Winwin.
" Winnie, yang namanya buaya itu hidup nya di sungai kalau di laut nanti bisa-bisa hiu dan buaya mengadakan duel harian. " Balas Joy.
" Oh?. Tapi besok aku mau minta Yuta ssaem pelihara buaya di dalam rumah, jadi dia tidak akan berkelahi dengan hiu. Wah, aku pintar kan?. "
" Winwinnie, jangan bolos pelajaran IPA lagi ya, nak!. " Rose menepuk bahu Winwin prihatin.
" Kalian ini berisik sekali!. " Han membekap mulut Hyunjin yang dari tadi asik bermain ponsel.
" Aku tidak ikut berisik!. Kenapa aku yang di bekap?!. " Berakhir dengan telapak tangan Han berlumur air liur, membuat pemuda berwajah mirip tupai itu mengernyit jijik lalu mengusap tangannya ke pakaian Hyunjin.
" Sebenarnya kenapa kalian masih di sini?. " Tanya Haechan yang tengah menanti makan siang nya, mood nya sedang baik sekarang jadi dia mau makan tanpa di paksa.
" Haechan tau, kami tadi berangkat sekolah pagi-pagi sekali... "
" Untuk menyalin tugas. " Lanjut Yeri pelan.
" .... Dan tidak sempat sarapan. Lalu istirahat tadi kami di panggil guru untuk ke kantor.... "
" Sebab ketahuan ingin membolos dengan cara lompat pagar belakang sekolah. " Lirih Jungwoo.
" Jam pulang tiba pun kami langsung berangkat untuk menjenguk mu. Jadi kani sama sekali belum makan--- "
" Ini bukan restoran yang jika kau tidak bisa membayar kau di suruh mencuci piring. Jadi tuan-tuan dan nona-nona yang terkaya mohon pergi ke kantin atau restoran sana!. Kalian merusak udara di sini, lihat oksigennya tercemar!. " Renjun memotong penjelasan Seungmin.
" Kau kira kami asap kendaraan?!. " Kesal Joy.
" Ayo tunjukkan aegyo kalian dulu!. Kalau aku suka nanti aku akan menyuruh Jaemin dan Renjun untuk membelikan makanan. " Pinta Haechan dengan senyum jahil.
Suara yang di buat selucu mungkin juga ekspresi dan gerakan-gerakan absurd mulai bersahut-sahutan, Haechan yang menyandarkan punggung nya pada bantal dan juga headboard malah tertawa pelan sambil sesekali berkomentar.
" Aku jadi kurang yakin kalau mereka sebenarnya berasal dari keluarga yang berada. " Bisik Jeno sambil mengernyit geli.
" Sama. " Sahut Mark.
" Ayolah, Chan!. Aku sudah mencoba untuk menjadi sangat lucu. " Protes Jungwoo karena Haechan selalu mengatakan tidak untuk segala macam aegyo yang mereka lakukan.
" Tapi itu memang tidak lucu. " Ucap Haechan.
" Chenle-ya, coba contohkan!. " Pintanya pada Chenle yang berdiri di pinggir ruangan karena dia masih mengangkat telpon tadi.
" Hmm?. " Chenle bergumam dengan ponsel yang masih berada di telinga nya, juga sebelah alis yang terangkat bingung ia hanya mendengar kalau Haechan memanggilnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Mate
Manusia SerigalaDonghyuck, yang akrab di panggil Haechan memiliki hidup yang cukup kelam semenjak dia lahir. Di usianya yang hampir menginjak delapan belas ia di jual keluarganya pada kelompok mafia yang sering mengadakan pelelangan. Dimalam itu juga dia mendapatka...