16

6.7K 725 98
                                    

Pagi-pagi sekali Haechan turun ke bawah untuk membuat sarapan. Senyum indah tercetak di bibirnya karena dua Alpha nya menuntun ia menuruni tangga. Jisung ada di sisi kanannya sedangkan Jeno di sisi kirinya, dua-duanya sama-sama berubah menjadi cerewet dan terus-terusan mengatakan hati-hati untuk si omega.

Padahal kan Haechan hanya turun tangga bukan mau terjun ke jurang. Tapi tidak apalah, setidaknya Haechan senang karena para Alpha nya tidak mengabaikannya setelah disibukkan dengan pekerjaan mereka kemarin.

" Ini perasaan ku saja atau beberapa bagian tubuhmu memang bertambah volume, Haechan-ie?. " Jeno bertanya sambil menatap lekat tubuh Haechan dari atas ke bawah.

" Emm... Yang benar? Apa aku terlihat semakin gendut?. " Bibir Haechan melengkung ke bawah.

" Tidak, bukan gendut hanya berisi di bagian ini, ini dan... Ini. " Jeno mencubit pipi Haechan, mengelus perutnya dan yang terakhir meremas pantat sintal si Omega.

" Yak! Mesum!. " Haechan memukul bertubi-tubi lengan Jeno dan mendorong Alpha muda itu hingga timbul jarak diantara mereka, wajahnya memerah malu karena tangan nakal Jeno.

" Selalu saja mengambil kesempatan dalam kesempitan. Hyung, curang!. " Jisung merangkul Haechan seraya memelototi hyung nya itu.

" Apa? Ini bukan curang. Kau saja yang tidak tau trik bagus, dasar bayi!. Lagipula apa yang ku katakan benar kok, Haechan memang tambah berisi karena faktor kehamilannya mungkin. "

" Tapi tinggal menyebut bagian mana yang bertambah gemuk, jangan langsung meremasnya!. " Haechan memekik tertahan.

" Maaf kalau begitu ya, Haechan-ie. Tangan ku refleks tadi, habisnya bagian itu memang bertambah sintal sekarang. Aku jadi gemas dan tidak sengaja meremasnya. " Ujar Jeno dengan mata membentuk bulan sabit khas miliknya.

Haechan jadi semakin jahil akhir-akhir ini bahkan dia banyak melakukan hal yang tanpa di sadari nya membuat para mate nya frustasi. Omega manis itu berniat menjahili Jeno sekarang, dia menunjukkan respons kesal seolah benar-benar merajuk pada Jeno. Haechan melepas rangkulan Jisung dan berjalan cepat menjauhi keduanya dengan ekspresi suram.

Jeno dan Jisung saling melirik dan mulai ber-mindlink untuk saling menyalahkan satu sama lain. Pertengkaran Jeno dan Jisung berakhir dengan Jisung yang dengan sengaja menginjak kaki kakaknya dan berlalu pergi menyusul Haechan.

Yang lebih tua terdiam sesaat. Injakan kaki Jisung tak seberapa sakit dan Jeno masih bisa menahannya, yang dipikirkan nya saat itu adalah cara membujuk Haechan yang marah. Bagaimana pun juga Haechan saat marah adalah salah satu hal yang paling ia dan saudara-saudara nya hindari. Saat marah omega manis itu akan bersikap acuh pada siapa saja yang membuatnya kesal.

Itu bukan hal yang bagus untuk Alpha-Alpha yang suka bermanja-manja dengan si Omega seperti Jeno dan yang lain. Jadi dengan cepat Jeno berlari ke dapur untuk menyusul Haechan dan Jisung.

" Wendy noona? Noona di sini?. " Haechan cukup terkejut melihat sosok yang dari kemarin menghilang bak di telan bumi dari mansion mereka tiba-tiba muncul di depannya.

Sosok vampire berumur ratusan tahun itu tengah memeriksa kulkas besar di dapur. Rencana dia akan membuat makanan untuk dirinya sendiri karena ke-enam Alpha Haechan sama sekali tak memperbolehkan ia untuk memasak makanan untuk mereka. Chenle bilang kalau dapur itu daerah otoriter Haechan jadi mereka tidak suka jika memakan makanan yang bukan buatan sang mate.

" Haechan sudah bangun ya. Bukankah aku sudah pernah bilang jika aku menginap di sini sebelum menemukan tempat bagus untuk tinggal, apa kau lupa?. " Wendy menjawab sambil mengeluarkan beberapa bahan makanan dari kulkas.

Our MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang