6

12.4K 1.2K 287
                                    

Baca nya waktu udah buka aja ya!.

Haechan keluar dari kamar mandi sambil bersenandung pelan. Suasana hatinya sedang baik karena itu ia tersenyum dari tadi.

" Jisungie!. " Seru nya senang saat melihat Jisung berbaring di atas ranjang.

Haechan menaikan kaki nya ke tempat tidur lalu mulai ikut berbaring sambil memeluk Jisung. Mate termudanya itu mengelus kepala Haechan.

" Kenapa?. " Tanya Jisung.

" Tidak apa. Hanya ingin memeluk mu saja. " Jisung menyampingkan tubuhnya menghadap Haechan, dia mendekap tubuh mate nya.

" Manja sekali. " Haechan tertawa kecil, bibirnya terbuka sedikit menampilkan gigi nya yang berderet rapi.

Jisung jadi semakin gemas dengan sosok matenya ini. Umurnya saja 2 tahun lebih tua darinya tapi tingkah dan wajahnya masih saja selucu anak bayi.

" Yang lain mana?. " Tanya Haechan, dari tadi dia tidak menemukan kelima matenya yang lain di kamar mereka.

" Eumm.... Itu.... " Jisung bingung mau menjawab apa.

Haechan menatapnya dengan raut wajah polos dan menuntut jawaban. Tapi kalau Jisung menjawab jujur nanti yang ada Haechan terus-terusan merasa bersalah.

FLASHBACK
Porsi ramen untuk tujuh orang menjadi pilihan Haechan untuk makan malam. Tepatnya permintaannya tadi siang, ramen di campur dengan potongan kecil buah semangka.

Renjun menatap makanan yang dia masak bersama Haechan dan Jaemin dengan pandangan tak yakin. Tapi berhubung Haechan tampak senang ia memaksakan tersenyum lebih tepatnya ia dan saudara-saudaranya.

" Apa itu aman di makan?. " Bisik Jeno ke Renjun.

" Aku tidak tau, kelihatannya sih mengerikan. " Renjun ikut berbisik.

Jeno mengangguk paham lalu meneguk ludahnya susah payah. Semangkuk besar ramen semangka ala Haechan sudah matang dengan asap yang mengelilingi wadahnya, menunjukkan kalau makanan itu masihlah panas.

" Selamat makan!. " Haechan mengambil sumpit untuk mencoba ramen di depannya.

Enam orang lainnya di meja itu mematung melihat sulur-sulur mie itu masuk ke mulut Haechan. Sang omega tampak menikmatinya. Hingga beberapa saat kemudian Haechan berhenti makan setelah suapan ketiga masuk mulutnya.

" Kenapa tidak di lanjutkan, Haechan-ah?. " Tanya Mark.

" Aku sudah kenyang, hyung. " Sosok berparas manis itu meneguk segelas susu yang sengaja di buat untuknya sampai habis.

" Lalu ini bagaimana?. " Jaemin menunjuk mangkok besar ramen yang masih tersisa banyak bahkan sangat banyak.

" Kalian makan ya?. " Pinta Haechan sambil menatap melas enam matenya.

Jisung tersedak ludahnya sendiri. Jeno tanpa sadar menjatuhkan sendok makannya ke lantai. Jaemin hampir saja menyemburkan minuman di mulutnya. Mark menatap Haechan dengan pandangan terkejut. Chenle dan Renjun memelototi ramen itu tanpa sadar.

' Ramen sialan!. ' maki mereka bersamaan.

" Kalian tidak suka ya?. " Ah, iya mindlink mereka semua kan juga terhubung dengan Haechan!.

" T-tidak! Tidak!. Bukan begitu, Haechannie!. " Chenle menggelengkan kepalanya secepat yang ia bisa.

" Lalu kenapa kalian bilang ' Ramen si--- . "

" Jangan menirukan itu!. Itu kalimat tidak baik!. " Jaemin memotong ucapan Haechan.

" Begitu kah?. " Keenamnya mengangguk cepat.

Our MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang