Hari ini adalah hari yang begitu spesial untukku. Karena hari ini aku genap berusia 21 tahun. Malam ini, kedua orang tuaku mengadakan sebuah pesta ulang tahun yang cukup mewah untukku. Jadi disinilah aku sekarang, berdiri dihadapan para tamu dengan mengenakan midi dress warna purple pilihan kekasihku, gaun off shoulder yang panjangnya selutut dengan motif hiasan berwarna silver yang membentuk bunga-bunga kecil yang indah. Gaun inilah yang membuatnya berdecak kagum saat pertama kali aku mencobanya.
Aku mengendarkan pandangan ke seantero ruangan, bisa kulihat lamat-lamat semua tamu undangan sudah mulai berkumpul. Mulai dari keluargaku, rekan-rekan kerja orang tuaku, teman-teman sekolah dan kampusku, sahabat-sahabatku dan sahabat-sahabat dari kekasihku. Mereka saling bercengkrama dan tertawa satu sama lain, saling melepas rindu sembari menunggu pestanya di mulai. Para pelayan berseragam hitam putih, berjalan kesana kemari dengan membawa nampan yang berisi berbagai minuman untuk di hidangkan kepada para tamu. Aku memperhatikan ke setiap sudut ruangan sekali lagi, aku senang semua orang-orang terdekatku sudah hadir. Tapi ada satu hal yang masih mengganggu pikiranku saat ini, ada satu hal yang terasa hilang, aku belum melihat dia sedari tadi— Oh Sehun, kekasihku.
Aku menatap lurus selama beberapa saat pada pintu aula yang terbuka lebar itu, berharap dia akan memunculkan batang hidungnya. Menghambur masuk sembari menyunggingkan senyuman lebarnya yang paling aku sukai lalu ia akan berdiri disampingku, menemaniku sampai pesta ini selesai persis seperti yang ia janjikan dua hari yang lalu.
"Apa hal yang kamu inginkan di hari ulang tahunmu nanti ?" tanyanya, ia menatapku sekilas lalu kembali memfokuskan diri pada jalanan di depannya.
Aku berpikir sejenak. "Tidak ada." Gumamku akhirnya.
Ia mengernyitkan keningnya, tidak percaya. "Tidak ada ? kamu yakin ? yang kamu inginkan dari aku bagaimana ?"
"Kehadiranmu." Aku memandang wajahnya yang sedang fokus menyetir itu dari samping. "Kehadiranmu sudah sangat cukup bagiku, Oh Sehun." Lanjutku.
Ia menoleh kearahku sembari tersenyum dengan sangat manis, sebelah tangannya terulur untuk mengusap kepalaku lembut. "Itu saja ?" tanyanya lagi.
Aku mengangguk dengan mantap. "Itu saja." Ulangku.
"Kalau itu, aku sudah pasti akan datang. Aku akan menemanimu disana sampai pestamu selesai, tenang saja aku tidak akan pergi kemanapun. Aku bahkan akan jadi orang pertama yang datang lebih awal sebelum para tamu undangan itu tiba." Celotehnya.
Aku tertawa pelan. "Oh, really ?" godaku.
"You don't believe me ?"
"I do believe you." Jawabku cepat. Aku mengangkat jari kelingkingku. "Promise me, then."
Ia mengaitkan jari kelingkingnya denganku. "You have my words, babe."
Lalu, kemana ia sekarang yang katanya akan datang lebih awal dari para tamu yang lain. Mana janjinya ? apa ia lupa atau ada sesuatu yang lain yang membuatnya tidak bisa datang ? handphonenya saja tidak bisa ku hubungi, Gosh semua ini benar-benar membuat perasaanku tak tenang. Detik demi detik terus berlalu, sedari tadi aku sudah mengulur waktuku untuk menunda acaranya sampai ia datang. Aku masih memperhatikan ambang pintu itu dengan gelisah, masih berharap ia muncul.
"Sayang ?" aku mengalihkan fokusku dari pintu aula itu, ke sumber suara. Kulihat Eomma dan Appa sudah berdiri disampingku.
Eomma mengelus-ngelus rambutku dengan lembut. "Sayang, lebih baik kita mulai saja acaranya sekarang, kita sudah menundanya selama 45 menit. Kasian para tamu sedari tadi sudah menunggu."
"Tapi Eomma, Sehun masih belum dateng juga. Dia sudah berjanji akan menemaniku disini."
Appa mendeham pelan membersihkan tenggorokannya. "Appa yakin dia akan datang, hanya saja mungkin telat karena terjebak macet." Ucapnya mencoba menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Stories (KJS x OSH)
Random[Oneshot]/Double shot, Terinspirasi dari lagu-lagu dsb.