Selama ini, aku jatuh cinta pada seorang pria yang sudah cukup lama menjadi temanku.
Semua ini tidak mudah dan membuatku cukup pusing tapi mau bagaimana lagi ?
Kita tak bisa memilih kepada siapa dan kapan kita akan jatuh cinta. Perasaan itu selalu datang sendiri dengan tiba-tiba tanpa permisi, aku benci pada perasaanku saat ini. Terlebih, aku sendiri tidak yakin tentang bagaimana perasaannya padaku.
Even though, everybody knows he love me too ...
Acara prom night malam ini berlangsung dengan cukup meriah, suara alunan musik mengalun keras diseisi ruangan. Di ajang perpisahan untuk mengenang masa-masa sekolah menengah atas ini, Prom night juga jadi ajang bagi para siswa dan siswi untuk unjuk kebolehan. Ada yang menjadi sukarelawan untuk menyumbang lagu, menampilkan band terpendam mereka, menari, dan tentu saja yang tidak boleh tertinggal adalah pesta dansa.
Aku terlalu malas untuk maju ke lantai dansa, lagipula mau dansa dengan siapa ? aku bahkan datang tidak membawa pasangan. Yaa, walaupun tadi aku berangkat dengan Sehun tapi tetap saja statusnya berbeda, dia sahabatku bukan pasangan.
Aku memilih duduk di mejaku sembari memperhatikannya yang sedang sibuk bercengkrama dengan teman-temannya, aku suka melihatnya tertawa terbahak-bahak seperti itu, tawa yang selalu ia lontarkan dengan puas padaku kala ia sukses besar dalam menjailiku dan membuatku kesal setengah mati. Tawa yang kuharap bisa kudengar setiap hari. Tapi, harapan hanyalah sebuah harapan setelah malam ini mungkin esok akan menjadi sesuatu yang berbeda. Kita akan sibuk dengan urusan kita masing-masing, entah itu kuliah atau bekerja or anything else.
Untuk itu aku tidak ingin kehilangan momen,
"Udah gausah ragu, ungkapin aja sebelum terlambat daripada entar nyesel." Suara Seulgi sukses mengalihkan fokusku darinya, ia mendudukan diri di depanku sembari membawa segelas minuman. Aku memang sudah bercerita banyak pada Seulgi tentang perasaanku pada Sehun, dan dia selalu menyuruhku untuk mengutarakannya secara langsung.
Aku menggigit bibir bawahku, masih belum sepenuhnya yakin dengan apa yang akan ku lakukan. "Besok aja kali yah ?"
Seulgi mengedikkan bahunya pelan, sembari menyeruput minumannya. "Terserah yang penting harus bilang."
"Doain dong." Ujarku memelas.
Seulgi mengangguk mantap. "Of course, all the best for you. Kesian juga kamu kalo kelamaan jomblo terus."
"Heh, ngaca!" Cibirku, Seulgi terkekeh pelan sembari mengangkat jari jemarinya yang membentuk v-sign.
Aku kembali menatapnya sekali lagi, aku tidak tau apa yang akan terjadi besok diantara kita. Dan aku harus sudah siap dengan segala resikonya.
Keesokan harinya, aku mengajak Sehun untuk bertemu di taman yang berada di sekitar sungai Han. Suasana sangat cerah siang ini, langit biru menbentang luas diatas sana, Aku duduk di bangku taman, sambil menatap lurus pada air sungai yang alirannya begitu tenang itu. Namun sedari tadi perasaanku berbanding terbalik dengan aliran sungai itu, perasaanku tak tenang sama sekali, begitu terasa tak karuan, mungkin ini efek karna hari ini aku akan mengutarakan perasaanku yang sebenarnya. Aku memejamkan kedua mataku, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Aku melakukan itu beberapa kali, untuk menenangkan diriku.
Aku melihat pada jam yang melingkar di lenganku, waktu sudah menunjukan pukul 14.15. Dia sudah telat 15 menit, aku menghela nafas pelan dan mengedarkan pandanganku ke sekeliling taman. Banyak pengunjung yang sedang bersantai di sekitar sungai Han, mulai dari yang bersepeda untuk berkeliling area sekitar, melakukan olahraga air, piknik bersama keluarga, teman dsb.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Stories (KJS x OSH)
Random[Oneshot]/Double shot, Terinspirasi dari lagu-lagu dsb.