MY EX (2)

495 74 5
                                    

Jisoo POV

"Ko dieum aja ? Jawab dong, kenapa ?"

Sehun masih tak menggubris pertanyaanku, ia malah kembali memfokuskan diri ke jalanan. Melajukan motornya dengan cukup kencang hingga membuatku terhenyak dan refleks memeluknya. Aku tidak tahu apa yang sedang pria itu pikirkan, aku hanya bisa menebak mungkin ia sekarang sedang mencoba menghindari pertanyaanku itu. Atau mungkin ia tak bisa menjawabnya ? entahlah.

Saat kita sampai di depan butik, Sehun langsung mengulurkan tangannya kearahku. Bermaksud untuk membantuku turun dari motor. Aku hanya menatap uluran tangan itu dengan tatapan sinis. Tak berniat untuk meraih ulurannya. Masih merasa kesal karena ia tak menjawab pertanyaanku tadi.

"Gausah aku bisa turun sendiri." Tolakku dengan ketus, Sehun hanya tersenyum kecil mendengarnya. Aku bersusah payah turun dari motor dengan perlahan, tanpa berpegangan padanya.

Ia masih menatap lurus kedepan, dengan segera aku melepas jaket dan menyodorkannya, "Nih, makasih jaketnya." Ia menoleh kearahku, tatapan mata kita kini bertemu. Sehun melepas helm yang ia kenakan, lalu mengambil uluran jaketnya.

Ia mendeham pelan, membersihkan tenggorokannya. "Gausah bahas masa lalu lagi yaa." Katanya, sembari memasukan jaketnya kedalam tas. "Anggap aja di antara kita dulu gapernah terjadi apa-apa. Kita lupain semuanya. Dan soal kenapa aku mutusin kamu, aku rasa alasan aku di masa lalu itu udah cukup jelas. You're not my type again, so let's be professional right now." Ujarnya terlampau santai, tanpa ekspresi. Semburat senyuman tipis bahkan terpasang di wajahnya, tak kulihat rasa bersalah sedikitpun.

Aku hanya diam terpengarah, masih tak habis pikir dengan sikapnya. Masih tak habis pikir dengan ucapannya yang seenak jidat. Dia sadar gaksi, saat mengatakan itu ? It's hurt me so bad. Anggap tak pernah terjadi apa-apa katanya ? Setelah apa yang dia lakukan di masa lalu, memutuskan hubungan dan ninggalin aku gitu aja dengan alasan yang 'mengambang' ? dan sekarang, dengan mudahnya dia menyuruhku untuk melupakan semuanya begitu saja ?

Wow, he's so f*cking heartless!

Ia kembali memakai helmnya, aku masih memandangnya tanpa sepatah katapun. Dadaku terlalu sesak, lidahku terlalu kelu, hingga kata-kata yang terlintas di kepalaku tak mampu terlontarkan sama sekali. Dia benar-benar berubah sekarang, tak seperti Sehun yang ku kenal dulu. Dan aku benci mengakui akan hal ini.

Ia membuka kaca helmnya dan kembali menoleh kearahku, aku bisa melihatnya ia sedikit memamerkan senyum. "Btw, congrats ya udah mau tunangan. Dia orang yang tepat buat kamu."

Aku hanya tersenyum mengejek, "Eoh, kamu benar. Dia memang yang terbaik untukku. Aku bersyukur di pertemukan dengan dia." Kataku menekankan dengan nada bangga. Entahlah, aku mungkin hanya ingin membuatnya cemburu tapi ia hanya mengangguk pelan sembari memamerkan senyum tipisnya, Ekspresinya tak terusik saat aku mengatakan itu, cukup tenang. Lalu melajukan motornya dengan segera. Aku menggigit bibir bawahku, mencoba menahan tangisku. Perasaanku makin bertambah tak karuan sekarang. Dan kurasa, ia memang sudah tidak mengharapkanku lagi.

🍃🍃

"Hello, my beautiful younger sister!"

Suara sapaan keras itu berhasil, membuyarkan lamunanku. Aku terperanjat, saat melihat kakakku sedang berjalan menuruni tangga dengan santainya. Senyum sumringah terpasang di wajahnya, rambut smoky brunette-nya di biarkan tergerai dengan leluasa, sweater turtleneck berwarna cream membalut tubuhnya yang terlihat semakin ramping, ia terlihat begitu cantik seperti biasanya. Sungguh, terkadang aku selalu merasa iri padanya. Tapi tunggu, sejak kapan ia disini ?

"Pulang-pulang kok, ngelamun." Gumamnya.

"Ko disini ?" Tanyaku heran, sembari meneguk segelas air yang sedari tadi tergeletak di meja makan.

One Shot Stories (KJS x OSH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang