AGREEMENT

503 66 8
                                    

Jisoo menghentikan langkahnya Dan mendeham pelan, saat sudah berdiri di belakang pria itu. Pria yang sedari tadi sedang asik melamun sembari memandang langit malam pun langsung menoleh. Ia terpaku sembari memandang gadis itu selama beberapa saat dengan penuh rasa kagum. Bagaimana tidak, gadis itu tampak begitu cantik nan anggun dengan mengenakan midi dress berwarna lavender yang menonjolkan area bahunya. Rambut hitam legamnya dibiarkan tergerai begitu saja, hingga terpaan angin malam-pun bisa memainkannya dengan leluasa. Sehun berani mengakuinya bahwa ia benar-benar cantik. Padahal tadi, selama acara tunangan berlangsung ia selalu berdampingan dengan gadis itu namun ia tak punya banyak waktu untuk memperhatikannya.

"Bisa bicara ?" Tanya Jisoo sedikit canggung,

Pria yang bernama Sehun itu menjawabnya hanya dengan sebuah anggukan pelan.

"Elo kenapa sih nerima pertunangan ini ?" Tanyanya penasaran. "Karena paksaan dari orang tua kita ya ? gue sih yakin, elo ga mungkin suka sama gue, secara kita aja belum kenal lama kan ? Atau jangan-jangan elo emang suka sama gue yah ? Sejak pandangan pertama ? hmm, kalau itu wajar sih. Pesona gue gausah diraguin." Cerocosnya tanpa jeda sembari berbangga diri.

Sehun melirik gadis itu sembari mendecak sebal. "Banyak banget pertanyaan lo, jadi gue harus jawab yang mana dulu nih ?"

Jisoo terkekeh pelan, sembari mengangkat jari telunjuknya. "Jawab pertanyaan yang kesatu dong."

"Iseng aja sih."

"Hah ?"

"Males debat sama ayah." Ujar Sehun, yang membuat Jisoo menarik nafas lega. Karena kini ia tahu, keduanya sama-sama menerima pertunangan ini karena terpaksa. Jadi rencananya yang sudah ia rancang dari jauh-jauh hari sepertinya akan berjalan dengan baik.

"Elo sendiri kenapa mau ?" Tanya Sehun.

Jisoo mengernyitkan keningnya, terlihat menimbang-nimbang sejenak. "Gue pengen ngincer harta kekayaan lo yang banyak itu." Ujarnya yang sukses membuat Sehun memamerkan seutas senyum.

"Jujur banget jadi anak."

Gadis itu mengangkat kedua alisnya dengan bangga. "Iya dong."

"Itu punya keluarga gue."

"Ya, tetep aja punya lo juga." Gumam Jisoo.

Pria itu menggeleng pelan sembari tersenyum manis. "Iya, terserah lo deh ya." Ujar Sehun singkat.

"Ko, lo gak bilang gue matre sih ?" Tanya Jisoo heran.

"Ngapain ? gue belom kenal lo lama. Belom tahu kepribadian lo juga. Entar kalo ternyata gak sesuai sama kenyataan gimana ? Jatohnya fitnah dong gue." Ujar Sehun tak terusik. Padahal Sehun tahu, Jisoo tak mungkin bersikap seperti itu padanya. Mengingat keluarga Jisoo juga berasal dari keluarga yang berada.

Jisoo menghela nafas pelan, sembari memasang raut wajah bete. "Yah, gagal deh mau bikin lo benci sama gue" tuturnya.

Sehun memalingkan wajahnya dari gadis itu, "Jangan gitu ..."

"Kenapa ?"

"Entar kalo gue suka beneran sama lo, gimana ?"

"Hah ?"

"Kadang-kadang, benci kan bisa jadi cinta." Goda Sehun yang sukses membuat gadis itu bergidik ngeri, seraya bergumam "plis, jangan sampe."

"Eh tapi gue serius mau ngomong." Sergah Jisoo. Sehun kembali menoleh kearah gadis itu, kali ini ia menatapnya dengan intens. "Berhubung kita berdua nerima pertunangan ini karena terpaksa, gimana kalau kita bikin sebuah kesepakatan ?" Tawarnya.

"Maksudnya ?"

"Gini, yang tau pertunangan kita kan cuman keluarga besar kita doang ya. Selebihnya, kaya temen-temen gue, temen-temen lo, gaada yang tau soal ini. Jadi yaudah di luar lingkungan keluarga kita, kita gaperlu repot-repot bersikap selayaknya pasangan. Balik ke dunia kita masing-masing aja, gue sebagai anak kuliahan yang punya pacar anak motor. Dan elo dengan dunia perkantoran lo yang super sibuk itu. Kalau kita ketemu diluar kita pura-pura gakenal aja. Seolah-olah pertunangan ini gapernah terjadi. Gimana ? Biar kita sama-sama ga kesiksa ngejalaninnya." Celoteh Jisoo, matanya menatap pria itu dengan sendu. Berharap Sehun akan menyetujuinya tanpa banyak pertanyaan.

One Shot Stories (KJS x OSH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang